System Tangan Dewa
Di sebuah kota kecil bernama Mythtown, terlihat seseorang yang sedang dirundung akibat jumlah mananya yang sama sekali tidak ada.
Orang-orang di sana juga tidak memedulikan itu, mereka hanya menatapnya dan sesekali menertawakannya, sebab mereka menganggap bahwa orang yang dirundung itu adalah orang dengan posisi terendah di antara manusia.
Dunia ini adalah dunia sihir dimana status orang ditentukan dari jumlah mana mereka, dan kalkulasi kemampuan dalam dunia dibedakan dari peringkat terendah E, A, S, SSS, sampai dengan Z+
Terdapat banyak ras di dunia sihir ini, namun manusia lah yang memegang populasi tertinggi.
Manusia adalah ras yang dibenci oleh ras lainnya, dikarenakan di masa lalu mereka suka menjajah wilayah ras lain dan merendahkan mereka.
Karena itu tidak jarang jika kerajaan di manusia sering berperang dengan ras lain.
Di dunia sihir dimana sebuah mana adalah hal paling berharga bagi makhluk hidup, terdapat 1 orang yang tidak terhitung dalam kalkulasi kemampuan, yaitu seseorang yang tidak memiliki mana sama sekali dalam tubuhnya.
Orang itu adalah laki-laki yang bernama Ryuuji, biasa dipanggil Ryuu, seorang lelaki berambut coklat dengan mata bulat tetapi tajam, memiliki tubuh yang terbilang kurus dan tinggi.
Mana adalah hal yang dapat dirasakan pada setiap makhluk hidup yang memilikinya, namun itu tidak dimiliki oleh Ryuu.
Ryuu adalah manusia yang tidak memiliki mana sama sekali ketika lahir, ia bahkan di buang oleh keluarganya sendiri karena itu.
Ryuu bertahan hidup hingga berumur 16 tahun dengan menjadi pekerja kasar, ia bahkan tidak dibayar dengan layak setelah bekerja keras tiap harinya.
Karena dianggap sebagai aib, Ryuu sering diusir dari kota, membuat dia selalu berpindah-pindah tempat untuk berusaha mencari makanan walaupun sedikit.
Namun itu tetap tidak menghilangkan penghinaan yang dilontarkan pada Ryuuji setiap harinya, yang dianggap sebagai manusia rendahan.
"Cepatlah jalan dasar bodoh!!" Seorang petualang laki-laki menendang Ryuu dari belakang hingga terjatuh.
*Bruk!*
Ryuu yang sedang membawa berbagai material di tasnya menjadi berserakan di lantai karena dia terjatuh.
"Ahahahaha, lihat dia, dia menjatuhkan seluruh material yang kita susah-susah kumpulkan tadi." Ucap seorang petualang wanita.
"Dasar sampah tidak berguna, cepat kumpulkan semua itu!!"
"B-baik!" Ryuu langsung dengan buru-buru mengambil semua barang material yang berserakan di lantai.
Orang-orang di sekitar yang melihat Ryuu sama sekali tidaklah merasa kasihan kepadanya, melainkan menertawakannya.
Ryuu hanya terdiam sambil mengambil material yang berserakan di lantai dengan kepala tertunduk
...----------------...
Siang harinya ketika Ryuu sudah selesai melakukan pekerjaannya...
"Sudah sana pergi, pekerjaanmu sudah selesai hari ini."
"? mengenai bayaranny-"
"Apa? bayaran? setelah kamu menjatuhkan material kita tadi, jangan harap kita akan memberi uang sepeserpun padamu."
"T-tetapi aku-"
"Apa? kamu mau protes?!"
"T-tidak..."
"Kalau begitu pergi sana, aku muak melihatmu di sini."
"...."
Ryuu dengan pasrah berjalan menjauhi para petualang yang tadi menyewanya dengan tangan kosong
ia terpaksa melakukan itu karena Ryuu tau bahwa sia-sia melawan mereka, sebab itu hanya akan membuat nyawanya berbahaya jika dia melawan mereka.
Memikirkan bahwa dirinya tidak akan makan hari ini, perut Ryuu berbunyi karena kelaparan.
