BAB 5 - Kehujanan

Kantin Rumah Sakit

" Kamu pesan apa Gni ? " tanya Meysa.

" Hmm.. Nasi goreng cumi aja Kak.. laper " jawab Agni.

" Oke.. " balas Meysa.

" Eh Kak.. aku aja yang pesen.. Kakak duduk aja sama Kak Imel " ucap Agni.

" Udah santai aja " balas Meysa.

" Iya Gni, tunggu aja sini sama aku, kalo Meysa dia biasa kaya gitu, udah paham urusan pesan memesan hehehe " ucap Imel tertawa disusul oleh tawa Agni juga.

Tidak lama Meysa kembali lalu duduk dekat mereka berdua.

" Udah tinggal tunggu aja " ucap Meysa.

" Makasih Kak.. " balas Agni.

" Oke.. santai.. "

Disaat yang bersamaan Arif pun berjalan menuju kantin, ia melihat Agni sedang bersama Meysa dan Imel.

" Oh.. jadi dia itu Bidan, pantesan kemaren ada beberapa karyawan baru yang masuk mungkin salah satu nya cewe itu " batin Arif.

Arif berjalan menghampiri meja Meysa dan Imel juga Agni.

" Hai Mey.. " ucap Arif.

" Woii.. Rif.. shift pagi juga ? " tanya Meysa.

" Iya, biasa abis libur 3 hari.. " jawab Arif.

" Widih ngeri.. kita malah belum dapet libur, tapi kayanya bulan ini dapet soalnya personil kita udah nambah " ucap Meysa melirik ke arah Agni.

Agni hanya tersenyum kecil.

" Eh.. kamu yang waktu itu nabrak kan, kenalin.. Arif " Arif dengan pede nya langsung menyodorkan tangan.

" Saya Agni Kak " Agni dengan gaya namaste.

" Oh ya oke.. " Arif mengerti ia kembali menarik tangannya.

" Mel.. gak bisa liat cewek cantik dia.. " ucap Meysa ke Imel.

" Benerrr... jangan mau sama dia Gni hahahah playboy kelas kakap " Imel berbisik ke arah Agni namun masih dapat di dengar.

Sontak Meysa dan Imel tertawa, Agni pun tertawa kecil. Hanya Arif yang tidak tertawa karena bete dengan ucapan Imel. Tetapi mereka biasa bercanda seperti itu, Meysa dan Imel sudah mengenal Arif, karena mereka masuk untuk bekerja di Rumah Sakit Husada ini di tahun yang sama sudah hampir 5 tahun mereka bekerja disana, lagipula Imel dan Meysa sudah biasa bertemu Arif di ruang bedah, jika mereka berdua diminta menjemput pasien pasca operasi Caesar.

" Eh bentar dulu.. tadi katanya kamu nabrak ? nabrak gimana maksudnya ? kamu kecelakaan ? " tanya Meysa karena ia tahu Agni selalu berangkat ke rumah sakit menggunakan motor matic nya.

" Oh bukan Kak .. waktu itu aku sempet kesiangan, nah aku kan sedikit lari tuh buat sampe ruangan, tau nya aku nabrak Kak Arif ini " jawab Agni.

" Ohh gitu .. pantesan seneng nih Si Arif hahaha " ucap Imel tertawa.

Habis Arif di bully oleh Meysa dan Imel. Namun itu semua tidak membuat Arif marah, karena Arif tahu mereka berdua hanya bercanda.

Mereka menyelesaikan makan siang nya, setelah selesai mereka akan kembali ke ruangan masing-masing, karena Agni, Imel dan Meysa pun masih harus kembali memantau Ibu Ibu hamil yang akan bersalin.

" Agni.. duluan ya.. kalo berkenan nanti pulang saya tunggu di parkiran ya.. " ucap Arif.

Agni hanya tersenyum kikuk.

" Yah..yah.. jangan Agni jangan.. denger ya kata aku jangan.. " Imel sambil mengangkat tangannya.

" Mel ih.. gak dukung banget " ucap Arif.

" Udah yok ah.. balik ke ruangan " balas Meysa.

Mereka bertiga berjalan menyusuri koridor-koridor rumah sakit menuju ruangan nya. Dalam perjalanan nya disaat mereka bertemu dengan teman sejawat mereka saling menyapa, begitu pula jika berpapasan dengan Dokter atau Koas yang sama-sama sedang praktik di rumah sakit ini.

" Mel... " panggil salah satu perawat.

" Hai .. istirahat ? ke ruangan ya.. " balas Imel.

