Deva melihat kanan dan kirinya tidak ada Agni lalu ia menghentikan langkahnya, ia menoleh kebelakang melihat Agni berjalan sedikit cepat menyusul dirinya. Disaat yang bersamaan Andre datang menghampiri Deva, Agni yang tersadar Andre menghampiri Deva ia langsung membelokkan badannya ke arah yang berlawanan dari Deva.
Deva merasa heran, ia berpikiran apakah Agni akan membuat nya kesal lagi. Namun saat Deva akan menyusul Agni pundaknya sudah lebih dulu di tepuk oleh Andre.
" Bro.. " ucap Andre.
" Eh.. iya " balas Deva.
" Gimana ? pembahasan kita kemarin belum selesai " ucap Andre.
" Oke.. kita ke ruangan " Deva berlalu bersama Andre menuju ruang jaga.
Dilain tempat Agni segera mengeluarkan ponselnya, ia akan mengirimkan pesan kepada Deva, jika ia tadi tidak jadi menghampiri nya karena sudah melihat Andre menghampiri Deva.
" Maaf Dok, tadi saya lihat Dokter Andre, jadi saya belok aja ".
Pesan terkirim, tidak lama Deva membalas pesan Agni.
" Dok ? "
Agni kembali membalas pesan dari Deva.
" Mas Deva 😊 "
Pesan terkirim, tidak lama Deva kembali membalas pesan dari Agni.
" Oke Mbak Agni, sorry aku ada kerjaan dulu sama Andre, nanti aku balik ke ruangan "
Agni tidak membalas pesan Deva, ia bergegas menuju kantin untuk memesan makanan, Agni sedikit tenang karena Deva sudah tidak marah kepadanya. Sesampainya di kantin ia langsung memesan makanan untuk makan siang dirinya dan juga ia berniat untuk membelikan makan siang untuk Imel dan Meysa.
Disaat menunggu pesanan nya selesai, Agni duduk sambil memainkan ponselnya, ia baru teringat pasti sampai ruangan nanti ia akan di interogasi oleh Meysa dan Imel.
Duh harus ngomong apa ya sama Kak Imel dan Kak Meysa, padahal aku sama dokter Deva udah komitmen untuk jangan ada yang tahu dulu kalo aku sama dokter Deva... Agni.. Agni... selesai satu masalah.. muncul masalah baru yang dibikin sendiri..
Ya Tuhan.... beginikah hidup menjadi manusia dewasa...
Disaat yang bersamaan pesanan makanan nya selesai.
" Bu Bidan.. ini pesanan nya " ucap Ibu Suji penjual makanan membuyarkan lamunannya, menyerahkan kantong plastik berwarna putih.
" Oh ya Bu terima kasih, ini uang nya " Agni menyerahkan uang lalu beranjak dari duduk nya untuk kembali ke ruangan.
Baru saja ia melangkah kan kakinya sekitar beberapa meter dari kantin ia teringat Deva, yang seperti nya Deva pun belum makan siang, Agni kembali ke kantin ia berinisiatif untuk membelikan Deva makan siang.
" Bu .. " Agni kepada Bu Suji.
" Iya Bu Bidan, ada apa lagi ? ada yang kurang ? " tanya Bu Suji.
" Euh.. iya Bu.. kalo nasi goreng cumi nya masih ada ? " tanya Agni.
" Masih ada " jawab Bu Suji.
" Mmh.. saya pesan satu porsi ya untuk Dokter Deva, tolong dikirim ke ruangan jaga nya.. ini uangnya.. terima kasih ya Bu " Agni berbicara tidak terlalu keras khawatir ada yang mendengar.
" Oh ya siap, untuk Dokter Deva ya.. " ucap Bu Suji memperjelas.
" Iya Bu "
Bu Suji mengangguk ia lalu mulai membuat bumbu untuk nasi goreng pesanan Agni, sedangkan Agni kembali melangkahkan kakinya menyusuri koridor-koridor rumah sakit, menuju ruangan bersalin.
Di setiap langkah Agni ia memikirkan apa yang harus ia katakan jika ditanya oleh Meysa dan Imel, ia yakin pasti Meysa dan Imel menunggu penjelasan darinya.
Bisa-bisanya lagi, aku santai banget tadi keluar ruangan bareng Dokter Deva, bakal jadi cerita baru lagi ini.. Duhhh.... Ck....
Saat Agni akan belok ke ruangan nya tangannya di raih oleh seseorang yang tidak asing baginya.
" Agni.. " ucap Fahri.
" Fahri ih.... " Agni segera mengepiskan tangan Fahri.
" Kalo jalan jangan sambil melamun " ucap Fahri.
" Nggak kok, siapa yang ngelamun.. udah ya aku mau masuk " Agni bergegas masuk kedalam ruangan.
Ya Tuhan.. Fahri lagi ... ngapain juga dia lewat-lewat sini..
Agni menutup wajahnya sendiri. Setelah dirasa tenang ia mengganti sepatu yang ia pakai, menjadi sandal ruangan yang biasa digunakan, ia berjalan dengan tenang seolah tidak ada apa-apa, ia masuk kedalam ruang jaga tidak ada siapa-siapa disana. Ia lalu menyimpan bungkusan makanan lalu segera menuju kamar bersalin.
