Hug His Darkness

Hug His Darkness

Part 1

Annora menatap risi seorang pria bernama Virza. Matanya membulat, alis naik ke atas hingga kening mengernyit saat sosok tersebut berjongkok di hadapannya. Dia menarik tangan saat hendak digenggam, tidak mau disentuh sedikit pun.

Demi apa pun, Annora paling tak suka dengan keadaan seperti sekarang. Dilihat oleh banyak orang. Walau semua menganggap apa yang dilakukan oleh Virza adalah hal romantis, tapi tidak di matanya. Itu terlalu norak. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya karena keadaan seperti itu sudah pernah dialami berkali-kali, hingga bosan.

“Annora Gemala Dominique, dengan cincin berlian seharga sepuluh juta euro yang dipesan khusus untuk wanita tercantik tamatan hati, aku nyatakan niat untuk mengajakmu menikah. Maukah kau menerima cintaku dan menua bersama hingga akhir hayat kita?”

Benar, kan, pria itu melamar Annora. Dia sudah merasa aneh sejak Virza tiba-tiba berjongkok di hadapannya saat ia hendak pulang setelah selesai pemotretan. Bahkan sengaja mengumpulkan seluruh karyawan untuk menjadi saksi momen bersejarah tersebut. Membuatnya semakin jijik dan ilfeel.

Annora tidak pernah menggoda pria lain. Dia hanya bekerja sebagai model dan sering ditawari menjadi brand ambassador. Lalu, sekarang menyesal sudah menerima tawaran menjadi brand ambasador salah satu produk yang dihasilkan oleh perusahaan Virza. Hingga ia berakhir terjebak dengan manusia yang ternyata memiliki perasaan padanya.

“Sorry, aku tidak bisa.” Tidak perlu berpikir lama, Annora langsung menolak karena memang ia tak ada rasa apa pun.

Annora tidak pernah jatuh cinta, walau banyak pria yang selalu mengantri dan terang-terangan mau mempersuntingnya. Hampir ratusan orang yang mendapatkan penolakan. Padahal tak ada satu pun yang berwajah jelek, juga kebanyakan dari pengagumnya adalah pengusaha kaya. Tapi, tak ada yang berhasil membuat hatinya bergetar.

Annora tidak mau menikah, menjalin komitmen, atau memiliki hubungan dengan orang yang tidak membuatnya merasakan tertarik. Nyaris ratusan pria yang mendekatinya, semua justru membuat dia risi. Entah karena terlalu pemaksa, suka kentut sembarangan, terlalu memuji diri sendiri, menyombongkan harta kekayaan yang dimiliki, dan masih banyak lagi. Jadi, tidak ada alasan untuk menerima pernyataan cinta pengagumnya. Bisa-bisa mati muda akibat menahan jijik menghadapi kelakuan yang tidak ia senang.

“Kenapa? Apa kurangnya aku? Cincin ini mahal, dan sudah setara dengan keluargamu yang kaya juga. Apakah ada hal yang tidak kau suka?” Virza berusaha meyakinkan Annora supaya menerimanya.

Tapi Annora mengambil langkah mundur. “Karena aku tidak senang dengan orang yang suka pamer, dan kau begitu bangganya memberi tahu secara lantang berapa harga cincin itu. Di depan banyak orang.”

Annora lekas berbalik badan dan berjalan cepat untuk keluar dari perusahaan milik Virza. Sebelum ia terjebak di sana.

“Annora, tunggu!” seru Virza.

Kepala Annora menengok ke belakang untuk memastikan. Pria yang baru saja melamarnya ternyata menyusul. Dia segera berlari supaya tidak tertangkap. Sebal sekali kalau bertemu orang yang memujanya terlalu berlebihan.

“Sial! Aku tidak membawa mobil,” gerutu Annora ketika berhasil keluar.

“Aku antarkan, Nora, sekaligus bertemu orang tuamu untuk membicarakan lamaranku.” Virza tidak gentar, dia juga ikut berlari saat langkah kaki Annora semakin cepat.

Annora tidak menanggapi, dia terus fokus menghindar. Kakinya terayun ke arah banyaknya orang yang tengah berjalan kaki. Mau memberhentikan taksi, tapi pasti tertangkap, maka dari itu lebih baik menjauh dahulu.

Hentakan kaki Annora tanpa tujuan, napas juga mulai terengah-engah kelelahan, tapi teriakan Virza tak kunjung hilang. Padahal sudah merasa jarak yang ditempuh jauh. Ia menengok ke belakang tanpa berhenti, sekedar memastikan.

Tapi, Annora tiba-tiba terjatuh saat tidak sengaja menabrak seseorang. “Ash ... sial sekali nasibku,” gerutunya seraya menepukkan dua telapak tangan.

“Kau baik-baik saja?” tanya seseorang yang ditabrak Annora.

Mendengar suara berat dan maskulin, membuat kepala Annora otomatis mendongak ke atas. Sudah ada tangan yang terulur di hadapannya. Dia membulatkan mata ketika berhasil mengisi kornea dengan sosok berwajah datar dan sorot mata gelap. Belum pernah bertemu orang yang berhasil menggetarkan hatinya selama ini. Tapi, melihat pria itu, kini dada terasa berdebar.

Mungkinkah itu debaran kelelahan setelah berlari, atau akhirnya Annora menemukan pria yang berhasil membuatnya tertarik pada pandangan pertama?

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-07-21

0

Komariyah Tinah

Komariyah Tinah

mampir Thor 🙏🙏

2024-07-16

0

Umi kalsum

Umi kalsum

assalamualaikum kk

2024-06-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!