Kematian Alex adalah pembunuhan terakhir yang Rian lakukan di masa SD nya.
Setelah lulus dari SD dengan nilai yang memuaskan, Rian melanjutkan sekolah di sekolah favorit.
Sundari tentu harus mengurus pendaftaran sekolah anaknya.
Kedatangan Sundari ke sekolah itu menarik perhatian.
Bagaimana tidak, Sundari datang dengan baju seadanya dan seperti belum mandi.
Ibu ibu bahkan bergosip mengenai Sundari. Ada yang mengenali Sundari sebagai salah satu penghuni di gank khusus prostitusi.
Itu adalah awal dari Rian akan di rundung lagi oleh teman sekolahnya.
Sekolah Rian sekarang adalah sekolah favorit, banyak temannya yang berasal dari keluarga kaya.
Kehadiran Rian yang berpenampilan seadanya dengan tas yang Ia gunakan dari SD menarik perhatian para perundung.
Mana ada anak SMP yang memakai tas berwarna merah kusam dengan gambar bis Tayo.
Tas sekolah itu sudah Rian pakai dari ia kelas empat SD, waktu itu Mami Iren membelikan Tas untuk Rian di pasar tradisional.
Rian tau dengan masih memakai tas ini akan membuat Ia di tertawai oleh teman temannya.
Tapi mau bagaimana lagi, Ibunya tidak mau membelikan tas untuknya.
" Bayar sekolah saja aku udah repot, kok masih mau minta beli tas baru, ga tau diri "
Begitu ucapan Sundari kepada Rian saat Ia meminta dibelikan tas baru.
" Dih ada yang salah masuk sekolah, anak SD sekolahnya di sana Dek "
Rian hanya diam saja mendengar ejekan dari kakak kelasnya itu.
Sesampainya di kelas, Rian langsung memilih tempat duk paling belakang.
Ia mengeluarkan buku dan pensil dan mulai menggambar.
Jika bosan Rian senang menggambar, gambarnya juga bagus sekali walaupun tidak ada yang pernah lihat.
Ketika sedang asik menggambar, datang tiga anak laki laki ke mejanya.
" Minggir Lo, Gue mau duduk disini "
Ucap anak laki laki bertubuh tambun sambil menggebrak meja Rian.
" Ga ada orang disini kok pas aku dateng " Rian masih menggambar tanpa menengok mereka.
" Kalo gua bilang minggir ya minggir "
Ia langsung menarik baju Rian sampai Rian terjatuh dari tempat duduknya.
Ketika anak laki laki itu tertawa melihat Rian yang terjatuh.
Rian langsung bangun, berdiri dan duduk kembali di kursinya.
Kesal melihat Rian yang tidak menyerah, anak laki laki itu yang bernama Bonbon mengambil buku gambar Rian dan merobeknya.
Rian masih diam saja melihat apa yang Bon Bon lakukan.
Bon Bon mencoba untuk memukul Rian tapi Rian bisa menghindar.
Ketika Ia mau memukul Rian kembali, datang beberapa anak masuk kedalam kelas.
Bonbon mengurungkan niatnya.
" Awas Lo ya "
Ia dan teman temannya duduk di bangku sebelah Rian.
Rian mengambil buku gambar yang Bonbon robek menjadi dua bagian.
Rian sudah tau bahwa orang seperti Bonbon tidak akan berhenti sampai situ.
Rian dipastikan sudah menjadi target perundungan nya.
Selama guru menerangkan pelajaran Bonbon dan teman temannya selalu ribut.
Guru sampai harus menegur mereka. Pokoknya Bonbon CS adalah tipikal anak pembuat onar di sekolah.
Sebenarnya berurusan dengan Gank pembuat onar lebih menyenangkan, karena jika terjadi apa apa dan pihak sekolah tau, mereka tidak akan percaya dengan perbuatan Bonbon.
Pelajaran terakhir sudah selesai, Bonbon menghampiriku.
" Gue tunggu Lo di lapangan belakang kalo ga dateng awas aja "
Rian masih tidak menjawab ucapan Bonbon dan masih tetap sibuk memasukan buku ke dalam tas.
Bonbon keluar dari kelas bersama teman temannya dan menuju lapangan belakang sekolah.
Rian tidak mengikuti Bonbon dan langsung berjalan pulang.
Ia tidak mau bertengkar di lingkungan sekolah, jika ingin bertengkar lebih baik jauh dari lingkungan sekolah.
Rian pulang dengan santainya, sedangkan Bonbon sedang menunggunya di lapangan belakang.
Jarak antara sekolah Rian dan Rumahnya lumayan jauh jika berjalan kaki.
Jika teman yang lain menggunakan kendaraan umum untuk pergi dan pulang sekolah, tapi berbeda dengan Rian yang harus berjalan kaki.
Di usianya yang sebesar ini, Ibunya masih saja tidak memberikan uang jajan atau membawakan bekal.
Sudah bertahun tahun Ibunya masih saja tidak baik kepadanya.
Jika waktu kecil Ia selalu menerima perlakuan Ibunya, beranjak dewasa Rian semakin membenci Ibunya.
Dalam hidupnya tidak pernah Ibunya baik terhadapnya, Ia hanya memberikan makan dan membiayai sekolah.
Ia tidak pernah di belikan baju baru atau mainan seperti anak anak lain.
Belum lagi tabiatnya yang selalu memukul Rian jika sedang marah atau mabuk.
Saat sedang melintasi kebon kosong, ternyata Bonbon dan teman temannya mengikutinya.
" Woiiii " Teriak Bonbon memanggil Rian.
Rian berhentikan langkahnya.
Benar benar waktu yang pas, Rian memang sedang kesal karena mengingat perlakuan Ibunya kepadanya.
Rian menghentikan langkahnya dan menatap Bonbon dengan tatapan senang.
Bombon masih belum tau apa yang akan terjadi di depan, Rian tidak akan pernah melepaskan mangsanya begitu saja.
" Gue tungguin Lo malah kabur " Bonbon semakin mendekat kearah Rian.
Melepaskan tasnya, Ia bergerak maju hendak melayangkan pukulannya.
Rian yang sedari awal tau Bombom akan menghajarnya hari ini.
Ia benar benar memperhatikan setiap gerakan Bonbon.
Dan ketika Bonbon berlari kearahnya Ia memperhatikan gerakan tangan Bonbon dan sebisa mungkin menghindar.
Pukulan demi pukulan yang di layangkan Bonbon tidak ada yang mengenai Rian.
Sampai akhirnya Bonbon terlihat lelah, dan itulah kesempatan Rian untuk melancarkan serangan balik.
Ia sudah menyiapkan ikat pinggang di tangan kanannya, ketika Bonbon mencoba memukulnya Ia menghindar dan mentackle kaki Bonbon hingga Bonbon tersungkur.
Dengan cepat Rian menaiki tubuh Bonbon, mengalungkan ikat pinggang ke lehernya dan menarik ikat pinggang tersebut.
Bonbon yang tidak punya persiapan dengan serangan Rian tidak bisa bergerak banyak.
Semakin Ia bergerak Rian akan mengikat ikat pinggangnya lebih kencang.
Bonbon hampir kehabisan nafas, wajahnya sudah memerah.
Kedua teman Bonbon tidak berkutik dan hanya diam melihat Rian mencekik Bonbon, mereka sangat ketakutan melihat wajah Rian yang sangat beringas.
Untungnya sebelum terjadi hal yang tidak diingkan datang Bapak bapak memisahkan mereka berdua.
Bapak bapak tersebut menarik Rian yang sudah di penuhi amarah.
Ia masih mencoba berontak dan masih mencoba untuk maju untuk menghabisi Bonbon.
Bapak bapak tersebut sampai kewalahan menahan tubuh Rian yang berontak.
Kedua teman Bonbon membantu melepaskan ikat pinggang Rian dari leher Bonbon yang sudah lemas akibat di cekik Rian.
Untungnya nyawa Bonbon masih selamat, setelah ikat pinggangnya di lepas Ia mulai bernafas normal.
Dan ketika sudah kuat untuk berdiri Ia dan teman temannya memilih untuk kabur meninggalkan Rian yang masih di pegang oleh Bapak bapak.
Setelah Rian sudah agak tenang, Bapak bapak itu melepaskan Rian.
Rian mengambil ikat pinggangnya yang ada di tanah dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah Mami Iren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments