Chapter 19 : Pengorbanan Grup Pengintai

"Berapa banyak wilayah hutan yang sudah kita kuasai? Tanya Ksatria bertopeng.

"Untuk utara, kita sudah mengamankan hampir 90% nya, sebentar lagi kita akan melanjutkannya ke selatan!" Balas bawahannya.

"Bagaimana kondisi pasukan?"

"Semuanya baik, perlawanan dari demihuman yang tinggal di sini terasa sangat mudah, bahkan korbannya dibawah 2%."

"Begitu ya, kalau begitu bagus. Namun tetaplah waspada, kita tidak tahu kapan orang yang mengalahkan Bermoth akan datang, bagaimanapun juga dia pastilah sangat kuat."

"Siap! jika ada tanda-tanda orang itu datang, saya akan memberitahukannya langsung pada Jenderal.

"Bagus, kalau begitu lanjutkan pekerjaanmu."

"Baik!" Prajurit yang melapor pada Ksatria bertopeng segera memberi hormat dan pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sementara itu, di sisi grup pengintai.

"Hei, apakah kamu mendengarnya? mereka bilang sudah 90% bagian utara mereka kuasai loh. Bagaimana bisa begitu cepat?" Ucap Roko.

"Aku tidak tahu, namun yang pasti itu sangatlah gila, bisa menguasai 90% bagian utara dalam 2 hari, bukankah itu terlalu cepat?" Ucap Sando.

"Mereka sepertinya juga mewaspadai Master, karena mereka merasa bahwa itulah ancaman terbesar mereka, seseorang yang mengalahkan salah satu dari Jenderal mereka bernama Bermoth." Ucap Timbus.

"Bagaimana? kita masih belum mendapat informasi yang cukup dari pembicaraan tadi bukan? mau mencoba mendekat lagi?" Tanya Sando.

"Kamu benar, mungkin kita bisa mendekat sedikit lag-"

"Timbus awas!" Sando mendorong Timbus menjauh dari batu.

*Bum! Batu besar yang digunakan oleh grup pengintai hancur.

"Sial! Ketahuan ya?!" Ucap Roko.

Di dalam debu yang menyebar akibat batu yang sudah dihancurkan, terlihat seseorang yang mengenakan topeng dengan armor emas dan jubah hitam.

"Cih!padahal kukira bakal kena."

"?! Sando itukan?!"

"Ya, orang yang kita dengarkan tadi, salah satu dari pemimpin mereka!"

Timbus yang terdorong akibat terjatuh mulai berdiri kembali dan melihat ke arah 2 temannya sekaligus orang yang ia lihat tadi.

"Eh? bukankah dia-"

"Kena kau!" Ksatria Bertopeng yang tadi berada di depan Timbus tiba-tiba berpindah tepat di hadapannya dan mengarahkan tinjunya ke arah mukanya.

*Bum! Muka Timbus terkena dan terpental akibat tinju itu.

"Ugh!" Timbus terjatuh dan terguling di tanah.

"Sial! Tim-" Ksatria bertopeng sekali lagi berpindah tempat ke hadapan Sando yang berada di belakangnya dan mengarahkan tinjunya ke arah mukanya.

*Bugh! Sando terpental akibat pukulan itu.

Melihat kedua temannya diserang, Roko memutuskan untuk menjauh terlebih dahulu.

"Aku harus menjauh dulu!" Roko mengeluarkan bom asap yang menghalangi pandangan Ksatria bertopeng.

Roko yang mempunyai penciuman dan pendengaran yang tajam, dapat dengan mudah bergerak sambil mengetahui posisi Ksatria bertopeng itu.

"Sekarang aku tinggal menyelamatkan mereka berdua! Ksatria bertopeng itu tidak akan bisa menyadariku!" Pikir Roko.

Ketika sedang berpikir seperti itu, tiba-tiba sebuah tangan yang terbuka lebar datang dari depannya dan menangkap lehernya.

*Grab!

"Kena kau." Ksatria bertopeng menangkap leher Roko menggunakan tangan kanannya dan mengangkatnya ke atas.

"L-lepaskan aku! Emghh!!" Leher Roko dicekik oleh Ksatria bertopeng.

*Cekik*

"Idemu bagus juga, namun sayang sekali, hal seperti ini tidak akan mempan untukku." Ksatria Bertopeng mengeraskan genggamannya.

"Umghhh!!!" Roko semakin kesulitan bernapas.

Kaki Roko yang terangkat mulai meronta-ronta akibat sesak.

"Lepaskan Roko!" Sando datang dari belakang Ksatria Bertopeng dan melompat ke arahnya.

"Diam." Ksatria bertopeng mengarahkan tinjunya ke arah Sando yang melompat dari belakang dengan tangan kirinya dan mementalkan tubuhnya.

*Bugh

"Ugh!" Sando terguling di tanah.

"Dasar manusia!!" Sementara itu Timbus yang sudah berdiri kembali setelah terkena pukulan, langsung berlari ke arah Ksatria bertopeng dan mengigit kakinya.