" Bu Bidan pada kemana nih ? " tanya Dokter Andre.

" Dok.. ke ruangan dok abis jajan " jawab Meysa.

Begitulah mereka, Agni pun merasa beruntung ia bisa kenal dengan Meysa dan Imel seniornya yang baik dan bersedia membimbingnya juga.

...****************...

" Ayo Bu.. semangat yaa.. jika sudah kembali mulas Ibu bisa mengejan ya.. " ucap Agni.

Agni dan Meysa membantu Ibu yang akan segera melahirkan dibantu oleh Bu Irna.

" Ayo Bu dorong Bu... "

" Tarik nafas... buang... tarik nafas.. buang.. "

" Tiup tiup Bu.. "

" Ya... sekali lagi Bu... "

" Oe..oe..oe.. "

" Alhamdulillah.. sudah lahir ya Bu... "

Begitulah pekerjaan Agni setiap hari nya, namun ia merasa senang dan nyaman karena memang ini pekerjaan yang ia idamkan. Membantu Ibu-ibu hamil yang hendak bersalin.

Setelah selesai menolong persalinan Agni merapikan alat-alat medis bekas pakai, sedangkan Meysa membersihkan dan merapikan Ibu lalu memposisikan ke posisi yang nyaman.

" Bu saya cek dulu ya tekanan darahnya " ucap Agni.

Agni memeriksa tekanan darah Ibu itu, lalu mengobservasi masa nifas Ibu selama dua jam sebelum dipindahkan ke ruangan Nifas.

" Alhamdulillah normal ya Bu, jika Ibu merasa pusing atau mual, Ibu bisa panggil saya dengan memencet bel di sebelah ya " ucap Agni lagi

" Terima kasih Bu Bidan "

" Sama-sama Bu, saya permisi dulu " balas Agni.

Agni berlalu kembali ke ruang jaga, disana Meysa dan Imel sedang mencatat hasil pemeriksaan begitupun Bu Irna.

" Sudah selesai Gni ? " tanya Bu Irna.

" Sudah Bu, semua normal.. " jawab Agni.

" Oke.. "

Agni duduk di kursi nya lalu ia pun mencatat hasil pemeriksaan Ibu nifas yang ia pantau tadi. Saat semua sedang fokus mencatat terdengar petir menggelegar dan kilatan nya menembus kaca ruangan membuat seisi ruangan sontak kaget.

Saat mendengar petir Agni langsung loncat dari kursinya mendekati Bu Irna, begitu pun Meysa dan Imel.

Mereka merasa seperti orangtua sendiri kepada Bu Irna, Bu Irna memang seorang Bidan senior, kepala ruangan yang baik dan bijaksana, selalu membantu, melindungi anak-anak didiknya sehingga para bidan-bidan junior merasa aman jika dekat Bu Irna.

" Kalian ini... " ucap Bu Irna karena Meysa, Agni dan Imel memeluk Bu Irna.

" Udah balik lagi ke tempat duduk masing-masing " ucap Bu Irna lagi.

" Bu serem ah.. " ucap Meysa.

" Mel.. Mel.. tolong nyalakan lampu ke setiap ruangan, seperti nya akan hujan besar sudah gelap " pinta Bu Irna.

" Siap Bu " Imel memang dikenal agak pemberani dibandingkan bidan-bidan yang lain, mau gelap mau terang Imel tidak jadi masalah.

" Oya Mel sekalian liat pasien-pasien ya.. maaf hehe " ucap Meysa.

" Hmmm.. " Imel berlalu meninggalkan mereka bertiga.

Tidak lama hujan turun sangat deras disertai petir yang menggelegar.

" Duh gimana pulang ini " gumam Agni.

" Kamu bawa motor ? " tanya Meysa.

" Nggak, ban motorku masih bocor belum ditambal hehehe " Agni tersenyum kecil.

" Bawa ke bengkel lah Gni " ucap Bu Irna.

" Iya Bu belum sempat, rencana nya hari ini eh malah hujan " balas Agni.

Mereka kembali dengan laporan pasien, tidak lama Imel kembali ke ruangan.

" Gimana Mel ? " tanya Bu Irna.

" Aman Bu "

" Oke "

" Selesai.. mari kita pulang... eh kemana nih yang shift siang kok belum dateng" ucap Meysa.

" Kehujanan kali " balas Imel.

Tidak lama terdengar pintu ruangan terbuka.

" Assalamualaikum selamat siang " ucap Bidan senior katim shift siang yang bernama Elma mereka biasa menyebutnya dengan sebutan Mbak.

