Gibran terkulai lemas di ruangan interogasi Setelah dia dipukuli dengan brutal oleh polisi.
Dia juga tidak berani menggunakan kekuatannya di kantor polisi, karena hal itu pasti akan membuat sebuah keributan dan dia tidak ingin menjadi warga yang buruk ketika dia menghancurkan fasilitas umum.
Pria itu sudah tak sadarkan diri hingga membuat sang polisi mengeram keras.
"Sial!!!" Teriak polisi itu sembari menjambak rambutnya dibarengi dengan beberapa orang berpakaian hitam yang masuk ke dalam ruangan.
"Dia tidak mau membuka mulut?" Tanya pria berpakaian serba hitam itu sembari menatap ke arah Gibran yang tergeletak di lantai.
"Maaf Tuan, dia tidak mau mengatakannya, padahal aku sudah membuatnya sampai tak sadarkan diri begini tapi dia tetap tidak mau membuka mulut," jawab polisi itu langsung membuat sang pria berpakaian hitam menggertakan giginya lalu tanpa aba-aba dia mengayunkan tangannya ke arah polisi yang ada di hadapannya.
Buk!!
Brak!!
Polisi itu terjatuh ke lantai sembari meringis kesakitan karena tidak menyangka bahwa pria tersebut akan meninjunya dengan begitu keras.
"Bahwa dia, pria itu satu-satunya kunci untuk kita mendapatkan uang uang itu dan barang yang bersamanya," kata pria berpakaian serba hitam langsung diangguki oleh para anak buahnya hingga Mereka pun membawa Gibran keluar dari sana.
Polisi yang melihat kejadian itu menggertakan giginya, "dasar sialan,,, Kenapa polisi harus diinjak-injak oleh mafia sialan seperti mereka???" Getam itu pria itu yang sebenarnya dari dulu sudah sangat muak dengan kelakuan mafia itu, mereka mengendalikan polisi hingga para polisi seperti anjing peliharaan mereka.
Sementara Gibran yang dibawa pergi ke rumah pria itu tak sadarkan diri sampai ia tiba di sebuah ruangan kumuh yang terletak di bawah tanah.
Byurrr.....!!
Air dingin yang tiba-tiba mengguyur tubuhnya langsung membuat pria itu akhirnya bangun dengan sangat terkejut.
Dia mengerutkan keningnya saat ia melihat pria di depannya adalah pria yang terakhir kali datang menodongkan pistol ke arahnya di rumah sakit.
Pria yang merupakan pemimpinnya itu duduk di sebuah kursi sembari memperhatikannya dengan anak buahnya yang berdiri di samping kiri dan kanannya.
Saat Gibran berusaha untuk duduk, pria itu pun melihat sebuah pisau yang dimainkan oleh pria itu.
"Pisau ini kecil tapi tajam, bisa membunuh seseorang hanya dengan satu kali goresan. Bagaimana menurutmu?" Tanya pria yang duduk di kursi sembari menatap Gibran yang saat itu tengah memegangi lengannya yang terasa begitu sakit.
"Apa kalian membawaku dari kantor polisi kemari?" Tanya Gibran sembari memperhatikan tempat di sana, dan dia berharap ada jalan baginya untuk kabur dari tempat itu.
Sang pria yang berdiri di sebelah pria yang duduk di kursi langsung menggertakan giginya dan melototi Gibran, "Sialan!! Beraninya kau bersikap lancang pada bos kami?!! Jawab pertanyaannya dan jangan bertanya balik!!!" Teriak pria itu.
"Ah,,, apa tadi pertanyaannya? Maaf aku lupa," kata Gibran sembari tersenyum mengejek para pria di depannya.
Senyum Gibran langsung membuat orang-orang yang ada di sana merasa sangat merokok sehingga beberapa diantara bawahan yang berdiri hendak berdiri memajuhi Gibran Ketika sang pria yang duduk di kursi memberi kode agar tetap diam di tempat mereka.
Pria itu pun berdiri, lalu dia yang berjalan mendekati Gibran dan memainkan pisau di tangannya, "kau punya nyali yang cukup besar, Padahal hanya seorang bekas pecandu narkoba yang menjadi anjing dari geng motor. Sepertinya bos geng motor itu tidak mengajarimu dengan baik agar seekor anjing tidak pernah menggonggong pada orang yang memiliki kekuasaan." Kata pria itu sembari tersenyum mengejek menatap Gibran.
"Benarkah??" Kata Gibran sembari menajamkan tatapannya agar dia membuat pria di depannya merasakan akibat jika berani membuat masalah dengannya.
Tetapi ketika dia berpikir sambaran petir dari tatapan tajam matanya akan membuat pria di depan terlempar dari hadapannya, dia semakin mengerutkan keningnya ketika ternyata apa yang ia harapkan terjadi malah tidak terjadi.
'Apa yang terjadi? Kenapa kekuatanku menghilang?' ucap Gibran dalam hati yang kini merasa cemas bahwa dia mungkin akan terbunuh di tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Cahaya yani
sumpaah othoorr , masa si gibran ny jd bdoh bgtu,..
2023-02-20
0