Benar saja, Meysa dan Imel sedang mempersiapkan perlengkapan bersalin, karena pasien sudah mendekati proses persalinan.
" Kak apalagi yang kurang ? " tanya Agni langsung berbaur dengan Imel dan Meysa.
" Udah siap kok semua, tinggal sarung tangan steril " ucap Meysa.
" Oh ya udah aku ambil dulu " Agni melangkah kan kakinya untuk mengambil sarung tangan steril di ruangan bahan habis pakai.
Namun dengan sigap Meysa mencegah Agni, Agni mengehentikan langkahnya.
" Kita butuh penjelasan dari kamu " bisik Meysa.
" Penjelasan apa Kak ? " tanya Agni.
" Pokonya setelah ini, kita ke ruang jaga, jangan kamu sibuk sendiri malah kemana-mana" ucap Meysa.
Agni hanya bisa mengangguk, lalu ia tersenyum seolah tidak di terjadi apa-apa.
Selesai mempersiapkan semuanya, Agni, Meysa dan Imel kembali ke ruang jaga, disana Bu Irna pun sudah siaga jika dalam waktu dekat pasien akan segera melahirkan.
" Hmm.. wangi banget nih " ucap Imel.
" Ini Kak, tadi aku beliin makan siang, pasti kalian belum makan kan ? " ucap Agni.
" Hmm.. ini kamu yang beli atau dibeliin Dokter Deva ? " ucap Meysa menyelidik.
Agni membulatkan matanya.
" Kak.. jangan keras-keras ngomong nya ada Bu Irna " ucap Agni sedikit berbisik.
" Oke kita masuk ke dalem " Meysa dan Imel masuk ke kamar yang biasa mereka gunakan untuk tidur jika sedang shift malam.
" Oya Bu Irna , udah makan siang ? " tanya Agni ia merasa tidak enak karena hanya membeli makan untuk mereka bertiga.
" Sudah Gni.. kamu belum makan ? makan dulu aja " ucap Bu Irna.
" Oh ya.. kita bertiga makan dulu ya Bu " ucap Agni.
" Oke.. " Bu Irna mengangguk tersenyum.
Agni menyusul Meysa dan Imel ke kamar jaga, disana Meysa dan Imel sudah duduk lesehan menunggu Agni.
" Agni ayo duduk " ucap Meysa.
" Iya Kak.. " Agni menuruti.
Mau diapain nih sama Kak Meysa.
Batin Agni.
" Kita langsung aja ya, iya gak Mel..."
" Hemm iyaa... " jawab Imel.
" Kamu jujur ya sama kita, kamu ada sesuatu kan sama Dokter Deva ? " tanya Meysa.
Agni terdiam.
" Agni.. kok kamu gitu sih.. kamu nikung aku .. " ucap Imel dengan nada yang tidak biasanya membuat Agni sedikit terhenyak kaget.
" Hah.. Kak.. aku gak ada maksud Kak.. " Agni terhenyak kaget.
" Aku tuh udah lama banget naksir Dok Dev " ucap Imel.
" Kak.. maafin aku.. aku gak bermaksud Kak... " Agni sudah berkaca-kaca.
" Kamu tega ya... pokonya aku gak mau kenal kamu lagi .." Imel sedikit menekankan.
" Kak.. maafin aku... plisss... aku gak tahu kalo kakak.... " ucap Agni terpotong, hampir saja air matanya tumpah.
" Kalo Kakak apa ? Kalo kakak naksir Dok Dev gitu ? iya gitu ? padahal bohoooonggg.... hahahaha " Imel dan Meysa tertawa.
" Kaaakkkk... apa ih maksud nya ? " Agni masih tidak mengerti sebenarnya ia sedang dikerjai oleh Meysa dan Agni.
" Aku emang gak naksir Dokter Deva.. Agnii... kita cuma ngerjain kamu aja, eh tapi beneran nih sama Dokter Deva ? Kok bisa sih ? gimana ceritanya ? " tanya Imel.
" Pokonya panjang cerita nya gak bakalan kelar beberapa episode kalo di ceritain " jawab Agni.
" Hmm.. kita sih ikut seneng Gni.. soalnya selama ini gak ada tuh gosip Dokter Deva deket sama siapa gitu, ada juga cewek-cewek yang nyosor duluan tapi gak pernah Dok Dev tanggepin, makanya kita aneh aja pas tau kamu sama dia " susul Meysa.
" Pokonya selamat ya.. kaya nya kita harus hati-hati nih.. body guard nya serem.. " ucap Imel disusul tawa oleh Meysa.
" Hmm.. Kak.. jangan gitu dong, makasih ya Kak, aku udah kaget loh kirain emang iya Kak Imel bakal marah sama aku karena Kak Imel yang naksir Dokter Deva " ucap Agni.
" Hahahaha.. wajar sih kalo naksir juga emang ganteng kan " balas Meysa disusul oleh tawa keduanya.
Akhirnya mereka berdua tahu jika Agni sedang menjalin hubungan dengan Deva, namun Agni meminta cukup mereka dulu yang tahu, ia belum siap jika berita ini diketahui oleh yang lainnya atau mungkin bisa tersebar satu rumah sakit.
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
semoga kompak yah kalian dalam satu tim
2025-01-29
0
Yani
Agni di kerjain jadi ngaku deh
2023-05-16
0
Yuni Verro
nah kan ngaku juga
2023-04-13
1