" Wa'alaikumusalam " ucap mereka bertiga.

" Akhirnya Mbak e datang " susul Meysa.

" Mau kemana Mey " tanya Elma.

" Mari pulang marilah pulang bersama-sama " jawab Meysa sedikit bernyanyi disusul gelak tawa dari mereka.

" Jangan dulu, yang shift siang belum ada yang dateng lagi, oya.. cuma bertiga ? " tanya Elma.

" Iya, Dokter Deva di poli " jawab Bu Irna.

" Oh oke jadi yang shift siang dokter nya siapa dong ? " tanya Elma lagi.

" Dokter Shintia " jawab Bu Irna.

" Oke deh "

Disaat yang bersamaan bidan-bidan shift siang berdatangan, sebelum pulang mereka operan dinas terlebih dahulu dari yang shift pagi ke shift siang.

Setelah selesai karyawan shift pagi pulang termasuk Agni.

Saat keluar ruangan, terlihat awan sangat gelap dan hujan begitu deras.

" Gni, kamu pulang naik apa ? " tanya Meysa.

" Paling angkot Kak, kalo gak taxi aja " jawab Agni.

" Aku duluan ya, kamu hati-hati " Meysa berjalan menuju parkiran motor karyawan karena arah pulang Agni dan Meysa berbeda.

Agni berjalan kembali menyusuri koridor-koridor rumah sakit, ia melihat panah bertuliskan EXIT. Ia keluar rumah sakit melalui pintu itu. Agni sudah berada di halaman rumah sakit banyak orang yang berteduh disana entah tukang dagang, entah itu keluarga pasien dan beberapa tenaga kesehatan lain yang sebagian Agni belum mengenalinya.

" Duh gimana ini, mau naik angkot harus nyebrang ke halte depan, mana gak bawa payung lagi " batin Agni.

Ia menunggu agar hujan sedikit reda, sehingga ia bisa berjalan sampai halte, agar ia bisa menaiki angkot menuju rumahnya.

Hampir 20 menit Agni menunggu, Do'a Agni terkabul hujan mulai mereda lalu ia mulai berjalan menuju halte depan rumah sakit, namun tanpa disangka belum juga ia sampai halte hujan kembali deras dengan kilatan yang menyambar.

" Ya Allah Ya Rob.. lindungi Aku.. " Batin Agni.

Akhirnya ia sampai di halte dengan baju yang basah kuyup. Karena kehujanan. Ia pun menunggu dengan beberapa orang lain yang sama kehujanan juga.

Hampir 20 menit juga menunggu, belum ada juga angkot maupun taxi yang lewat.

" Duh gimana ini ? udah makin sore gak ada angkutan, baju basah, kedinginan, sedih banget hikss " batin Agni.

Agni mulai teringat kenapa ia tidak menghubungi Ayah nya saja, Ayah nya pasti masih dikantor.

Saat Agni membuka tas nya untuk mengambil ponsel tiba-tiba Mobil berwarna abu-abu tua berhenti tepat di hadapannya. Lalu membuka kaca mobil nya.

" Agni... Bu Bidan... " Teriak pria didalam mobil itu.

Agni sontak mengangkat wajahnya melihat ke arah pria itu.

" Dokter Deva " gumam Agni.

" Ayo naik " ucap Deva.

" Terima kasih banyak Dok, saya menunggu angkutan saja " susul Agni.

" Diluar hujan deras, lihat baju kamu.. " teriak Deva lagi.

Agni melihat baju seragam putih yang ia kenakan, benar saja sedikit menerawang karena basah diguyur air hujan. Ia pun menjadi tidak nyaman jika ada orang yang melihat ke arahnya.

" Ayo masuk " teriak Deva lagi.

Mau tidak mau Agni masuk kedalam mobil yang sudah di buka pintu nya oleh Deva. Ada perasaan ragu tapi mau bagaimana ia pun tidak bisa berlama-lama di halte dengan baju yang basah kuyup bisa bisa ia menjadi bahan tontonan orang-orang.

" Maaf ya Dok " Agni duduk di kursi penumpang lalu menutup pintu mobil.

" Gak perlu minta maaf, lebaran masih jauh " ucap Deva sekenanya.

" Hah.. " Agni sedikit mendongakkan wajahnya ke arah Deva.

Deva langsung mengambil jas dokter nya yang ia simpan di jok belakang.

" Pakai ini " Deva memberikan jas nya kepada Agni.

" Tidak usah dok terima kasih " Agni menutupi beberapa bagian tubuhnya dengan tas yang ia bawa.

