Opik sedang mengotak atik motor konsumennya di sebuah bengkel pinggir jalan.
Ia sudah menjadi montir jurang lebih satu tahun.
Berawal dari sering nongkrong di bengkel Ia menjadi belajar bagaimana cara memperbaiki motor yang rusak.
Dan ketika Ia lulus SMA, Opik yang sekarang hidup sendiri karena Neneknya sudah meninggal dunia, di tawari untuk bekerja di bengkel tersebut.
Penghasilan dari bengkel beserta tips membuat Opik dapat bertahan hidup.
Semenjak kehilangan Neneknya Ia jadi harus menghidupi dirinya sendiri.
Dia pernah menjadi pedagang asongan dan pengumpul botol botol plastik selama masih sekolah.
Kehidupannya yang tambah berat karena kematian Neneknya membuatnya sadar dsn menjalani hidup lebih baik di banding pada saat masa masa sekolah.
Sekarang Ia sudah menjadi sosok yang baik dan ramah kepada siapapun.
Tapi walaupun Opik sudah menjadi orang baik tidak lantas membuat Rian mengurungkan niatnya untuk membunuh Opik.
Ketika Opik sedang dalam perjalanan Ia melihat seseorang sedang mengotak atik motornya.
Ia pun memberhentikan motornya " Motornya kenapa Mas? " Tanyanya kepada pengendara motor itu.
Dia tidak mengenali Rian karena sudah lama tidak bertemu.
" Ga tau Mas tiba tiba mati "
" Coba saya cek, kebetulan saya kerja di bengkel "
Mereka tepat berhenti di depan rumah kosong yang sudah dipenuhi semak belukar.
Tanpa Opik tau, Rian sudah membawa peralatan untuk membunuhnya.
Kali ini Ia akan memberikan minuman energi yang sudah di berikan racun sianida.
Opik pun mulai memeriksa motor Rian.
" Owalah Mas, motornya bukan rusak tapi bensinnya habis "
Rian pura pura berdiri melihat ke arah indikator bensin.
" Ya ampun saya pikir rusak " Rian menepuk dahinya sendiri sambil tertawa.
" Ya udah saya bantu stut ya sampe nemu bensin eceran "
" Wah saya makasih banyak udah dibantu "
Rian mengambil dua botol minuman energi dan memberikan satu kepada Opik.
" Minum dulu mas biar kuat stutnya "
" Oiya makasih Mas "
Opik langsung meminumnya tanpa berpikir macam macam.
Oiya Mas tolong bantuin saya bawa beberapa barang dari dalam sana ya, tadi saya taro di sana karena motor saya mogok.
" Oke "
Rian berjalan kearah rumah kosong diikuti oleh Opik.
Baru beberapa langkah Opik sudah merasakan sakit kepala yang hebat dan rasa mual di perutnya.
Ia menjatuhkan diri ketanah sambil memegang kepalanya.
" To..long " Ucapnya lirih.
Rian hanya diam saja melihat Opik yang mengerang kesakitan sampai akhirnya Ia meninggal dunia karena racun sianida.
Ia memasukan motornya kedalam rumah kosong dan membawa motor Opik untuk di taro di bengkel.
Setelah itu dimulailah seluruh ritualnya.
Karena badan Opik besar, Rian memerlukan palu untuk membantu memotong tubuh Opik yang lebih keras dari korban korban Rian yang lain.
Bahkan Rian menyiapkan tiga dirigen berisi cairan asam untuk meleburkan tubuh Opik.
Pemotongan tubuh Opik berjalan sangat alot dan lebih lama dari biasanya.
Cukup menguras tenaganya tapi Rian tidak berhenti dan terus melakukan.
Tepat sebelum adzan subuh berkumandang, Rian sudah selesai meleburkan tubuh Opik.
Setelah semuanya di rasa selesai, Rian pulang ke rumah Mami Iren.
Dendam selama sepuluh tahun akhirnya terbalaskan dengan tuntas.
Rian bahkan masih ingat bagaimana perundungan yang Opik lakukan ketika SD.
Ia mengingat dengan jelas semua rasa sakit yang Ia terima dari pukulan dan tendangan Opik.
Opik benar benar salah memilih lawan. Rian tidak akan pernah melepaskan lawannya.
Sekarang tinggal Fathan yang tersisa. Karena baru baru ini Rian baru mengetahui bahwa Bonbon sudah mati karena kecelakaan motor tiga bulan yang lalu.
Dan hanya Bonbon yang selamat dari pembunuhan Rian. Saat itu Rian merasa kesal sekali karena terlambat mengeksekusi Bonbon.
Keesokan harinya Rian mulai mengikuti keseharian Fathan sebelum mengeksekusinya.
Rian selalu mengeksekusi korban korbannya di hari jumat dan sabtu malam, karena di hari lain Rian.harus bersekolah dari pagi hingga siang.
Fathan bersekolah di salah satu perguruan tinggi perhotelan di pusat kota.
Dari semua musuh Rian yang tersisa, hanya Fathan yang kehidupan ekonominya lebih dari yang lain.
Ia bisa meneruskan sekolahnya ke perguruan tinggi bahkan memiliki gaya hidup yang hedon.
Itu membuat Rian agak kesulitan untuk membunuhnya.
Satu satunya kesempatan Rian adalah memberikan racun pada saat Ia di club malam.
Fathan dan temen temennya selalu menghabiskan waktu di club malam setiap hari sabtu.
Biasanya Ia pergi bersama tiga orang temannya.
Rian memperhatikan kebiasaan mereka di club malam.
Semua teman fathan termasuk fathan sendiri adalah tipe laki laki yang menari perempuan di club malam.
Biasanya setelah open table san minum sebentar, Ia akan langsung dance di floor untuk mencari perempuan.
Itu adalah satu satunya cara Rian bisa memberikan racun di minuman Fathan.
Karena hanya pada saat itu Ia tidak bersama teman temannya.
Dan hari sabtu pun tiba, Rian mengikuti Opik ke club malam langganan Opik dan teman temannya.
Ia sudah menyiapkan sianida untuk di masukan ke dalam minuman Fathan.
Untuk menghindari CCTV ia harus melakukannya dengan cepat dan senatural mungkin.
Opik dan teman temannya sudah duduk di table nya.
Rian sudah memesan satu botol minuman yang sama dengan Fathan.
Memasukan sianida ke dalam botol minuman, dan selanjutnya Ia hanya perlu menukar botol minuman mereka.
Sayangnya hampir dua jam, Rian tidak mendapatkan celah untuk menukar minuman mereka.
Karena malam ini salah satu teman Fathan membawa dua teman perempuan sehingga mereka turun ke dance floor dengan bersamaan.
Rian tidak patah semangat, Ia terus menunggu sampai kesempatan itu datang.
Sampai akhirnya Rian pergi ke toilet, Rian mengikutinya.
Dan ketika di dalam toilet Ia sengaja menyapa Rian dan bilang bahwa Ia adalah teman sekolahnya.
Rian mengambil cara itu karena rata rata orang akan lupa dengan teman sekolah yang sudah lama tidak bertemu.
" Fathan ya? " Tanya Rian sambil menunjuk ke arah Fathan.
Fathan terlihat bingung dan mengerutkan dahinya.
" Ini gue Aldi temen SD Lo "
Walaupun masih mengingat ingat Ia merespon ucapan Rian.
" Oh iya iya udah lama banget ya ga ketemu "
Dan kami berbasabasi sebentar membahas masa SD kami.
Aku berikan minuman yang ada di tanganku untuk Rian.
Sebelum memegang botol tersebut, aku sudah memakai pelindung di jari tanganku sehingga bebas dari sidik jari.
" Wih thank you Bro " Fathan langsung menerima botol minuman dari Rian dan menenggaknya.
Setelah Itu Opik keluar dari kamar mandi sambil lanjut meminum minuman yang di berikan Rian dan menuju dance floor.
Tidak sampai lima menit di dance floor Fathan sudah ambruk.
Sambil mengerang kesakitan Ia memegang kepalanya.
Suasana Dance floor menjadi riuh, teman teman Rian berteriak dan mencoba membangunkan Fathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments