Hari demi hari dilalui oleh Agni dan Deva seperti biasa walaupun hati mereka masing-masing merasa tidak biasa. Agni sudah melalui masa pantau 3 bulan, ia sudah menjadi karyawan tetap di rumah sakit, sudah mendapatkan seragam dan sertifikat.
Apaan sih Gni.. Gak usah BAPER cuma karena Dokter Deva suka perhatian, dia dokter loh pasti nyari dokter juga, kalo sama Dokter Shintia nah lebih cocok dibanding sama kamu Gni..
Batin Agni meracau, ia pun tidak mengerti dengan pikiran dan perasaannya. Ia butuh teman untuk bicara, ia berharap dengan bicara bisa mengurangi beban hatinya.
Belum lagi ia di posisikan selalu bertemu Fahri masa lalunya, padahal Agni sudah selalu menghindar, tapi Fahri masih selalu mencari celah untuk bertemu Agni.
" Tuhan dari sekian banyak rumah sakit di negara ini, kenapa rumah sakit ini tujuan Aku dan Fahri.. " Batin Agni.
Agni masih meracau dengan pikiran-pikiran nya, Meysa seniornya yang melihat Agni melamun menghampirinya.
" Non.. " Meysa mencolek bahu Agni.
" Astagfirullah.. Kak.. " ucap Agni kaget.
" Ngelamun ya.. ngelamunin apa hayo ?? " tanya Meysa menggoda.
" Ah.. nggak Kak.. " Jawab Agni salting.
" Jangan banyak ngelamun, masih muda juga, apasih yang dilamunin ? " tanya Meysa penasaran.
" Hmm... Kak... "
" Apa ? " Meysa duduk tepat di depan Agni.
" Mmh.. aku mau cerita, tapi Kakak mau dengerin gak ? " tanya Agni.
" Cerita apa sih penting banget kayanya " jawab Meysa bercanda.
" Tapi.. gak disini ya ? di kantin aja sekalian jajan nanti " ucap Agni.
" Okee.. tapi kasih clue dong masalah apa ? bukan masalah kerjaan kan ? kamu nyaman kan kerja disini Gni ? apa masalah Risa ? " tanya Meysa menyelidik.
" Bukan.. gak ada, bukan masalah kerjaan kok, aku malah seneng dan nyaman banget kerja disini, di ruangan ini, aku banyak banget dapet pengalaman " jawab Agni.
" Syukur deh kalo gitu, oke deh nanti makan siang ya.. janji " ucap Meysa.
" Oke Kak.. tapi... malu gak ya ? "
" Malu gimana ? "
" Malu ceritanya " ucap Agni.
" Santai sih.. kita udah hampir 5 bulan loh bareng-bareng, masa gak percaya sama Aku " ucap Meysa.
" Hmm.. iya iya... " balas Agni.
Jam makan siang tiba.
Agni sudah siap untuk bercerita kepada Meysa, sebelumnya mereka memesan makan siang dan minum seperti biasa.
Sambil menunggu pesanan nya tiba, Agni mulai bicara kepada Meysa.
" Sampe segitunya ? " tanya Meysa.
Agni hanya mengangguk.
" Berarti bener perasaan aku kalo Dokter Deva emang naksir kamu Gni.. " ucap Meysa.
" Masa sih Kak.. ? Kenapa harus aku yang orang baru, kan ada dokter-dokter muda lain, ada Kak Meysa juga " ucap Agni.
" Hah.. kok jadi aku ? " Meysa berseloroh.
" Iya Maksud nya kenapa harus aku ? Kenapa dia gak nyari dokter lagi aja sih ? " ucap Agni keukeuh.
" Jodoh siapa yang tahu Gni.. kamu jujur sama aku, kamu juga naksir Dokter Deva kan ? gak mungkin banget kalo gak naksir orang dia ganteng gitu.. ya walaupun keliatan nya udah dewasa banget.. bakalan diajak nikah cepet-cepet nih kayanya " Meysa antusias.
" Awal nya sih biasa, dosen aku juga waktu kuliah dokter ganteng-ganteng Kak, tapi ya biasa aja " ucap Agni polos.
" Hahaha itu kan dosen Agniiiiii !!!! " Meysa sedikit menggebrak meja, membuat seisi kantin menoleh ke meja Agni dan Meysa.
" Kak.... " Agni menjadi kikuk.
" Eh.. sorry kelepasan " ucap Meysa.
" Gak usah teriak-teriak Kak.. ini curhat nya rahasia " ucap Agni.
" Hahahhahaha " Meysa tertawa.
Tidak lama pesanan mereka datang.
" Silakan Bu Bidan "
" Terima kasih Pak "
" Sama-sama "
Agni langsung meminum jus jeruk pesanannya, ia kira bercerita ke Meysa akan merasa tenang, ternyata malah semakin tidak karuan.
" Jadi gimana ? terima aja " ucap Meysa.
" Hmm.. "
" Gak usah banyak mikir Gni.. pokonya yang lain-lain nya urusan belakangan " ucap Meysa.
" Kak plisss jangan ada yang tahu, cuma Kakak yang tahu pokonya " ucap Agni memohon.
" Oke aman.. aku tunggu kabar baik nya pokonya " ucap Meysa, menyuapkan nasi ke mulutnya.
...****************...
Setelah 3 bulan selalu shift pagi, akhirnya Agni merasakan juga shift sore dan shift malam. Hari ini ia shift malam pertama setelah 5 bulan bekerja. Agni, Meysa dan Imel mereka kembali bertemu karena jadwal dinas mereka sama.
Setelah operan dinas dengan yang shift sore, mereka bertiga kembali ke ruang jaga.
Melihat beberapa status pasien, biasanya pasien melahirkan akan banyak di waktu malam menjelang pagi hari, karena kadar oksitosin atau hormon pada tubuh yang berfungsi untuk merangsang kontraksi tinggi pada saat malam hari.
" Dokter yang jaga malem siapa ? " tanya Imel.
" Dokter Deva " jawab Meysa.
Agni sudah mulai terbiasa jika ia mendengar kata Deva, walaupun beberapa minggu ini ia terlihat menghindari Deva, itu sedikit membuat Deva sedikit frustasi, namun setelah ia bercerita kepada Meysa, dengan beberapa perhatian yang ia dapatkan dari Deva, dukungan Meysa sebagai sahabat dan seniornya di rumah sakit, itu membuat Agni sedikit lega dan tidak banyak berpikir yang aneh-aneh.
Kalaupun memang Dokter Deva berniat baik kepadanya ya kenapa tidak. Yang terpenting selama di rumah sakit mereka profesional dengan pekerjaan dan tugasnya masing-masing.
" Eh sebentar lagi Dokter Deva selesai loh residennya " ucap Imel.
" Hah.. beneran ? perasaan baru kemaren ah " balas Meysa.
" Iya dia kan sempet beberapa kali pindah rumah sakit kan prakteknya, kalo gak salah dia bilang udah hampir 4 tahun ini ia ambil spesialis kebidanan dan kandungan, tinggal 2 atau 3 bulan lagi selesai, tapi dia bilang juga mungkin setelah selesai pendidikan dokter spesialis nya, dia masih tetep kerja disini, tapi bedanya dia udah punya jadwal praktek sendiri gak ikut-ikut Dokter Ramzie " ucap Imel karena ia sempat ngobrol dengan dokter Deva saat mereka dinas bareng.
Agni hanya menyimak 2 sekawan itu ngobrol sambil mencatat beberapa hasil pemeriksaan ada lembar status pasien.
Deva sebenarnya seseorang yang mudah bergaul dengan siapapun ia bisa nyaman untuk ngobrol, hanya saja mungkin bagi sebagian orang, Deva terkenal seperlunya padahal jika sudah kenal itu kebalikannya.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, Agni dan Meysa memeriksa beberapa pasien dan menanyakan keluhannya. Setelah berkeliling ke beberapa kamar bersalin Agni dan Meysa kembali ke ruang jaga.
" Laper gak gengs ? " tanya Imel.
" Iya laper ya..beli apa yuk ? " jawab Meysa.
" Yang anget-anget enak nih " susul Agni.
Mereka bertiga berdiskusi untuk makan malam mereka, setelah akhirnya didapati kesepakatan.
" Oke aku aja yang beli ke kantin belakang kan ? " ucap Agni.
" Iya.. tapi kamu berani ke kantin belakang ? " tanya Meysa.
" Berani lah santai aja Kak " jawab Agni.
" Oke deh.. kita stay disini berdua soalnya takut udah deket-deket yang pada mau lahiran " susul Imel.
" Siap Kak.. doakan aku " ucap Agni seloroh.
" Hahahaha ku doakan adikku " susul Meysa membalas Agni.
Mereka bertiga tertawa, Agni keluar ruang jaga, mengambil sepatunya mengganti sendal yang ia gunakan. Agni keluar ruang bersalin berjalan menyusuri koridor-koridor rumah sakit menuju kantin belakang, saat ia melewati satu ruangan yang bertuliskan " Ruangan Dokter Jaga " tangan Agni ditarik masuk kedalam ruangan.
" To.....l......."
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
siapa yah yang menarik tangan Agni, masa si Deva
2025-01-28
0
Rara Aida
mungkin yang tarik tangan agni dr deva
2024-01-22
2
Yani
Agni di tarik siapa?
2023-05-14
0