Kematian Rahman membuat satu sekolah geger.
Apalagi Bapaknya Rahman adalah seorang anggota di parlemen.
Sekolah menjadi heboh, Bapaknya Rahman tidak terima anaknya meninggal di lingkungan sekolah dan sekolah dianggap lalai.
Berminggu minggu suasana mencekam. Para guru sibuk karena di interograsi oleh pihak kepolisian.
Semua teman dekat Rahman pun termasuk Opik CS di interograsi oleh pihak kepolisian.
Mereka mengaku hari itu tidak main dengan Rahman karena Rahman sudah keluar kelas terlebih dahulu.
Tentu saja mereka tidak akan mengaku, walaupun bukan mereka yang membunuh Rahman, tapi mereka salah karena tidak langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak sekolah.
Keluarga Rahman menganggap jika Rahman adalah korban pembunuhan.
Karena jika dilihat dari penemuan mayat Rahman bisa di pastikan meninggalnya karena diracun.
Hal ini di karenakan bibir dan lidah Rahman menghitam ketika di temukan oleh penjaga sekolah
Tapi tidak di temukan racun dan media untuk memberikan racun kepada Rahman.
Tentu saja karena Rian sudah membakar semua barang bukti tersebut dan semuanya hilang bersama asap pembakaran itu.
Setidaknya selama tiga bulan hidup Rian aka tenang. Tidak ada yang membully nya sementara waktu.
Opik CS pun menjadi tidak dekat lagi di sekolah, mereka takut di curigai jika masih bermain bersama.
Opik CS mencoba melupakan kejadian hari itu. Tapi mereka salah, kematian Rahman bukanlah akhir dari semuanya tapi awal untuk mereka.
Mereka mungkin mencoba melupakan kejadian hari itu, tapi tidak dengan Rian.
Tidak puas dengan kematian Rahman, Ia inggin semua anggota Opik Cs Mati semua.
Ia akan menyiksa mereka lebih pedih dari apa yang Rian lakukan kepada Rahman.
Dari mulai Rahman di temukan meninggal dunia, Rian mulai membuntuti Opik CS.
Rian tau dimana mereka semua tinggal, dan Ia sudah memilih Erwin sebagai target berikutnya.
Bukan tanpa alasan Rian memilih Erwin menjadi target selanjutnya.
Erwin tinggal di dekat jalur kereta api yang padat penduduk. Rian sudah mengamati jam lintas kereta dan aktivitas Erwin selama ini.
Setiap hari Rian sabar membuntuti kegiatan Erwin di luar sekolah.
Dan akhirnya Rian tau jadwal keseharian Erwin.
Setiap sore, Erwin di suruh oleh Ibunya untuk mengantarkan peyek dagangan Ibunya ke warung sekitaran rumahnya.
Total ada sepuluh warung yang harus Rian datangi.
Tujuh warung berada di dekat rumah Rian dan tiga warung wilayahnya harus menyebrangi perlintasan kereta api.
Karena jalan memutar terlalu jauh untuk erwin lalui, Ia menemukan jalan pintas untuk menuju ke wilayah itu.
Hanya dengan melompati pagar pembatas yang sudah di bobol Erwin sudah bisa menyebrang di lintasan kereta api.
Jalan pintas kecil itu tidak cukup di lewati orang dewasa jadi hanya Erwin dan beberapa anak saja yang melewati jalan itu.
Ada dua waktu saat Erwin akan melintas di jalan itu.
Pertama jam empat sore untuk menuju ke warung di wilayah itu, dan kedua jam enam sore untuk pulang ke rumahnya.
Rian tidak gegabah untuk melakukan aksi ini. Jika ada yang salah bisa bisa aksinya akan di ketahui oleh orang lain.
Ia mencoba berkali kali sampai akhirnya Ia sudah yakin jika aksinya akan berhasil dan aman untuk dilakukan.
Hari ini dipilih Rian untuk menjalankan aksinya tersebut.
Sebelum jam empat sore Rian sudah menunggu kedatangan Erwin yang akan melintas membawa peyek dagangan Ibunya.