*Gyuuu~~~{Suara perut keroncongan}
"Hari ini juga tidak makan ya..." Ucap Ryuu melihat ke perutnya
Sudah 3 hari sejak Ryuu terakhir makan, bahkan saat itu ia hanya memakan roti yang sudah basi.
Dan Ryuu tidak bisa melakukan apa-apa soal itu, sebab dia sama sekali tidak mempunyai uang untuk membeli makanan.
Itu karena banyak orang yang tidak menghargai kerja keras Ryuu saat bekerja.
Mau bagaimana lagi? itu karena mananya yang berjumlah 0.
Mana bukanlah hal yang bisa diperoleh dengan berusaha, karena jumlah dan kualitas mana ditentukan ketika lahir.
Itu membuat Ryuu pernah menganggap bahwa Dewa membencinya, sehingga dia diberi mana yang berjumlah 0.
Namun tetap saja, walau ia memprotes ke Dewa ia tidak akan mendapatkan apa-apa dari itu.
Makanya Ryuu memutuskan untuk diam dan menerima hidupnya apa adanya.
Sambil memikirkan itu, Ryuu mendengar sebuah suara samar dari bawahnya.
*Miaw {Suara Kucing}
"?"
Ketika hendak berjalan ke luar kota, Ryuu mendengar sebuah suara kucing dari bawah jembatan batu tempat ia berdiri sekarang.
Ryuu yang penasaran memutuskan untuk memeriksanya dengan menundukan kepalanya dari pagar jembatan.
*Miaw miaw miaw
Ketika memeriksanya, Ryuu melihat seekor kucing putih berekor 3 yang menempel di dinding jembatan.
Ryuu sedikit kebingungan melihat kucing itu karena ekornya yang berbeda dari kucing biasanya.
"Spesies lain?" Pikir Ryuu.
Kucing itu sedang berusaha untuk menempel di dinding jembatan agar tidak terjatuh ke sungai dibawahnya.
*Miaw~~
Karena Ryuu kasihan melihatnya, Ryuu langsung mencari sesuatu di sekitarnya untuk dapat meraih kucing itu.
Namun sesaat ketika Ryuu melihat ke sekitarnya, salah satu cakar kucing itu lepas dari dinding hingga membuatnya hampir jatuh.
*Miaw!
Ryuu yang melihatnya dengan cepat turun dari jembatan untuk menyebrangi sungai itu agar bisa menangkap kucing itu jika terjatuh.
Setelah sampai di tengah sungai, Ryuu mengulurkan tangannya untuk menangkap kucing itu.
"Ayo, kamu bisa turun sekarang." Ucap Ryuu sambil mengulurkan tangannya dari bawah jembatan.
Seolah mengerti perkataan Ryuu, kucing itu melompat turun ke tangannya.
*Miaw* Kucing itu mendarat tepat di tangan Ryuu.
Setelah menangkapnya, Ryuu pergi ke tepi sungai untuk menaruhnya.
"Kamu sudah aman sekarang." Ucap Ryuu.
Kucing itu dengan tenang berpindah tempat dari tangan Ryuu ke daratan
Setelah Ryuu menaruhnya, Ryuu segera naik ke daratan.
Baju Ryuu basah akibat dia turun ke sungai tadi.
"Sepertinya aku harus berjemur sedikit." Ucap Ryuu.
Setelah melihat sekilas ke arah kucing itu, Ryuu segera berjalan kembali menuju gerbang kota.
*Miaw~
Namun kucing itu mengikuti Ryuu.
"Hmm? bukankah kamu seharusnya pergi ke majikanmu?" Ucap Ryuu.
*Miaw miaw*
Seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, kucing itu memutari Ryuu lalu melompat ke bahunya.
"Eh?" Ryuu terkejut dengan kucing itu yang melompat ke bahu Ryuu.
*Miaw~
Karena Ryuu merasa bahwa kucing itu tidak akan menurut, Ryuu akhirnya terpaksa membawa kucing itu bersamanya.
"Baiklah, sepertinya kamu akan ikut denganku." Ucap Ryuu
...----------------...
Ketika sudah sampai di padang rumput hijau yang sepi, Ryuu membaringkan badannya di tanah untuk berjemur.
