Jhonny Walker

Berita kematian Erwin pun cepat menyebar di sekolah.

Tidak seperti kasus Rahman yang membuat satu sekolah heboh, Kematian Erwin dianggap kejadian tragis yang lumrah terjadi.

Warga di sekitaran perlintasan kereta api meninggal di tabrak kereta api adalah bukan berita yang janggal.

Apalagi Erwin melintas bukan di jalur perlintasan resmi yang memiliki palang pintu, jadi kematian Erwin dianggap normal.

Tapi melihat temannya satu persatu meninggal membuat Opik dan Fathan ketakutan.

Mereka tidak menduga Rian pelakunya, tapi mereka berfikir Tuhan sedang mencabut nyawa anak anak bandel seperti mereka.

Opik dan Fathan berubah menjadi anak yang normal seperti anak seusianya, bahkan mereka sudah tidak merokok dan membully anak lain.

Setiap pulang sekolah mereka langsung pulang ke rumahnya masing masing dan tidak pernah keluar untuk main.

Hal itu membuat Rian kesulitan mencari cara untuk membalas dendam kepada Opik dan Fatan.

Selain karena pola kegiatan yang berubah, keduanya memiliki postur badan tinggi besar san tinggi Rian hanya sepinggang mereka.

Jadi kemungkinan Rian bisa mengalahkan mereka berdua sangat kecil.

Mereka berdua juga sudah tidak pernah lagi membully Rian dan mereka sudah tidak pernah lagi berinteraksi sama sekali.

Opik sudah main dengan teman lainnya dan begitu juga dengan Fathan.

Berbulan bulan Rian memikirkan bagaimana membunuh mereka berdua tapi belum menemui celahnya.

Rian memilih bersabar sambil mencari cara terbaik untuk menghabisi mereka.

Rian membiarkan Opik dan Fathan sementara bisa bernafas bebas.

Sampai akhirnya Opik dan Fathan lulus SD, Tubuh Rian masih setengahnya dari tubuh Opik dan Fathan.

Walaupun sudah tidak bertemu mereka berdua hasrat Rian menghabisi mereka berdua masih tinggi.

Setiap hari Rian masih mendatangi rumah mereka berdua untuk mengetahui aktivitas mereka di saat SMP.

Rian saat SD tidak ubahnya seperti Rian saat TK.

Ia siswa pintar di kelasnya dan di sukai oleh para guru.

Tapi walaupun selalu mendapatkan ranking satu, Sundari tidak pernah bangga kepada anaknya Rian.

Menjadi anak pintar dan di sukai banyak orang tidak penting buatnya.

Ia hanya senang jika Rian tidak membuatnya repot, itu saja.

Rian merasa masa SD nya tidak menyenangkan.

Ia habiskan masa SD nya hanya dengan belajar dan belajar.

Ia hanya ingin cepat lulus dari sekolah ini dan menjadi anak SMP.

Saat Rian kelas enam SD, Sundari memiliki seorang pacar.

Sundari yang sudah lama tidak pernah tertarik kepada laki laki akhirnya terpincut oleh langganannya sendiri.

Lelaki hidung belang dan parahnya lagi seorang peganguran.

Ia tidak tau apa yang di lihat Ibunya dari laki laki itu sampai sampai Ibunya begitu jatuh cinta

Setelah kerja, Sundari biasanya langsung pulang ke rumah laki laki itu.

Rian di tinggalkan begitu saja dan tanpa uang sepeserpun.

Menahan lapar dan haus sudah terbiasa Rian lakuan.

Tapi semenjak Ibunya mendapatkan pacar baru, Rian makin sering merasakan hal itu.

Jika terlalu lapar, Ia akan meminta makanan kepada Mami Iren atau penghuni Rumah Mami Iren yang lainnya.

Sundari yang di mabuk cinta seperti orang yang kehilangan akal.

Ia memberikan uangnya kepada laki laki yang ternyata seorang pengangguran.

Bahkan beberapa kali Sundari pulang ke rumah Mami Iren dengan luka di wajahnya.

Menurut cerita laki laki itu adalah seorang ringan tangan.

Rian hanya pernah bertemu dengannya sekali, itupun Ia tidak mengobrol karena Sundari tidak memperkenalkannya.

Rian jadi sering melihat Ibunya menangis karena perlakuan kasar pacarnya.

