Rahman dan racun tikus

Rian berjalan riang menuju sekolah barunya. Ia resmi menjadi anak SD sekarang.

Tidak ada yang berbeda selain seragam yang di kenakan menjadi merah putih.

Ia tetap berjalan ke sekolah sendiri dan tidak diberikan uang jajan ataupun di bawakan bekal.

Walaupun begitu Ia tetap senang menuju ke sekolah barunya.

Ia tidak tau kalo sebentar lagi Ia akan bertemu dengan opik yang merupakan Kakak kelasnya.

Opik sendiri sudah menduga bahwa Rian akan bersekolah di sekolahnya dan Ia sudah menunggu hari ini.

Melihat Rian datang membuat Opik sangat senang.

Ia sudah mengumpulkan teman temannya untuk membantunya memukul Rian sepulang sekolah.

Kelas Rian berisi empat puluh siswa dan Rian duduk di bangku paling belakang.

Ia memperhatikan temannya satu persatu dari belakang.

Ada beberapa yang masih nangis di tinggal Ibunya pulang, ada juga yang sudah siap belajar dan ada juga sibuk bercanda dengan teman teman.

Rian memilih untuk duduk sendirian tanpa teman sebangku.

Rian bosan dengan pelajaran yang gurunya ajarkan.

Untuk membaca, menulis dan berhitung rian sudah menguasai semua.

Ia bahkan sudah belajar perkalian dan pembagian dan tidak ada yang mengajarkannya.

Ia belajar sendiri lewat youtube. Jika Ibunya tidur, diam diam Rian meminjam handphone Ibunya untuk melihat youtube.

Akhirnya bel istirahat berbunyi, teman teman Rian berlarian keluar kelas untuk menuju kantin sekolah.

Kecuali Rian, bagaimana Ia mau ke kantin sekolah jika uang jajan saja tidak diberikan oleh Ibunya.

Tinggallah Ia sendirian di dalam kelas.

Opik yang sudah dari tadi mencarinya tersenyum sumringah ketika mendapati Rian sendirian di kelas.

Ia bersama lima temannya mendatangi Rian.

" Heh bocah, sekolah di sini juga Lo? "

Rian mengangkat wajahnya dan melihat Opik dengan perban di kupingnya.

Ia datang bersama teman temannya, Rian sudah tau apa yang akan terjadi.

Mereka membawa Rian ke belakang sekolah.

Di sana Rian dipukul, di tendang dan di suruh memakan lumpur.

Bukannya Rian tidak melawan, tapi Ia kalah jumlah dengan mereka.

Rian mencoba untuk melepaskan tangannya dari genggaman kedua teman Opik tapi tidak bisa.

Opik terus memukul dan menendang Rian, bahkan saat Rian tersungkur ke tanah Opik masih menendang perutnya.

Mereka melepaskan Rian ketika Rian sudah lemas menahan semua pukulan dan tendangan mereka.

Tidak hanya sekali Opik dan teman temannya melakukan hal itu.

Hampir setiap hari Rian menerima semua perlakuan itu.

Ia tidak mengadu kepada gurunya, karena salah satu teman Opik adalah anak kepala sekolah di sekolahnya.

Ia selalu belajar dalam keadaan menaham sakit di sekujur tubuhnya.

Dan pulang dengan keadaan baju yang coklat karena tanah dan tidak jarang ada noda darah di bajunya.

Padahal Sundari sendiri yang mencuci pakaian anaknya.

Ia tau jika seragam Rian selalu kotor dan beberapa kali ada noda darah, tapi Ia terlalu malas untuk mendatangi sekolah Rian atau bertanya kepada putranya apa yang sebenarnya terjadi.

Perlakuan Opik semakin keji, selain memukuli Rian tanpa sebab, Ia juga menyuruh Rian untuk memakan daun, rumput, lumpur dan semua itu hanya untuk kesenangan mereka.

Bahkan ketika Opik CS sudah mengenal rokok, mereka tidak segan segan menyundut rokok di badan Rian.

Rian selalu menahan kesakitan setiap Opik melakukan itu.

Tapi tetap saja walaupun Rian di perlakukan begitu kejinya, Ia tidak pernah menangis.

Ia selalu menghadapi semua perlakuan buruk Opik.

