Deva merasa ada yang hilang Mood booster nya selama 3 hari ini tidak masuk karena sakit, bukan tanpa alasan walaupun ia sudah memiliki nomor ponsel Agni tapi ia tidak memiliki keberanian besar hanya untuk menanyakan kabar.
Jika urusan pekerjaan mungkin ia masih bisa memberanikan diri untuk menghubungi Agni, tapi jika hanya sekedar meluluskan rasa kekhawatiran nya, ia tidak memiliki keberanian untuk itu.
Gue banyak berinteraksi dengan bidan, perawat, dokter bahkan tenaga kesehatan lain, tidak sedikit yang cantik dan aduhai.. tapi kenapa gue biasa aja, tapi Agni.. walaupun ia berpenampilan sederhana, tapi... aarggghhhhh bikin otak gue gak karuan. Batin Deva mengacak rambutnya, karena ia masih berada di asrama nya sebelum ia pergi ke rumah sakit.
Pagi ini jadwal Deva di poli bersama Dokter Ramzie, sudah dipastikan ia tidak akan bertemu Agni. Karena merujuk ada surat ijin sakitnya, seharusnya Agni sudah masuk kerja hari ini.
Dilain tempat Agni sudah memarkirkan motornya, ia merasa tubuhnya sudah lebih baik, 3 hari berada di rumah membuat dirinya sedikit bosan, walau pun terkadang bekerja membuat ia lelah namun lelah itu terbayar jika ia melihat senyum bahagia dari para ibu yang menanti kelahiran bayinya.
Agni berjalan menyusuri koridor-koridor rumah sakit untuk sampai ruangan nya, dijalan ia berpapasan dengan beberapa perawat dan tenaga kesehatan lain yang sudah Agni kenal. Merek pun sudah mulai mengenal Agni bidan baru di ruang bersalin.
" Pagi Dok "
" Pagi Bu "
" Pagi Kak "
Ucap Agni setiap kali berpapasan dengan karyawan lain.
" Bu Bidan.. " ia dipanggil oleh seseorang.
Agni menoleh ke arah sumber suara, seseorang yang ia kenal berdiri tepat di sampingnya.
" Fahri ? " ucap Agni membulatkan matanya.
" Kamu kerja disini juga ? " tanya Fahri, perawat di ruang VIP.
Fahri adalah kakak kelas satu kampus Agni, mereka mengambil jurusan yang berbeda, Fahri mengambil jurusan perawat sedangkan Agni mengambil jurusan kebidanan, lebih tepatnya mereka pernah menjalin hubungan saat kuliah dulu, namun hubungan mereka kandas karena Fahri lebih dulu lulus kuliah dan selepas lulus Fahri langsung bekerja di jepang karena pada saat itu ada program untuk bekerja menjadi perawat di jepang.
Setelah dua tahun di Jepang, Fahri tidak memperpanjang kontraknya, ia lebih memilih untuk kembali ke Indonesia, bekerja di tanah kelahirannya, tanpa disangka dan dinyana ia bertemu dengan pujaan hatinya dulu di rumah sakit yang sama.
" Kalo jodoh emang gak kemana ya ? Maafin aku yang dulu, aku udah tega ninggalin kamu " ucap Fahri.
" Maksud kamu ? " tanya Agni.
" Ya.. aku jauh-jauh ke Jepang, balik lagi ke Indonesia, aku harap bisa ketemu kamu lagi, karena semua kontak aku kamu blok kan, Aku sempet frustasi tau gak Gni.. dua tahun di negeri orang tidak membuatku lebih baik ternyata, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia " ucap Fahri.
" Hmm.. udah lewat juga gak usah dibahas, lagian itu mau kamu kan bukan mau nya aku " Agni hanya tersenyum dipaksakan.
Jujur ini saat yang belum Agni inginkan, susah payah ia melupakan Fahri selama dua tahun ia menata hati, sampai akhirnya ia kembali bangkit dan memiliki semangat untuk kembali bekerja, mungkin iya masih ada perasaan yang tersisa di sudut hati Agni, tapi... itu sangat amat kecil, lebih besar luka dan sakit hati yang menutupi.. Agni berusaha melupakan itu semua.
" Hey hey hey.. pagi-pagi udah mojok aja.. apel dulu.. apel.. apel... " Ucap salah satu teman Fahri perawat juga yang bernama Bima.
" Oke.. gue nyusul " ucap Fahri.
" Permisi.. aku juga mau ke ruangan " ucap Agni sedikit ketus.
" Gni.. tunggu.. tolong buka blokir aku ya " ucap Fahri.
" Ya.. kalo inget " ucap Agni santai.
Ia bergegas pergi menuju ruangan nya, sedangkan Fahri menyunggingkan senyum kecil, ia merasa bahagia bisa kembali bertemu Agni, pujaannya hatinya dulu, memang ini kesalahan nya, kenapa ia memutuskan Agni sepihak, padahal pada saat itu Agni siap menunggu, namun dengan alasan tidak ingin menganggu kuliah Agni, lagipula ia di Jepang entah sampai kapan, karena menurut Fahri LDR tidak mudah untuk dijalani, ia lebih memilih untuk memutuskan Agni sepihak.
...****************...
" Assalamu'alaikum.. " ucap Agni saat menuju ruang jaga.
" Wa'alaikumusalam.. " ucap yang berada di ruangan berbarengan.
" Agnii...... udah sehat kamu ? sorry ya gak ditengok, tahu sendiri pasien full bed terus " ucap Meysa memeluk Agni.
" Gak apa-apa Kak, Alhamdulillah aku udh lebih baik sekarang.. " balas Agni.
Agni menyalami Bu Irna, Dokter Shintia dan juga Risa.
Risa melihat Agni dengan sedikit ketus, dalam pikiran Risa, Agni adalah karyawan baru tapi bisa cepat akrab dengan karyawan yang lain senior-senior nya.
Agni cuek saat melihat wajah Risa yang kurang bersahabat, lagipula ia baru bertemu hari ini.
" Gni.. yakin kamu udah baikan ? " tanya Bu Irna.
" Alhamdulillah Bu.. " jawab Agni.
" Oke deh.. semangat yaa.. " balas Bu Irna.
" Semangat... " ucap Agni dan Meysa di susul oleh tawa mereka berdua.
Dokter Shintia melihat ke keakraban Meysa dan Agni, merasa senang sendiri, ia tersenyum kecil lalu berjalan menghampiri mereka berdua.
Saat Dokter Shintia menghampiri Agni dan Meysa, terdengar suara teriakan dari kamar bersalin.
" Bu bidaannnn... "
Sontak semua yang berada di ruangan berlari menuju ruangan.
" Kenapa Bu, Bu.. saya pipis.. " ucap Ibu hamil itu.
Agni dan Dokter Shintia memeriksa cairan yang keluar dari jalan lahirnya, setelah di periksa menggunakan kertak lakmus ternyata itu adalah air ketuban.
" Bu ini bukan air pipis tapi air ketuban, biasanya tidak lama lagi ibu akan melahirkan " ucap Dokter Shintia.
" Gni.. siapin alat " ucap Bu Irna.
" Siap Bu.. " Agni berjalan menuju penyimpanan alat-alat medis, ia menyiapkan alat-alat yang akan digunakan di trolley agar mudah untuk dibawa.
Agni sedikit teringat dengan pertemuan nya tadi dengan Fahri. Ia tidak berharap untuk kembali bertemu dengan Fahri, menurut Agni dia laki-laki yang sudah membuat nya terbang ke awang-awang merasakan cinta yang mendalam namun ia juga laki-laki yang membuat Agni jatuh tersungkur atas perasaannya sendiri.
Aggrrhhhh.. sial... ! kenapa juga Fahri kerja disini.. aku males banget ketemu lagi sama Fahri, walaupun beda ruangan seenggaknya kita masih bisa ketemu.. cckkkk..
Meysa yang merasa Agni agak lama menyiapkan alat datang menghampiri Agni ke ruang penyimpanan alat-alat medis.
Meysa melihat Agni sedang berdiri melamun.
" Agni... " Meysa menepuk pundak Agni.
" Astagfirullahalazim.. " Agni mengusap dada nya.
" Kenapa ngelamun ? " tanya Meysa heran.
" Nggak kok kak hehehe " Agni mengalihkan pandangannya.
" Jangan banyak ngelamuunnnn.. nanti kesamm..... " Meysa melirik ke arah ruangan yang agak bawah karena disitu ada ruangan yang tidak terpakai lebih tepat nya gudang, dengan pencahayaan yang kurang, membuat bulu kuduk berdiri jika berlama-lama disana.
Agni sontak menarik Trolley dan tangan Meysa menjauh dari ruangan itu.
" Beettttt.... " Agni dan Meysa berlari secara bersamaan.
Setelah berada di depan kamar bersalin, Agni menghentikan langkahnya begitupun Meysa.
" Gni.. tunggu.. tenang .. tenang dulu " Meysa ngos-ngosan
" Atur nafas " ucap Agni pun sama mengatur nafasnya.
Setelah dirasa sudah tenang, Agni dan Meysa langsung masuk ke kamar bersalin, disana Bu Irna sedang memposisikan pasien ibu hamil tadi juga Dokter Shintia yang sudah bersiap dengan sarung tangan steril nya.
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
oh ternyata ketemu mantan Agni pas kuliah dulu yah,,,
2025-01-28
0
Yani
Wah Agni banyak yang suka
2023-05-14
2
Yuni Verro
banyak sainganmu dokter deva
2023-04-12
1