Agni Kinandari, seorang bidan muda yang baru saja bekerja di rumah sakit besar di kota tempat tinggal nya selama satu bulan ini.
" Terima kasih ya Kak.. terima kasih banyak ya Bu atas bimbingannya.. " ucap Agni pamit kepada para Bidan senior di ruangan Nifas.
Selama satu bulan ini Agni berdinas di ruangan Nifas, ruangan pasca melahirkan, namun sesuai perintah dari bagian kepegawaian rumah sakit, ia dipindahkan ke ruangan bersalin agar kemampuan nya dalam membantu persalinan lebih terasah.
" Iya sama-sama, main-main ke ruangan sini yaa Agni " balas salah satu rekan kerja Agni di ruangan.
" Siap.. nanti kalo mau ke kantin pasti lewat sini kan " ucap Agni disusul tawa dari senior-senior yang lain.
Setelah pamit Agni langsung bergegas menuju ruangan bersalin yang berada tidak jauh dari ruang perawatan nifas tadi. Sesampainya di depan pintu ruangan bersalin Ia sekilas membaca tulisan yang terpampang di depan pintu masuk ruangan " Dilarang Masuk, Hanya Petugas " .
" Aku juga petugas kok, boleh masuk ya ? " batin Agni tertawa kecil.
Agni membuka pintu ruangan, membuka sepatu yang ia pakai lalu ia simpan di rak sepatu yang sudah di sediakan, lalu mengganti dengan sandal khusus yang sudah di sediakan juga.
Agni mulai berjalan masuk, terdengar sayup-sayup suara seorang Ibu yang sedang berjuang untuk melahirkan buah hati nya.
" Sepertinya akan ada yang melahirkan " batin Agni.
Ia terus berjalan menuju ruang jaga perawat dan dokter, ada salah satu bidan senior yang ia kenal, karena sebelumnya ia sudah beberapa kali menjemput pasien dari ruangan ini ke ruang perawatan nifas.
" Permisi, selamat pagi Bu " ucap Agni.
" Eh.. Agni ya.. ayo sini, hari ini kamu dinas di ruangan ini kan ? kamu gabung dengan yang lainnya ya, karena di kamar nomor 2 akan ada pasien yang melahirkan " ucap Bu Irna
Bu Irna adalah Bidan senior ia sebagai kepala ruangan di ruangan bersalin ini.
" Iya baik Bu " ucap Agni.
" Hmm.. " Bu Irna hanya mengangguk tersenyum.
Agni bergegas menuju kamar nomor 2, disana sudah ada beberapa bidan yang berdinas pagi itu. Mereka sedang membantu memposisikan Ibu yang akan bersalin.
" Permisi Kak, saya Agni " bisik Agni kepada salah satu bidan yang berada disitu bernama Meysa.
Meysa menoleh ke arah Agni " Oh kamu yang pindah dari ruang nifas ? " tanya nya.
" Iya Kak " balas Agni.
" Oke " susul Meysa singkat.
" Kak aku bantu apa ? " tanya Agni lagi.
" Kamu pake sarung tangan dulu, nanti tolong pegang alat ini, Bayi nya belum mau keluar kita tunggu aja " jawab Meysa.
" Iya Kak " Agni langsung mengikuti perintah Meysa, bagaimana pun Meysa adalah seniornya di ruangan ini, sebagai karyawan baru ia harus banyak-banyak bertanya jangan sampai apa yang ia lakukan salah, karena setiap ruangan memiliki protap masing-masing.
Selang beberapa menit Agni sudah siap dengan sarung tangan steril yang ia pakai, sesekali ia melihat ke arah Ibu yang akan melahirkan.
" Ya Tuhan.. mungkin dimasa depan aku pun akan seperti ibu ini, berjuang untuk melahirkan anak-anak ku " batin Agni.
" Bu.. kalau sudah mulas dan ingin meneran, sudah boleh ya bu.. jika ibu tidak mulas jangan dipaksa untuk meneran " ucap Meysa.
Si Ibu hanya mengangguk dengan keringat yang sudah bercucuran.
" Dokter Deva kesini gak ? apa lahir sama kita aja nih ? " tanya Imel rekan kerja Meysa berbisik.
" Tadi sih lagi sama dokter Ramzie, tapi gak tau sekarang kemana " jawab Meysa.
Deva adalah dokter residen yang sedang mengambil spesialis kebidanan dan kandungan. Ia termasuk residen termuda disini, katanya.
Selang beberapa menit terdengar suara langkah kaki memasuki kamar bersalin nomor 2.
