Setelah Timbus berhasil kabur dari Perkemahan musuh, Timbus melihat seseorang yang berdiri di depannya.
Sehingga Timbus pun langsung menghentikan larinya.
"Siapa kamu?!" Teriak Timbus kepada seseorang yang berdiri di depannya.
Orang itupun mendekat ke arah Timbus.
Seseorang dengan armor emas yang ia liat sebelumnya, namun kali ini dia membawa sebuah pisau di kedua pinggulnya.
Tubuhnya terlatih tetapi kurus, dan ia juga mengenakan topeng seperti Ksatria bertopeng yang ia liat sebelumnya.
"Kekeke, betapa mengejutkannya aku melihat ada serangga yang masuk ke sini.." Ucap Lelaki bertopeng.
"Cih! apakah kamu juga salah satu dari pemimpin prajurit?" Tanya Timbus
"Hmm? bagaimana bisa kamu tau aku adalah salah satu dari pemimpinnya? ah, aku paham. Suara keras tadi, kalian bertemu Voldos bukan?"
"Voldos? apa maksudmu adalah Ksatria Bertopeng itu?"
"Ya, itulah namanya, tampaknya kamu berhasil kabur darinya. Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa kabur darinya tapi... sepertinya keberuntunganmu sampai sini saja." Lelaki bertopeng mengeluarkan sebilah pisau di pinggul kirinya.
"Lagi?! Apakah Aku Harus Berurusan dengan Monster seperti tadi Lagi?!" Keluh Timbus Dalam Hati.
Sesaat setelah Timbus berpikir seperti itu, lelaki di hadapannya tiba-tiba menghilang dan sebuah bilah pisau ditempelkan di lehernya dari belakang.
"?!" Timbus yang terkejut terdiam kaku di tempatnya.
Lalu ia menutup matanya, berpikir bahwa ini adalah saat-saat terakhirnya bisa hidup.
"Ah... maafkan aku... Roko... Sando.. aku tidak bisa pulang." Ucap maaf Timbus dalam hati.
Namun seperti suatu keajaiban, lelaki dibelakangnya menarik pisaunya menjauh dari leher Timbus.
"Hmmm... sepertinya ini kurang memuaskan, baiklah, kamu boleh pergi." Lelaki itu kembali menarik pisau dari leher Timbus.
"Eh?" Timbus terkejut dengan perkataan lelaki itu tiba-tiba.
Lelaki itu tersenyum melihat Timbus.
"Jangan biarkan aku berubah pikiran, jika kamu ingin pergi sekarang, ini adalah waktunya."
Setelah mendengar itu, tanpa berpikir panjang Timbus langsung berlari kembali ke arah desa.
...----------------...
"Jadi begitu ya, 2 orang gila yang kamu maksud itu..."
"Ya, kedua Jenderal mereka..." Jawab Timbus pelan.
Setelah menceritakan tentang kejadian itu, suasana di ruangan menjadi sunyi untuk sejenak.
"Timbus, mengenai temanmu..."
"? ah, tidak apa-apa nyonya Rena, itu adalah resiko yang memang harus kami terima setiap saat. Saya sudah menyadarinya dan menerimanya."
"B-begitu ya..." Rena menundukkan kepalanya ke bawah.
Ryuuji berpikir sejenak untuk memproses apa yang baru ia dengar dari Timbus.
Tentang 90% wilayah utara yang sudah dikuasai oleh pasukan manusia.
Terutama tentang kedua Jenderal yang memimpin mereka, dari yang didengar oleh Ryuuji, sepertinya kedua Jenderal yang diceritakan tadi lebih kuat dan agresif dibandingkan Belmoth.
Namun Ryuuji yang belum bertemu dengan mereka secara langsung masih belum tau sekuat apa mereka.
Ryuuji berpikir tentang apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
"Sepertinya aku akan ke sana untuk memeriksanya."
"?!"
"!!"
Timbus dan Rena membelalakkan mata mereka karena terkejut dengan perkataan Ryuuji tiba-tiba.
"Sebentar Master! apa yang kamu bicarakan?! bukankah kamu sudah mendengar betapa kuatnya mereka terutama 2 Jenderal yang merupakan pemimpinnya?" Ucap Rena.
Ryuuji menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar perkataan Rena.
"Aku tahu mereka kuat, tetapi itu hanya dalam sudut pandang Timbus, sebelum aku bertemu dengan mereka, aku belum bisa memastikan jika mereka benar-benar kuat bukan?" Ucap Ryuuji.
Rena membuka mulutnya seperti ingin mengatakan sesuatu, namun ia segera menutupnya kembali.
"Kamu juga belum pernah melihatku bertarung secara langsung kan Rena? dibandingkan aku yang dulu, aku yang sekarang jauh lebih kuat loh."
"I-itu..."
"Maka dari itu aku akan memastikannya sendiri."