Dan setiap Sundari di pukuli oleh pacarnya maka Rianlah yang menjadi pelampiasan Sundari.

Sundari akan memukul Rian sekuat tenaga, mencakarnya dan mengamuk kepada Rian.

Kondisi itu menjadikan Rian marah, bukan marah dengan Sundari tapi Ia membenci pacar Ibunya itu.

Ia membuat kehidupan Rian tidak tenang dan menjadikan Rian sasaran kemarahan Ibunya.

Rian mulai merencanakan menghabisi pacar Ibunya tersebut.

Tidak sulit untuk menghabisi Laki laki bernama Alex itu.

Ketika Ibunya berantem dengan Alex, Ibunya pasti akan pulang ke rumah Mami Iren.

Di situlah kesempatan Rian untuk melakukan aksinya.

Hari yang di tunggu pun tiba, langkah kaki Ibunya yang kasar sudah Rian dengar walaupun posisi Ibunya masih di tangga.

Rian langsung bersembunyi di kolong tempat tidur agar tidak menjadi sasaran kemarahan Ibunya.

Rian sabar menunggu Ibunya yang menangis sambil meracau.

Dari apa yang Rian dengan, Alex menyewa wanita malam melalui aplikasi mimicat dan Ibunya sangat marah mengetahui hal itu.

Jadilah mereka bertengkar hebat dan lagi lagi Ibunya pulang dalam keadaan menangis.

Tabiat Alex yang seperti itu sebenarnya bukan hal baru untuk Ibunya.

Sudah beberapa kali Alex ketahuan selingkuh di belakang Ibunya.

Yang Rian tidak habis pikir, Ibunya masih saja bertahan dan memaafkan laki laki ga berguna itu.

Setelah suara tangis Ibunya sudah tidak ada dan kamar mereka mendadak hening, Rian mencoba mengintip untuk memastikan Ibunya suda tertidur.

Rian mengambil racun pestisida dan sebotol minuman beralkohol.

Sebelum pergi, Ia memasukan racun pestisida kedalam boto minuman tersebut.

Setelah itu Ia menunju rumah Alex, pacar Ibunya.

Tidak beberapa lama, Rian sampai di kontrakan petak berwarna hijau.

Ia ketuk kamar Alex dan tidak lama di bukakan oleh Alex.

" Siapa Lo? "

" Aku anaknya Sundari, aku diminta untuk memberikan minuman ini ke Om sebagai permintaan maaf "

Aku berikan kepada Alex kantong kresek hitam berisi minuman beralkohol.

Alex yang membuka kantong plastik langsung tersenyum melihat botol Johnny Walker yang ada di tangannya.

Tanpa pikir panjang Ia langsung meneguk minuman itu tanpa sadar bahwa minuman itu sudah di berikan racun.

Ketika minuman sudah setengah botol, Alex mulai merasakan tenggorokannya panas seperti terbakar dan merasakan mual yang hebat.

Alex langsung berlari menuju kamar mandi dan muntah muntah.

Rian hanya diam saja dan memperhatikan Alex yang seperti bingung dengan kondisinya.

Ia memegang tenggorokannya seolah olah ada bola panas yang melintas di tenggorokannya.

Rian menutup kembali botol minuman itu, memasukannya kembali kedalam kantong kresek.

Alex sudah menggelepar menggelepar di lantai dengan memegang lehernya.

Wajahnya sangat merah, semua urat di leher dan wajahnya menonjol dan matanya melotot.

Rian tersenyum melihat adegan itu. Sampai matinya pun Alex masih tidak tau bahwa botol minuman yang di bawa Rian sudah si berikan racun.

Sebelum keluar, Rian melihat dulu ke luar memastikan tidak ada orang yang melihatnya.

Di semak semak yang cukup jauh dari tempat Alex, Rian membuang air alkohol itu.

Sedangkan botol minumannya Rian buang di kali yang kebetulan sedang deras alirannya karena habis hujan.

Begitulah akhir kehidupan seorang Alex, mati di tangan anak dari pacarnya.

Rian sangat senang karena tidur malamnya tidak akan di ganggu lagi karena Alex.

Sepanjang jalan menuju ke rumah Mami Iren, Rian tersenyum bahkan tertawa terbahak bahak.

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Sadis

2023-02-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!