Kecerobohan Pertama Rian

Kehebohan terjadi di club malam hari ini. Jika masalah di dalam club malam hanya sekitar perkelahian ataupun razia narkoba, tapi berbeda dengan hari ini.

Polisi di hubungi oleh pihak club malam karena ada salah satu tamunya yang di temukan meninggal dunia.

Jenazah Fathan langsung di bawa untuk di lakukan autopsi agar tau penyebab kematian Fathan yang tiba tiba.

Beberapa saksi yang berinteraksi dengan Fathan di bawa ke polsek setempat untuk di mintai keterangan.

Rian sendiri keluar dari club malam berbarengan dengan beberapa orang yang berlarian keluar karena takut.

Ia berakting sama seperti yang lainnya, gesturnya di buat agak ketakutan mengikut pengunjung lain.

Setelah itu Ia pulang dengan selamat.

Sebenarnya ada perasaan mengganjal di hati Rian. Ini pertama kalinya Ia tidak menghilangkan jasad korban korbannya.

Bahkan meninggalkan tubuh Fathan di tempat umum sehingga menimbulkan kehebohan.

Walaupun semua aksinya sudah di buat serapih mungkin, tapi adanya CCTV membuat Rian cemas.

Ia takut jika Ia terekam di CCTV tersebut.

Kecemasannya tidak membuat Ia ber euforia seperti biasanya.

Ia bahkan menjadi sangat cemas, berbeda sekali dengan pribadi Rian sebelumnya.

Rian memang terbiasa melakukan semuanya dengan sempurna.

Semua pekerjaan dari mulai pekerjaan kecil samapi besar selalu Ia kerjakan sempurna tanpa celah.

Maka itu, Rian selalu menjadi juara kelas di sekolahnya.

Di dalam perjalanan yang biasanya Ia akan merasa bahagia dan senyum senyum hari ini Ia hanya kesal dan merutuk dirinya sendiri.

Team forensik mulai datang di tempat kejadian.

Walaupun TKP sudah rusak karena banyaknya orang yang hadir malam itu, tapi Team Forensik tetap melakukan penyelidikan lebih mendetail.

Mereka mengecek table Fathan dan teman temannya.

Mengecek gelas dan minuman yang mereka minum malam itu, tapi tidak ada reaksi apapun.

Reaksi paling banyak ada di dancing floor. Adanya pecahan botol minuman yang terkontaminasi dengan racun.

Dan beberapa bekas tapak sepatu yang terkontaminasi dengan racun tersebut.

Polisi juga mengecek CCTV di lokasi kejadian, tapi sayangnya ada satu CCTV yang sedang rusak, yaitu CCTV yang menyorot ke arah toilet.

Dari hasil autopsi dan olah TKP kematian Fathan hari itu di karenakan racun sianida dalam dosis banyak.

Anehnya di makanan dan minuman mereka malam itu tidak ada satupun jejak sianida.

Sudah si pastikan Fathan mendapatkan minuman itu dari orang lain.

Karna jika melihat CCTV di dancing floor setelah tidak ada di dancing floor beberapa menit, Ia kembali dengan membawa sebotol minuman.

Sayangnya teman temannya yang pergi dengan Fathan hari itu tidak tau kemana Fathan pergi.

Dari CCTV pun polisi tidak bisa menemukan jejak pembunuhnya.

Jika pembunuh itu membunuh dengan cara memberikan racun, berarti pembunuhan ini sudah di rencanakan dari jauh jauh hari.

Polisi datang ke rumah keluarga Fathan dan di terima oleh Ayah dan Ibu Fathan.

" Sebelumnya kami mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya ananda Fathan. Saya Freddy yang akan menginvestigasi kematian ananda Fathan "

Ayah dan Ibu Fathan masih terlihat kehilangan atas kepergian anak laki laki satu satunya itu.

" Sebelumnya saya ingin menanyakan, apakah Bapak dan Ibu pernah mendengar bahwa ada orang yang mengikuti Fathan baru baru ini? "

Ayah dan Ibu Fathan berfikir keras dan berusaha mengingat ingat.

" Rasanya tidak ada Pak " Jawab Ibunya Fathan.

" Atau apakah pernah mendengar jika Fathan mempunyai musuh? "

" Ga pernah juga Pak. Ia selalu menceritakan apapun kepada saya, tapi tidak pernah cerita dua hal itu "

Polisi mengalami kendala dal proses penyidikannya.

Sudah berbulan bulan lamanya tapi belum di ketahui siapa pembunuh yang membunuh Fathan.

Tapi Polisi yang menyelidiki kasus ini tidak menyerah, Ia mengumpulkan beberapa kasus serupa yang terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun.

Dan ada kasus alex dalam berkas yang Pak Polisi Freddy kumpulkan.

Selain itu Ia juga menyelusuri penjual yang menjual sianida di dekat kediaman Fathan.

Tapi sayangnya walaupun sudah mencari lebih dalam, pihak kepolisian belum menemukan pelaku pembunuhan itu.

Di tempat lain, Rian yang sudah memantau berita tentang kasus pembunuhan Fathan merasa lega karena sampai saat ini polisi belum menemukan pelaku sebenarnya.

Rian sudah berani beraksi kembali. Ia akan menghabisi para wanita malam yang sudah tua itu.

Tanpa harus bersusah payah, di suatu sore Ibunya masuk ke dalam kamar Rian.

Rian yang sedang menonton youtube kaget dengan kedatangan Ibunya.

" Anterin ini ke tempat temen saya, ini alamatnya "

Sundari memberikan secarik kertas berisikan alamat yang jaraknya cukup jauh dari sini.

" Apa ini? "

Sundari memberikan tas yang berisi sebungkus obat herbal.

" Temen saya sakit namanya Bella, kasih obat itu ke Dia " Sundari langsung keluar dari kamar Rian.

Awalnya Rian kesal karena Ibunya sangat semena mena sekali.

Tapi setelah berpikir, teman ibunya hanyalah wanita malam.

Ini bisa menjadi kesempatannya untuk membunuh teman Ibunya tersebut.

Rian membawa semua perlengkapannya. Sekarang Rian juga membawa gergaji besi, belajar dari pembunuhan Opik yang membuat Rian harus memotong bagian tubuh Opik berjam jam.

Rian rasa jika di lakukan dengan gergaji besi, akan lebih cepat untuk memotong.

Di dalam perjalanan, Rian sudah membuat skenario pembunuhan.

Hari sudah gelap saat Rian tiba di alamat yang di berikan oleh Ibunya.

Di dalam kontrakan berwarna krem itu terdapat banyak gerobak, sepertinya tetangga Tante Bella adalah pedagang.

Rian mengetuk pintu kontrakan paling pojok bernomor empat.

Tidak lama di bukakan sendiri oleh Tante Bella yang menggunakan jaket tebal dan koyo di kepalanya.

" Rian ya? Masuk masuk " Rupanya Tante Bella sudah di hubungi oleh Ibunya bahwa Ia akan datang membawa obat herbal.

Rian masuk ke dalam ruangan Tante bella yang berbau rokok.

Walaupun ada AC udara di dalam kamar tante Bella terasa sesak.

" Sebentar ya Tante bikinin minum " Tante Bella beranjak menuju dapur.

" Ga Apa kamu pasti capek dateng kesini. Jauh kan dari rumah kamu "

Terdengar suara cangkir yang beradu dengan sendok, sepertinya Tante Bella sedang membuatkannya kopi.

Tidak menyiayiakan kesempatan Rian langsung memasukan sianida ke gelas air mineral Tante Bella.

Tidak lama kemudian, Tante bela datang dengan secangkir kopi.

" Di minum dulu Yan "

" Iya Tante " Jawab Rian, tapi Ia tidak menyentuh cangkirnya sama sekali.

" Tante lagi masuk angin? " Tanya Rian basa basi.

" Iya biasa Yan, namanya juga udah tua jadi gampang masuk angin. Maka itu Ibu kamu ngasih Tante obat, katanya bagus untuk masuk angin "

Tante Bella mengambil gelas yang sudah Rian isi dengan Sianida.

Meminumnya sampai habis dan menyodorkan rokok kepada Rian.

" Aku ga merokok Tante " Tolak Rian Sopan.

Tante Bella menyalakan rokok putih itu dan menghisapnya.

Hanya beberapa kali hisap Tante Bella merasakan sakit kepala yang sangat sakit.

Ia menggelepar dan berusaha meminta tolong, tapi suara yang keluar dari mulutnya hanya seperti sebuah lirih.

Rian hanya memandangi adegan di depannya dengan tangan bertumpu di dagu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!