*Croch! {Suara gigitan}

"Hmm? apa ini?" Ksatria bertopeng melihat ke arah kakinya.

Ia lalu melanjutkannya dengan mengangkat kakinya ke atas dan menggunakan sikut tangan kanannya untuk memukul kepala Timbus.

*Bugh!

"Ugh!" Timbus terpental ke tanah akibat pukulan itu.

Roko yang masih dicekik oleh Ksatria Bertopeng mengeluarkan busa dari mulutnya dan kehabisan napas.

"Sepertinya berakhir sampai di sini." Ksatria bertopeng mengeraskan genggamannya hingga membuat leher Roko patah.

*Crack!

"ROKOOOO!!!!!" Teriak Timbus.

Kstaria Bertopeng menjatuhkan mayat Roko yang lehernya patah akibat dicekik olehnya tadi.

"S-sialan! SIALAN!!!!!" Timbus meninju tanah dengan kepalan tangannya akibat kesal.

Ksatria bertopeng langsung melanjutkannya dengan mengarahkan tinju besarnya ke arah kepala Timbus yang tertunduk di tanah.

"Sekarang giliranmu." Ksatria bertopeng mengarahkan tinjunya ke arah Timbus.

"Timbus!!" Sando berlari dari belakang Ksatria Bertopeng dan menangkap Timbus yang tertunduk di tanah.

*Bum! Serangan Ksatria bertopeng melesat dan menghancurkan tanah yang dikenainya.

Sando yang berhasil menyelamatkan Timbus tepat pada waktunya langsung segera menyadarkan Timbus yang masih frustasi.

"Oi Timbus! TIMBUS!!"

*Bugh! Sando memukul pipi Timbus.

"Oi! apakah kamu sadar?! dengarkan aku baik-baik, sekarang.. kamu kabur dari sini, pergi ke desa dan beritahu tentang ini kepada Master dan Rena." Ucap Sando sambil memegang pipi Timbus.

"Eh? l-lalu, bagaimana denganmu?!"

"Aku akan menahannya, maka dari itu gunakan kesempatan itu untuk kabur."

"T-tidak! aku tidak mau!! setelah kehilangan Roko, mana mungkin aku akan membiarkanmu mati begitu saj-"

"Mau sampai kapan kalian terus mengobrol?" Ksatria Bertopeng muncul di belakang Sando dan mengarahkan tinjunya ke arahnya.

Sando mendorong Timbus untuk menjauh darinya.

*Bum!

"Eh melesat?" Ksatria bertopeng melihat tinjunya yang menyentuh tanah.

"Terima ini!" Sando menggunakan kedua tangannya untuk menopang tubuhnya di tanah dan mendorongnya sambil mengarahkan kakinya ke atas untuk menendang Ksatria Bertopeng.

*Grab! Ksatria bertopeng menangkap kaki Sando yang mengarah ke kepalanya.

*Crack!

"AAAAAAAAAAAAGHHHH!!!!" Kaki Sando di patahkan oleh Ksatria bertopeng.

"SANDO!!!" Teriak Timbus.

"TIMBUS!!! PERGILAH!!!" Ksatria bertopeng menggunakan kaki Sando untuk mengangkat tubuhnya dan membantingnya ke tanah.

*Bum!

"PERGILAHHHHH!!!!!!" Ksatria Bertopeng sekali lagi mengangkat tubuh Sando dan membantingnya ke tanah.

*Bum!

Timbus hanya bisa melihatnya di kejauhan sambil berlinang air mata karena tidak bisa membantunya.

"Per.... gi.... lah!!!" Ksatria bertopeng mengangkat tubuh Sando dan membantingnya lagi ke tanah.

*Bum!

Timbus mulai berlari menjauhi Sando dan Ksatria bertopeng dengan berat hati.

"Kkkhhh!! Sando!! Roko!!!" Timbus berlari sekuat tenanganya sambil berlinang air mata.

"Oi, kamu kira mau kemana kam-" Sando yang masih sadar menggunakan tangan kanannya untuk mencakar tangan kanan Ksatria bertopeng.

*Srat!*

"?! apa? jadi kamu masih sadar ya?" Ksatria bertopeng mengalihkan pandangannya ke arah Sando yang sudah lemas dan hancur akibat bantingannya.

"Heh, jangan kira aku akan menyerah semudah itu., Cuih!" Sando meludahkan Topeng emas di atasnya.

Ksatria bertopeng yang melihatnya langsung mengangkat tinjunya ke atas untuk memukul Sando.

"... Begitu ya, padahal kamu bisa mati dengan tenang jika diam saja." Ksatria Bertopeng mengarahkan tinjunya ke arah Sando.

"Semoga kamu berhasil....Timbus" Ucap Sando

*BUM! Hantaman keras dari Ksatria bertopeng membuat suara keras hingga terdengar di telinga Timbus yang masih berlari.

"Maafkan aku... Hiks..... maafkan aku..." Ucap Timbus sambil berlari.

Terpopuler

Comments

nesaric

nesaric

semangat kak
jgn lp mampir

2023-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!