"Enaknya..." Ryuu menikmati sensasi panas dari matahari yang menghangatkan tubuhnya.
Kucing di bahu Ryuu juga berbaring di sampingnya untuk berjemur.
Ryuu sengaja memilih tempat yang sepi agar tidak ada orang yang menganggunya untuk berjemur.
Itu karena dirinya tidak ingin ada orang yang merundungnya, itulah mengapa dia memilih berjalan menjauhi kota daripada berada di dekatnya.
Padang rumput tempat Ryuu berjemur sekarang terletak sedikit jauh dari kota Mythtown, yang membuatnya bisa merasa santai karena jarang ada orang di sana.
Namun sesaat setelah dia menikmati panasnya matahari, sebuah suara tiba-tiba muncul dari kepalanya.
[Menyinkronkan sistem dalam tubuh]
[Hasil : Cocok]
[Sistem sedang diinstal]
[10%... 20%...]
[Berhasil]
[Sistem Tangan Dewa telah terpasang dalam tubuh]
"Hmm?" Ryuu sedikit terkejut dengan kemunculan suara yang tiba-tiba dari kepalanya.
Lalu tidak lama setelah itu, waktu yang ada di dunia membeku. hembusan angin, suara rumput, dan pemandangan disekitar Ryuu berhenti dalam sekejap.
Namun Ryuu masih bisa bergerak di waktu yang berhenti itu.
"Eh? apa yang sebenarnya terjadi?" Ucap Ryuu kebingungan.
*Miaw!* Kucing yang berada di sebelah Ryuu berlari ke belakang.
Ryuu segera melihat ke arah dimana kucing itu berlari
Dan ketika Ryuu melihat kebelakangnya, Ryuu melihat sesosok anak laki-laki berambut emas yang hanya memakai sehelai kain untuk menutupi tubuhnya.
"Yo!" Ucap anak laki-laki itu melambaikan tangan
"?!" Ryuu terkejut dengan kemunculan anak itu yang tiba-tiba.
Kucing yang diselamatkan Ryuu sebelumnya melompat ke bahu anak itu.
"Pleta! sudah kubilang untuk tidak berlarian ke mana-mana kan? apakah kamu tau betapa susahnya aku mencarimu kemana-mana?" Ucap anak laki-laki itu pada kucing disamping nya yang dinamakan Pleta.
"Pleta?" Ucap Ryuu pelan.
Anak laki-laki itu segera mengarahkan pandangannya kembali pada Ryuu.
"Ya, kucing ber ekor 3 ini namanya adalah Pleta. dia adalah peliharaanku."
Ryuu langsung memahami maksud dari anak itu.
"Ah, begitu ya. syukurlah, aku kira dia akan terus mengikutiku sampai malam nanti."
"Ahahahaha aku sungguh berterima kasih padamu loh manusia, karena aku tidak bisa seenaknya turun ke dunia, makanya aku panik ketika melihat Pleta tadi hampir terjatuh ke sungai. Aku ucapkan terima kasih padamu yang telah membantunya tadi."
"Hah? turun ke dunia? apa maksudmu" Tanya Ryuu
"Eh? aku belum memperkenalkan diri ya? maafkan aku, aku akan segera memperkenalkan diri sekarang."
Anak lelaki itu memperbaiki posturnya dan menghela napas sedikit sebelum melanjutkan.
Rambut emasnya yang diurai, membuat suasana terasa anggun di sekitar anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu menaruh tangan kanannya di dadanya dan berkata kepada Ryuu di depannya.
"Perkenalkan, namaku adalah Teotoros, teman-teman ku biasa memanggilku Teo, dan aku adalah Dewa Penciptaan sekaligus Kehancuran. Salam kenal, manusia unik yang tidak mempunyai mana dalam tubuhnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Vincent Da Vinci
7 novel... 1 pun tiada yang mampu ditamatkan... org Bodoh sahaja yg mahu menghargai penulis mcm ini 👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎
2023-08-18
0
dewa imut
ho~menarik .Saya harap novel ini tidak berhenti secara tiba-tiba. salam dari Malaysia
2023-02-23
0
nesaric
suka ceritanya ♥️♥️♥️♥️
2023-02-20
0