Ia bersembunyi di tumpukan ban bekas samping lubang yang berada di tembok pembatas yang di gunakan anak anak untuk melintas termasuk Erwin.
Ia menunggu dengan sabar sambil memperhatikan lingkungan sekitar.
Hari itu hujan turun dengan lebat,m namun tidak menghentikan Erwin untuk mengantarkan dagangan Ibunya ke warung warung.
Erwin menenteng barang dagangan dengan tangan kirinya dan memegang payung dengan tangan kanannya.
Karena hujan membuat jarak pandang Erwin tidak terlalu jelas. Ia tidak menyadari kehadiran Rian yang bersembunyi di tumpukan ban mobil bekas.
Karena sebentar lagi kereta api senja utama akan melintas menuju Stasiun Pasar Senen, Erwin menghentikan langkahnya menunggu kereta melintas dahulu.
Ia sudah bisa mendengar suara kereta api yang semakin mendekat.
Tepat beberapa meter sebelum kereta senja utama melintas, Rian datang dari sisi kanan Erwin mendorongnya dengan keras ke depan.
Erwin yang tidak punya persiapan langsung tersungkur ke arah rel kereta dan kereta api senja utama melintas dengan kencang.
Erwin tidak sempat berdiri. Tubuhnya terpelanting beberapa meter dari lintasan kereta api.
Sebelum pergi dari lokasi, Rian memastikan dulu Erwin sudah meninggal dunia.
Ia melihat badan Erwin mengelepar di atas tanah dan sampai akhirnya berhenti dengan keadaan Erwin yang sudah tidak bernapas.
Rian langsung meninggalkan lokasi kejadian dan pulang kerumahnya.
Di perjalanan Rian tidak berhenti tersenyum dan tertawa.
Derasnya hujan menyarukan senyum dan tawa Rian.
Ia senang aksinya berjalan mulus, tidak ada saksi mata yang melihat pembunuhan yang Rian lakukan di karenakan hujan.
Dan pasti tidak akan menyangka anak umur tujuh tahun bisa membunuh dengan begitu kejinya.
" Ya ampun sayang kamu kok hujan hujannan, nanti sakit loh " Mami Iren melihat Rian yang baru masuk dari pintu belakang rumahnya.
Tubuhnya basah kuyup karena air hujan, bahkan dari baju dan celananya menetes bekas air hujan itu.
" Iya Mi tadi Rian main hujan hujanan sama temen temen, jangan bilang Mama ya Mi " Ucap Rian sambil tersenyum pada Mami Iren.
" Iya udah kamu mandi dulu takut masuk angin "
Rian langsung menuju lantai atas, membuka pakaian basahnya dan mandi dengan air dingin.
Tanpa orang tau, Ia habis membunuh seorang anak laki laki yang merupakan teman sekolahnya.
Kabar kecelakaan kereta itu langsung menyebar di kampung Erwin.
Masyarakat sekitar langsung mengenali tubuh anak laki laki yang sudah tidak bernyawa itu sebagai Erwin.
Penjual peyek di warung warung warga RT 06. Warga setempat langsung mengabari keluarga Erwin.
Ibunya Erwin yang pada saat dikabarkan sedang menggendong anak bungsunya shock dan tidak percaya mendengar kabar itu.
Ia menangis histeris dan merasa bersalah karena anaknya Ia suruh untuk antarkan peyek di saat hujan.
Jenazah Erwin langsung di bawa oleh warga sekitar ke rumah keluarganya.
Di sambut dengan tangisan histeris oleh keluarga dan tetangga tetangganya.
Semua orang mengira ini adalah murni sebuah kecelakaan kereta api biasa.
Karena kecelakaan di lintasan kereta api sering terjadi di daerah sini dan bukan sesuatu yang baru.
Erwin langsung di makamkan hari itu juga, memang tradisi di daerah Erwin jenazah harus segera di makamkan.
Sedangkan Rian sekarang sedang berada di kamarnya tertidur nyenyak seolah tidak terjadi apa apa.
Setiap habis membunuh, Rian akan merasakan tidur yang sangat nyenyak dan damai.
Kebisingan yang ada di Rumah Mami Iren tidak akan menggangu tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments