Part 18

Telapak Quirinus meraba area ranjang kosong. Tanpa membuka mata, dia mencari keberadaan ponsel yang sejak tadi mengganggu. Pria itu lalu berdecak saat menyadari kalau benda tersebut disimpan dalam laci.

Kepala yang pusing itu mau tak mau harus diajak bergeser hingga mendekati ujung ranjang. Dengan malas Quirinus menarik laci, tanpa bangun. Mengambil ponsel yang terus menyala karena ada telepon masuk. Dia lupa untuk mematikan sebelum tidur.

Quirinus menekan tombol warna hijau tanpa membaca siapa yang menghubungi karena ia tak pernah sekali pun menyimpan nomor orang lain.

“Hm?” Quirinus diam dan mendengarkan orang yang sedang berbicara menggunakan suara manja.

“Sorry, hari ini aku tak bisa.” Setelah berucap, pria itu mengakhiri telepon secara sepihak. Karena ia tak mau diganggu, maka sengaja menonaktifkan ponsel.

Quirinus baru saja menolak tawaran klien yang menawarkan satu juta euro untuk sekali permainan ranjang. Dia sedang tak bisa karena sudah beberapa hari ini tak enak badan. Bahkan dunianya terasa berputar tiap kali membuka mata, ditambah perut luar biasa sakitnya. Untuk turun ke bawah ambil minum pun ia malas.

Ponsel diletakkan ke ranjang begitu saja. Itu adalah alat komunikasi khusus menerima telepon atau pesan dari klien yang tak lain adalah wanita haus hentakan. Quirinus memiliki dua gawai, satu lagi khusus untuk urusan pribadi, walau tidak pernah ada yang menghubunginya kecuali ... Annora, saat pertama kali wanita itu telepon dan mengabarkan kalau ada di depan rumahnya.

Sudah satu bulan sejak Annora diusir dari tempat tinggalnya, wanita itu benar-benar memenuhi janji. Tidak datang lagi. Hidup Quirinus kembali sunyi, tenang, damai, dan tidak ada yang peduli seperti biasanya. Tapi, benarkah kalau dia damai sejak tidak ada lagi yang mengusik kehidupan anti sosialnya?

Tiba-tiba telapak kekar itu meraup wajah dan mengusap kasar ketika lagi-lagi mengingat seseorang yang seharusnya tidak pantas untuk dipikirkan. Quirinus berusaha menepis ingatan sekilas tentang Annora yang sering kali mendadak menghantui isi otaknya tanpa alasan.

Ini adalah kali pertama Quirinus memikirkan seseorang, selain ingatan tentang kedua orang tuanya yang membuat hidupnya menyedihkan dan kacau sampai sekarang. Ia seseorang yang terombang-ambil dilautan kehidupan tanpa motivasi, bimbingan, atau arah tujuan yang jelas. Lalu membentuknya menjadi seseorang seperti saat ini, manusia keji yang mendapatkan penghasilan dari menjual satu-satunya keahlian serta ketampanan yang dimiliki.

Tangan Quirinus mengepal saat ingatan tentang Annora tak kunjung hilang. Dia menghantam kepala dengan pukulan, padahal pusing sedang melanda, dan akhirnya semakin menjadi-jadi rasa sakitnya.

Quirinus butuh rokok dan kopi supaya hari ini lebih segar. Dengan malas pria itu bangkit, berdiri tapi tak tegak karena menahan perut yang melilit, bagai ada jutaan jarum menusuk di sana.

Quirinus selalu mengabaikan tiap kali kondisi kesehatan sedang buruk. Kejadian seperti sekarang bukanlah yang pertama, tapi sering.

Setelah duduk di ruang makan menanti kopinya jadi, Quirinus lalu membawa secangkir kopi itu, sebungkus rokok, dan korek, yang siap dinikmati. Dia tahu kalau itu justru akan memperparah kondisi kesehatan. Tapi, masa bodoh, tidak akan ada yang peduli juga.

Beberapa kali Quirinus berusaha menahan mata yang mendadak seperti buram. Dia tidak yakin bisa sampai ke area kolam renang jika penglihatan kabur.

Tubuh kekar itu mendadak amburuk begitu saja di lantai. Kopi yang masih panas itu berhamburan, cangkir juga pecah menjadi berkeping-keping. Dan ... Quirinus, sesungguhnya pria itu sudah pucat sejak satu minggu yang lalu. Dia tidak pernah secara khusus periksa ke dokter tiap tak enak badan. Setidak peduli itu dengan diri sendiri karena sejujurnya ia lelah menjalani kehidupan. Jadi, seandainya semua harus berakhir sekarang, tak masalah. Mungkin tidak akan pernah ada yang menemukan jasadnya hingga dengan sendirinya terurai menjadi fosil karena dimakan waktu.

Terpopuler

Comments

himmy pratama

himmy pratama

gmn ya GK ada siapa 2 jg..moga ada keajaiban yg BS menolong Hugo kasian jg si

2024-04-20

0

Fenty Dhani

Fenty Dhani

semoga d saat yang bersamaan Annora datang mengunjunginya🥺semoga qui baik² saja

2024-01-24

0

Afika Simaremare

Afika Simaremare

aduh cepat datang annora Qui mu dah pingsan tuh

2023-08-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!