Ia merekam dengan jelas, siapa saja orang yang memukul, menendang, menyundutnya dengan rokok, atau sekedar tertawa karena menyaksikan hal itu.

Jika aku tidak bisa melawan dengan tenagaku, akan ku buat kalian menderita dengan otakku.

Begitu tekat Rian kecil.

Jika dahulu Ia menonton youtube hanya untuk belajar saja, kali ini Ia memakainya untuk melakukan balas dendam.

Ia selalu mencari, bagaimana membunuh orang tanpa alat.

Dan bertemulah Rian dengan racun tikus.

Hanya saja masalahnya Ia tidak memiliki uang untuk membeli Racun.

Rian mulai berpikir bagaimana cara mendapatkan uang.

Jalan tercepat adalah mencuri di dompet Ibunya.

Pertama Ia membeli racun tikus yang berbentuk cair.

Rencananya Rian akan mengoleskan ini di minuman yang akan mereka minum.

Rian bahkan sudah menyusun strategi untuk tidak langsung membunuh semuanya.

Karena akan menimbulkan ke curigaan.

Ia akan membunuh dari yang hanya diam dan tertawa melihat Rian di pukuli.

Namanya Rahman, sebenarnya Ia tidak kuat seperti temannya yang lain.

Mengapa Ia termasuk dalam gerombolan Opik, itu karena Rahman adalah anak orang kaya.

Jadi Ia suka mentraktir Opik dan teman temannya.

Seperti biasa di jam Istirahat, Opik Cs menghampiri Rian di kelasnya.

Memberikan Rian uang untuk membeli minuman nutrisari dan membawanya ke belakang sekolah.

Rian membeli tiga nutrisari rasa jeruk pesanan Opik, Erwin dan Fatan.

Sedangkan Rahman memesan nutrisari Mangga.

Rahman memang selalu memesan nutrisari mangga, itu membuat Rian mudah untuk memasukan racun ke dalam minuman Rahman.

Ketika datang, Opik Cs sedang merokok.

Rian memberikan minuman minuman itu kepada mereka.

" Wih enak juga ya punya babu di sekolah, tinggal suruh suruh aja kenang deh kita " Ujar Opik sambil menghisap rokoknya.

Teman teman Opik tertawa mendengar ucapan Opik.

Tertawa sepuasnya, sebentar lagi mati lo semua. Ujar Rian di dalam pikirannya.

Sambil meminum nutrisarinya, Opik menampar nampar Pipi Rian.

" Kalo dulu Lo ga belagu, ga bakal Lo dapet beginian. Kecil kecil sok jago Lo "

Rian hanya diam dan melihat Opik dengan jelas, Ia merekam semuanya.

Menghitung berapa kali Opik menamparnya, memukulnya, menendangnya san perlakuan kasar lainnya.

" Ye masih berani melotot lagi Lo "

Ketika Opik mau menampar wajah Rian, Rahman yang berada di atas tumpukan meja rusak tiba tiba kejang kejang.

Iya jatuh dan terkapar di tanah dengan busa si mulutnya.

Bukannya membantu Opik dan teman temannya malah kabur meninggalkan Rahman yang memerlukan pertolongan.

Rian berdiri dan menghampiri Rahman.

Rahman yang masih setengah sadar melihat Rian berkata Mampus dan tertawa melihatnya kejang kejang.

Rian langsung mengambil bungkus minuman Rahman, menyatukan dengan racun tikus yang Ia punya.

Ia akan menyimpannya di tas untuk kemudian akan Ia bakar di rumah.

Teman temannya tidak ada yang berani bilang kepada guru tentang kondisi Rahman yang kejang kejang di halaman belakang.

Karena mereka takut jika guru guru mengetahui mereka suka merokok di halaman belakang.

Dan akhirnya Rahman meregangkan nyawa tanpa pertolongan.

Tubuhnya baru di temukan sore hari ketika penjaga sekolah sedang menyapu halaman belakang.

Rahman di temukan tidak bernyawa dengan busa di mulutnya.

Sesampainya di rumah, Rian langsung menuju tempat persembunyiannya dan membakar racun serta plastik dan sedotan punya rahman yang sudah menghitam.

Rian merasakan kebahagiaan seolah olah dari dalam dirinya ada banyak kupu kupu yang keluar dan menari nari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!