" Kamu mau saya lihat kamu dengan baju yang basah seperti itu ? " ucap Deva.

Agni pun berpikir. Benar juga apa kata Deva.

" Oh.. nggak.. Dok.. iya terima kasih " Agni mengambil jas dokter Deva, lalu ia pakai untuk menutupi bagian tubuhnya yang perlu ditutupi.

" Oke.. rumah kamu dimana ? saya antar kamu pulang " ucap Deva.

" Hmm.. sampai ada angkutan saja Dok " balas Agni.

" Hmmm... " Deva hanya mengehela nafas dalam lalu menyalakan mesin kembali melajukan mobil nya meninggalkan halte.

Hening di dalam perjalanan, hanya terdengar deru mesin mobil.

" Buseettt ini jas wangi bener, perasaan gak wangi-wangi banget gini deh waktu aku duduk di sebelahnya kemaren-kemaren, mimpi apa aku semalem, bisa naik mobil Dokter Deva " batin Agni.

Agni tetap menatap lurus kedepan begitupun Deva, namun sesekali Deva melirik ke arah Agni dengan ujung ekor matanya, tanpa Agni sadari.

" Kayanya gue naksir sama ni cewe.. Agni apakah kamu menerima cintaku... arghhhhh Gila emang !! " batin Deva.

💐💐💐

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah dok beneran naksir nih

2025-01-28

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

mulai tumbuh benih2 cnt

2024-02-27

1

Yuni Verro

Yuni Verro

cepat di lamar dok agni nnti diambil arif

2023-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2 BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3 BAB 3 - Salah Paham
4 BAB 4 - Curi-curi Pandang
5 BAB 5 - Kehujanan
6 BAB 6 - Perhatian
7 BAB 7 - Agni Sakit
8 BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9 BAB 9 - Kena Semprot
10 BAB 10 - Rumah Sakit
11 BAB 11 - Rasa Yang Lain
12 BAB 12 - Dinas Malam
13 BAB 13 - Menyatakan
14 BAB 14 - Ragu
15 BAB 15 - Gagal Kencan
16 BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17 BAB - 17 Gengsi
18 BAB - 18 Kecewa
19 BAB - 19 Berdamai
20 BAB 20 - Mengakui
21 BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22 BAB 22 - Fahri Lagi
23 BAB 23 - LDR
24 BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25 BAB 25 - Dia Adikku !
26 BAB 26 - Calon Mama Mertua
27 BAB 27 - Maaf
28 BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29 BAB 29 - Lelah
30 BAB 30 - Dukungan
31 BAB 31 - Restu
32 BAB 32 - Menemui Deva
33 BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34 BAB 34 - Pertemuan
35 BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36 BAB 36 - Persiapan 100 %
37 BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38 BAB 38 - Malam Pertama
39 BAB 39 - Pengantin Baru
40 BAB 40 - Rencana Ibu
41 BAB 41- Rumah Mertua
42 BAB 42 - Sup Ayam
43 BAB 43 - Kota Bunga
44 BAB 44 - Bermalam Di Villa
45 BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46 BAB 46 - 3 Bulan
47 BAB 47 - Kembali Bekerja
48 BAB 48 - Agni Khawatir
49 BAB 49 - Deva Protes
50 BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51 BAB 51 - Kumpul Keluarga
52 BAB 52 - Deva Sakit
53 BAB 53 - Klinik Kecantikan
54 BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55 BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56 BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57 BAB 57 - Agni Curiga
58 BAB 58 - Pengakuan Mentari
59 BAB 59 - Prahara
60 BAB 60 - Deva Gusar
61 BAB 61 - Kota Metro
62 BAB 62 - Pak Jefri
63 BAB 63 - Pergi Liburan
64 BAB 64 - Maldives In Story
65 BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66 BAB 66 - Berita Bahagia
67 BAB 67 - Ruang Perawatan
68 BAB 68 - Deva Aneh
69 BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70 BAB 70 - Mangga Muda
71 BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72 BAB 72 - Mood Swing
73 BAB 73 - Masih Ngambek ?
74 BAB 74 - Double Job
75 BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76 BAB 76 - Praktek Klinik
77 BAB 77 - Soto Ayam
78 BAB 78 - Siapa Gavin ?
79 BAB 79 - Rencana Mentari
80 BAB 80 - Kepulangan Dhena
81 BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82 BAB 82 - Menyusun Rencana
83 BAB 83 - Makan Siang
84 BAB 84 - Hi My Baby
85 BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86 BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87 BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88 BAB 88 - Kantor Polisi
89 BAB 89 - Kecurigaan Deva
90 BAB 90 - Temuan Polisi
91 BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92 BAB 92 - Arisan Mama Nita
93 BAB 93 - Penyamaran Polisi
94 BAB 94 - Kegaduhan
95 BAB 95 - Terungkap
96 BAB 96 - Pengakuan Mentari
97 BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98 BAB 98 - Flashback
99 BAB 99 - Bertemu Sahabat
100 BAB 100 - Andre dan Shintia
101 BAB 101 - Pink or Blue
102 BAB 102 - Kerinduan Dhena
103 BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104 BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105 BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106 BAB 106 - Kebahagiaan
107 BAB 107 - Ulang Tahun
108 Author Menyapa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2
BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3
BAB 3 - Salah Paham
4
BAB 4 - Curi-curi Pandang
5
BAB 5 - Kehujanan
6
BAB 6 - Perhatian
7
BAB 7 - Agni Sakit
8
BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9
BAB 9 - Kena Semprot
10
BAB 10 - Rumah Sakit
11
BAB 11 - Rasa Yang Lain
12
BAB 12 - Dinas Malam
13
BAB 13 - Menyatakan
14
BAB 14 - Ragu
15
BAB 15 - Gagal Kencan
16
BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17
BAB - 17 Gengsi
18
BAB - 18 Kecewa
19
BAB - 19 Berdamai
20
BAB 20 - Mengakui
21
BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22
BAB 22 - Fahri Lagi
23
BAB 23 - LDR
24
BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25
BAB 25 - Dia Adikku !
26
BAB 26 - Calon Mama Mertua
27
BAB 27 - Maaf
28
BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29
BAB 29 - Lelah
30
BAB 30 - Dukungan
31
BAB 31 - Restu
32
BAB 32 - Menemui Deva
33
BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34
BAB 34 - Pertemuan
35
BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36
BAB 36 - Persiapan 100 %
37
BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38
BAB 38 - Malam Pertama
39
BAB 39 - Pengantin Baru
40
BAB 40 - Rencana Ibu
41
BAB 41- Rumah Mertua
42
BAB 42 - Sup Ayam
43
BAB 43 - Kota Bunga
44
BAB 44 - Bermalam Di Villa
45
BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46
BAB 46 - 3 Bulan
47
BAB 47 - Kembali Bekerja
48
BAB 48 - Agni Khawatir
49
BAB 49 - Deva Protes
50
BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51
BAB 51 - Kumpul Keluarga
52
BAB 52 - Deva Sakit
53
BAB 53 - Klinik Kecantikan
54
BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55
BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56
BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57
BAB 57 - Agni Curiga
58
BAB 58 - Pengakuan Mentari
59
BAB 59 - Prahara
60
BAB 60 - Deva Gusar
61
BAB 61 - Kota Metro
62
BAB 62 - Pak Jefri
63
BAB 63 - Pergi Liburan
64
BAB 64 - Maldives In Story
65
BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66
BAB 66 - Berita Bahagia
67
BAB 67 - Ruang Perawatan
68
BAB 68 - Deva Aneh
69
BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70
BAB 70 - Mangga Muda
71
BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72
BAB 72 - Mood Swing
73
BAB 73 - Masih Ngambek ?
74
BAB 74 - Double Job
75
BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76
BAB 76 - Praktek Klinik
77
BAB 77 - Soto Ayam
78
BAB 78 - Siapa Gavin ?
79
BAB 79 - Rencana Mentari
80
BAB 80 - Kepulangan Dhena
81
BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82
BAB 82 - Menyusun Rencana
83
BAB 83 - Makan Siang
84
BAB 84 - Hi My Baby
85
BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86
BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87
BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88
BAB 88 - Kantor Polisi
89
BAB 89 - Kecurigaan Deva
90
BAB 90 - Temuan Polisi
91
BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92
BAB 92 - Arisan Mama Nita
93
BAB 93 - Penyamaran Polisi
94
BAB 94 - Kegaduhan
95
BAB 95 - Terungkap
96
BAB 96 - Pengakuan Mentari
97
BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98
BAB 98 - Flashback
99
BAB 99 - Bertemu Sahabat
100
BAB 100 - Andre dan Shintia
101
BAB 101 - Pink or Blue
102
BAB 102 - Kerinduan Dhena
103
BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104
BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105
BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106
BAB 106 - Kebahagiaan
107
BAB 107 - Ulang Tahun
108
Author Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!