Pagi ini seperti biasa Agni sudah siap untuk pergi ke rumah sakit, bagi karyawan baru selama tiga bulan ia akan mendapatkan jadwal shift pagi.
Agni pergi ke rumah sakit dengan menggunakan motor matic nya karena dengan menggunakan motor akan mempersingkat waktu untuk sampai rumah sakit.
Sebelum melakukan kegiatan, akan diadakan apel pagi setiap hari, tepat pukul 7 Agni sudah sampai rumah sakit, ia memarkirkan motor di parkiran khusus karyawan, lalu ia berjalan memasuki koridor-koridor rumah sakit untuk sampai di ruangannya, setelah ia absen menggunakan finger print, ia lalu masuk kedalam ruangan.
Saat ia memasuki ruang jaga, beberapa bidan dan dokter sudah berkumpul, mereka sedang diberikan pengarahan oleh Dokter Ramzie selaku penanggungjawab ruang kebidanan dan kandungan. Bidan dan Dokter terlihat banyak pagi ini karena Bidan dan Dokter shift malam belum pulang ditambah dengan yang shift pagi termasuk Agni didalamnya.
Meysa yang melihat Agni baru datang segera memberikan kode untuk langsung duduk saja. Agni menuruti dan disitu hanya ada kursi kosong satu tepat di sebelah dokter Deva.
Tanpa pikir panjang Agni langsung menduduki kursi kosong itu, Deva terlihat menoleh sekilas ke arah Agni. Agni berusaha cuek dan ia tidak berani untuk melihat Deva.
Disaat yang bersamaan terdengar ponsel Agni berdering membuat seisi ruangan menoleh ke arah Agni begitupun Dokter Ramzie ia langsung menghentikan ucapan nya.
Agni sontak kaget, ia merasa malu semua tertuju kepadanya, ia lupa tidak mengganti mode silent pada ponselnya. Agni dengan sigap langsung mematikan ponselnya.
" Mo..mohon maaf Dok " ucap Agni.
Dokter Ramzie hanya mengangguk lalu melanjutkan kembali pengarahan nya.
" Ya ampun.. kenapa bisa lupa sih, gak sempet aku ganti mode nya " gumam Agni pelan namun dapat di dengar oleh Deva.
" Lain kali silent handphone nya " ucap Deva berbisik.
Agni terhenyak kaget. Lalu ia menoleh ke arah pria disampingnya.
Deva sedikit menyunggingkan senyum.
" I..iya Dok mohon maaf " ucap Agni kembali memperhatikan dokter Ramzie.
" Kamu, baru di ruangan ini ? " tanya Deva.
" Ya Dok " jawab Agni.
" Nama kamu ? " tanya Deva lagi sambil melihat name tag yang dikalungkan pada leher Agni.
" Eh... liat apa dok ? " dengan refleks Agni menggeser kursinya kembali membuat seluruh isi ruangan menoleh ke arah Agni dan Deva. Agni salah paham.
" Ada apa Dokter Deva ? " tanya Dokter Ramzie.
" Ooh.. ti..tidak ada apa-apa dok, ini kursi saya kegeser " jawab Deva sekenanya.
Agni masih heran, ia merasa jika Deva ingin melihat sesuatu pada tubuhnya, padahal Deva ingin melihat nama dirinya pada name tag yang tergantung di dada nya.
Setelah hampir 20 menit, Dokter Ramzie mengakhiri arahan nya, semua karyawan diminta untuk segera menuju halaman rumah sakit untuk melaksanakan apel pagi.
" Baik, terima kasih atas perhatiannya, ingat bekerja dengan ikhlas.. bekerja dari hati, selamat pagi.. tetap semangat ...!! Bagi yang shift malam silakan pulang dan beristirahat bagi yang shift pagi silakan menuju halaman untuk apel " ucapan akhir Dokter Ramzie.
Semua Bidan dan Dokter beranjak dari duduk mereka, Meysa segera menghampiri Agni.
" Ada apa ? " tanya Meysa.
" Euh itu Kak.. " belum juga Agni menyelesaikan ucapan nya Bu Irna bidan senior yang menjabat sebagai kepala ruangan menghampiri mereka berdua.
" Ada apa ? Agni ada apa ? " tanya Bu Irna penasaran, bagaimana pun ia bertanggungjawab atas kejadian apapun yang ada di ruangan ini.
Agni masih bingung untuk menceritakan, disaat yang bersamaan Deva datang menghampiri mereka bertiga, ia pun merasa tidak enak khawatir Agni berpikir yang tidak-tidak kepadanya, padahal ia tidak bermaksud kurang ajar, ia hanya ingin melihat nama Agni pada name tag yang tergantung di dada nya.
" Ehem... euu.. saya minta maaf atas kejadian tadi " ucap Deva.
" Saya masih kurang mengerti ya dok, memangnya ada apa ? sama Agni dan Dokter " tanya Bu Irna.
" Saya mau minta maaf ke... siapa ? nama kamu ? " tanya Deva.
" Eu.. A..Agni Dok " jawab Agni.
" Ya barusan ada salah paham, saya berniat untuk melihat nama Agni di name tag nya, tapi mungkin karena tanpa aba-aba sehingga Agni menganggap kalo saya melihat sesuatu yang lain, padahal saya hanya ingin melihat namanya saja di name tag itu " ucap Deva menjelaskan.
" Ohh .. " ucap Bu Irna dan Meysa berbarengan.
" Iya dok tidak masalah, tidak apa-apa juga, saya juga minta maaf tadi saya reflek " ucap Agni, ia masih belum nyaman dekat dengan dokter Deva.
Deva hanya mengangguk tersenyum kecil meninggalkan mereka menuju tempat apel pagi. Tinggalah Bu Irna, Meysa dan Agni disana.
" Ehemm... cieeeee.. " Meysa menggoda, lalu mencolek bahu Agni.
" Bu, kaya nya bakal ada yang ehem.. " ucap Meysa ke Bu Irna.
" Kak Meysa apa sih ? " Agni tidak mengerti.
" Sudah, ayo apel pagi dulu, nanti kita sambung lagi " ucap Bu Irna tertawa kecil, berjalan meninggalkan Meysa dan Agni.
Agni masih tidak mengerti, ia lalu ditarik tangannya oleh Meysa untuk menyusul Bu Irna menuju halaman rumah sakit untuk apel pagi, sebelum melakukan pekerjaan hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
ini rumkitnya settingnya di daerah apa kota yah,,,
2025-01-28
0
Rahma Inayah
spt agni blm pernh knl dekt dgn lawan jenis
2024-02-27
0
Yani
Agni masih polis
2023-05-14
1