[Master, saya mendeteksi adanya musuh dalam jarak 3km]
"Eh? apa katamu?" Ryuuji terkejut dengan suara Axel yang tiba-tiba memanggilnya.
[Jarak musuh 2.5km]
[2km]
[1km]
"Perlihatkan padaku lokasinya!"
[Tit!] Sebuah layar biru muncul di depan Ryuuji yang memperlihatkan lokasi musuh yang berjarak 3 km darinya.
Dan di situ, ia melihat sebuah titik merah yang melaju pesat ke arahnya dengan kecepatan yang tidak normal.
"I-ini..."
"Master, kenapa tiba-tiba kamu-"
[5 meter]
"Semuanya menjauh dari sini!"
*Dum! atap ruangan Ryuuji tiba-tiba hancur dan memperlihatkan sesosok orang berbadan besar yang masuk ke dalamnya.
"Penguatan!" Ryuuji memegang kedua tangannya menggunakan kedua telapak tangannya.
[Mengkonfirmasi Penguatan]
[Target Penguatan : Anggota tubuh]
[Jenis Anggota tubuh : Tangan]
[Memulai proses penguatan]
[10%.... 50%]
[Penguatan berhasil dilakukan]
Setelah melakukan penguatan Ryuuji langsung mengarahkan pukulannya ke arah sosok yang sedang terjatuh ke ruangannya.
"Dasar penyusup!" Ryuuji mengarahkan tinjunya ke arah tubuh sosok itu yang berada tepat diatasnya.
*Bum!*
"Ugh!" Sosok itu terpental ke atas akibat serangan Ryuuji dan menabrak atap ruangan
"I-itu kan..." Timbus membelalakkan matanya
"Aku tahu, sepertinya itu adalah salah Jenderal yang kamu ceritakan, dia sepertinya mengikuti jejakmu sampai ke sini."
"T-tidak mungkin."
"Timbus! kuatkan dirimu! Master, saya akan membawa Timbus keluar dari sini.. Apakah anda tidak apa-apa melawannya sendiri?"
"Tentu saja, sudah lama aku tidak melawan seseorang, sepertinya kali ini aku seru."
"Baiklah, tetapi jangan memaksakan diri anda, kalau begitu saya keluar sekarang."
"Ya, peringatkan yang lain juga untuk segera menjauh dari sini."
"Baik."
"Oi! aku di atas sini loh!" Sosok itu kembali muncul dari atas Ryuuji dengan kecepatan yang sangat cepat.
*Bum! Ryuuji terdorong ke bawah oleh sosok itu hingga menembus ke lantai satu.
*Brak! tubuh Ryuuji menabrak tanah.
Sosok itupun mengambil kerah baju Ryuuji, dan melemparkannya ke atas atap bangunan hingga Ryuuji terpental ke luar.
Lalu ia melompat ke arahnya, dan mengarahkan tangan kanannya ke arah Ryuuji.
*Bum! Ryuuji terpental ke tanah akibat serangan itu.
*Brak Ryuuji menabrak tanah.
Sosok itu yang masih berada di atas langit, langsung melesat ke bawah mengarah ke tubuh Ryuuji yang terbaring di tanah.
Ryuuji yang melihat itu segera menggulingkan badannya ke samping untuk menghindarinya.
*Bum! sosok itu menabrak tanah.
Setelah berhasil menghindarinya, Ryuuji langsung kembali berdiri dan menendangkan kakinya ke tanah di belakangnya untuk melesat maju menuju sosok itu.
Ryuuji mengepalkan tangan kanannya, dan mengarahkannya ke armor emas yang dilihatnya.
*Bum! Sosok itu terpental ke belakang setelah menerima serangan Ryuuji.
Namun sosok itu segera menahan kakinya ke tanah agar tidak terpental lebih jauh lagi.
"Kukuku, hebat juga pukulanmu, siapa namamu?" Tanya sosok itu.
Ryuuji melihat ke asal suara yang memanggilnya, seorang lelaki yang mengenakan armor emas dengan topeng emas yang menutupi wajahnya, dan ia juga mengenakan sarung tangan emas di kedua tangannya.
Ryuuji langsung tau identitas orang itu dari cerita yang ia dengar dari Timbus.
Jika itu adalah salah satu Jenderal pasukan, dan ia bukan salah satu yang mengenakan pisau, dia pasti adalah..
"Ryuuji, dari yang kudengar dari bawahan ku namamu adalah Valdos bukan?" Ucap Ryuuji.
"Hoooh, hebat juga bawahanmu bisa mengetahui namaku, apakah itu berarti kamu pemimpinnya?"
"Bisa dibilang begitu."
"Kalau begitu aku tidak akan segan-segan, mengalahkan pemimpin artinya mengalahkan prajuritnya, persiapkan dirimu." Voldos mempersiapkan kuda-kudanya.
"Tentu saja." Ryuuji juga mempersiapkan kuda-kudanya sambil menatap tajam ke arah Voldos dengan bibir tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments