Setelah kejadian tempo hari yaitu lamaran paksa dari Deva kepada Agni, Agni pun menyetujui syarat yang diutarakan oleh Deva, karena bagaimana pun ia tidak akan bisa menerima begitu saja lamaran Deva.
Walaupun selama 5 bulan ini ia bekerja dengan Deva tidak ada sedikit pun kejelekan Deva dimata Agni, namun Agni mengenal Deva hanya sebatas tenaga kesehatan yang sama-sama bekerja ditempat yang sama.
Drrt...drtt...
Ponsel Agni bergetar, ada satu pesan masuk kedalam ponselnya. Agni langsung membuka pesan itu.
Kamu dimana ? di ruangan ? bisa menemui saya di kantin belakang ?
Agni mengerutkan dahinya, ia bingung siapa yang mengirimkan pesan kepada nya karena hanya muncul nomor tanpa nama, namun ia merasa tidak asing dengan nomor ponsel itu.
Sejujurnya Agni hanya menyimpan nomor ponsel rekan kerja nya yang sering berinteraksi dengannya, karena jika ada perlu atau konsul dengan dokter atau tenaga kesehatan lain, akan menggunakan telepon ruangan, jarang menggunakan telepon pribadi.
Agni langsung berjalan ke arah papan struktur ruangan Dokter dan Bidan yang berjaga di ruangan bersalin, karena disana dituliskan nama, jabatan dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
Agni meneliti satu persatu dan mata Agni tertuju pada salah satu nomor ponsel yang sama, dengan yang mengirim pesan barusan, saat Agni mengarahkan matanya ke nama sang pemilik nomor ponsel, ternyata itu adalah nomor ponsel Deva.
" Ngapain sih malem-malem gini nyuruh ke kantin belakang " gumam Agni.
Ini adalah hari ke 3 Agni shift malam, biasanya setelah 3 hari shift malam ia akan mendapatkan libur 2 hari.
Drtt.. drtt.. ponsel Agni kembali bergetar, satu pesan masuk kedalam ponsel Agni, lalu ia langsung membukanya.
Ada yang lahir kah ? kok saya gak dikabarin ?
" Ck.. " Agni berdecak lalu ia membalas pesan Deva, khawatir Deva akan terus mengirimkan pesan kepada nya.
Ya, saya ke kantin belakang
Pesan terkirim, Agni menyimpan kembali ponselnya kedalam saku pakaian dinasnya, ia bergegas menuju kantin belakang sesuai permintaan Deva.
" Gni.. kemana ? " tanya Imel.
" Kak.. aku ke kantin dulu ya.. " jawab Agni.
" Oke.. beli cemilan ya.. oya ini uangnya titip " ucap Imel.
" Ini aja Kak.. santai.. " Agni bergegas keluar ruangan.
Ia berjalan menyusuri koridor-koridor rumah sakit menuju kantin belakang. Dari kejauhan ia melihat pria tinggi tegap yang sudah tidak asing dimatanya, mengenakan seragam scrub khas tenaga kesehatan biru langit tanpa jas putih kebanggaannya.
Agni semakin mendekat, terdengar sayup-sayup Deva sedang menerima sambungan telepon entah dari siapa.
" Besok aku jemput, landing jam berapa ? "
" Oke tunggu aku "
Agni sekilas mendengar percakapan Deva dengan seseorang diujung telepon sana. Ia merasa jika seseorang itu sepertinya bukan orang sembarangan, Agni berniat untuk tidak menemui Deva, ia pastikan itu mungkin seseorang yang spesial bagi Deva.
" Kenapa aku harus nurut, nyamperin dia kesini sih ? " batin Agni.
Saat Agni akan mundur perlahan, ternyata Deva membalikkan badannya, membuat Agni menjadi salah tingkah.
" Kok kamu disitu, dari tadi ? " tanya Deva.
Ia langsung menyimpan ponselnya di saku celana.
" Oh nggak kok Dok, baru aja " jawab Agni kikuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Kok lama sih bales pesan saya ? " tanya Deva lagi.
" Oh tadi saya lagi mantau pasien dulu dok " jawab Agni.
" Hmm oke.. oya ini.. " Deva menyodorkan bungkusan plastik berwarna putih.
" Apa ini ? " tanya Agni.
" Amunisi buat menemani kamu dinas malam ini " jawab Deva tersenyum manis.
Ya Tuhan... manis banget senyum kamu dok.. bikin hati aku melehoy.. tapi kenapa aku belum yakin sama kamu ..
Agni kembali membatin.
" O..oh.. ya.. terima kasih banyak dok " ucap Agni.
" Hmm..kamu kok masih kaku aja sih ? kamu gak ada niatan buat ganti sebutan dok, dengan sebutan lain gitu ? " balas Deva.
" Ini masih di lingkungan rumah sakit ya dok, mau bagaimana pun Dokter Deva kan memang Dokter disini " susul Agni.
Deva menghela nafas panjang.
" Oke terserah kamu deh " balas Deva.
" Kalau begitu saya permisi ya dok, terima kasih " ucap Agni berlalu meninggalkan Deva.
" Sama-sama Gni.. " Deva menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Beribu pertanyaan bersarang di otak Agni, bagaimana Deva ? orang yang seperti apa ? kenapa dia sampai usia sekarang belum menikah ? kenapa dia tiba-tiba ngajak dirinya untuk menikah padahal mereka sama-sama belum mengenal lebih dekat dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan didalam benak Agni, yang sedikit menganggu konsentrasi nya malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
siapa yah yany akan datang tadi mengunjungi si Deva
2025-01-28
0
Yani
Di kadih apa Agni ?
2023-05-14
0
iniaku
duh berasa dokter2 yulje yaaa 😍😍😍
2023-04-24
1