" Gimana ? sudah pembukaan lengkap ? " terdengar suara bariton dari balik pintu.
Meysa, Imel dan Agnu menoleh ke arah sumber suara.
" Sudah dok " jawab Meysa singkat.
" Oke " Dokter Deva langsung memposisikan dirinya, ia melihat ternyata benar pembukaan sudah lengkap dan ibu sudah bersiap dipimpin untuk meneran.
" Tolong bantu saya " ucap dokter Deva kepada Meysa dan Imel, ia menoleh sekilas ke arah Agni lalu ia kembali pada pasien di hadapannya.
Mungkin ia pun masih bingung siapa Agni, karena selama ia bekerja di rumah sakit ini, ia baru kali ini bertemu dengan Dokter Deva.
Agni memperhatikan, Ia melihat Meysa dan Imel sibuk membantu Dokter Deva, tidak mau berdiam diri Agni pun ikut membantu.
" Tolong tempat sampah medis nya dekat kan " bisik Meysa kepada Agni
Agni hanya mengangguk lalu menyimpan tempat sampah medis dekat dengan alat-alat yang akan digunakan oleh Dokter Deva.
Dokter Deva terlihat masih serius membantu persalinan, setelah 30 menit berjibaku akhirnya bayi lahir dengan selamat. Agni segera membantu Meysa membereskan dan merapikan alat-alat yang sudah digunakan, sedangkan Imel membawa bayi ke ruangan untuk di bersihkan sebelum dibawa ke ruang bayi.
Saat Meysa dan Agni sedang merapikan alat-alat medis, Dokter Deva kembali ke ruangan untuk memeriksa keadaan Ibu bayi.
" Tolong pantau ya keadaanya, nanti kabari saya " ucap Dokter Deva membuat Meysa dan Agni sedikit kaget.
" Oh.. iya dok " ucap Meysa.
Dokter Deva berlalu meninggalkan Agni dan Meysa di ruangan.
" Kebiasan dokter Deva suka dateng tiba-tiba, pergi tiba-tiba juga " bisik Meysa kepada Agni.
Agni hanya tersenyum.
" Kak bukannya hari ini jadwal Dokter Ramzie ? " tanya Agni karena sebelumnya ia melihat di bagan daftar tenaga kesehatan yang berjaga di ruangan pagi ini.
" Iya, tapi di poli obgyn lagi penuh katanya, jadi Dokter Deva yang mengantikan " balas Meysa.
" Oh iya Kak "
" Kamu siap-siap ya, kalo dinas di ruangan bersalin kadang gak ada waktu buat santai, tapi tergantung sih, di kamar 3 dan 4 juga ada calon ibu yang mau melahirkan juga, siap-siap aja, nanti setelah ini kamu pantau ya kontraksi nya " ucap Meysa.
" Siap Kak.. mohon bimbingannya ya, aku kan baru bekerja di ruangan ini "
" Oke.. jangan sungkan buat nanya ya " susul Meysa.
" Iya Kak.. "
Setelah rapi dan bersih, Agni diminta untuk membawa peralatan medis yang sudah digunakan untuk di cuci di ruangan khusus, sebelumnya Agni dan Meysa pamit terlebih dahulu kepada Ibu yang melahirkan tadi.
" Bu.. ibu bisa beristirahat dulu, anak ibu sudah dibawa ke ruangan bayi, nanti jika sudah dua jam ibu bisa pindah ke ruangan perawatan dan jika kondisi bayi stabil, ibu bisa rawat gabung bersama bayinya " ucap Meysa.
" Terima kasih Bu Bidan " balas Ibu itu.
" Sama-sama Bu, oya perkenalkan ini Bidan Agni, nanti jika ibu perlu apa-apa bisa pencet bel dan saya atau bidan Agni yang akan kesini, kami tinggal dulu ya Bu " ucap Meysa lagi.
" Iya Bu Bidan terima kasih .. "
Agni dan Meysa keluar ruangan, Agni membawa peralatan medis ke tempat cuci dan steril sedangkan Meysa ia kembali ke ruang perawatan untuk mencatat data pasien disana.
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
oh dokter Ramzie tuh ada di beberapa judul sosoknya yah,,,
2025-01-28
0
Lilik Juhariah
ku baca dhena dulu , kyx ada nih crita dr Deva TK cari ahirnya ketemu deh
2024-07-07
1
Rahma Inayah
bgus ceritanya ..si kutub es deva ..yg nnt akn berjodoh dgn agni.
dan akn menjdi bucin
2024-02-27
1