3

Pada pagi harinya, ketika matahari mulai muncul di ufuk timur bumi tempat Gibran berada, maka pria itu pun turun dari atas pohon tempat ia berlindung lalu menerjang banjir yang masih setinggi pinggang orang dewasa.

Sembari terus berjalan, Gibran memeluk buku yang ia sebut sebagai buku ajaib lalu pria itu melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tersebut ke arah yang dipilihnya secara acak.

Beberapa kali melangkah, pria itu kadang tersandung, terjatuh dan bahkan menginjak sesuatu yang melukai kakinya.

Tetapi dia tetap melangkahkan kakinya dan mengabaikan rasa sakit pada seluruh tubuhnya sehingga pria itu akhirnya tiba di sebuah jalan Besar yang terletak lebih tinggi dari perkebunan tempat ia berada.

"Ahh,, aku merasa ingin mati saja," kata Gibran sembari nang istirahatkan tubuhnya pada sebuah batang pohon yang tergeletak di pinggir jalan tersebut lalu dia pun duduk di sana sembari menunggu jika ada kendaraan yang lewat yang bisa ia tempati menumpang.

namun setelah menunggu selama 1 jam, pria itu mengerutkan keningnya ketika tidak ada satupun kendaraan yang lewat sehingga dia memutuskan untuk memaksakan tubuhnya yang sudah terlalu lelah berjalan terus menyusuri jalan tersebut.

Entah berapa lama ia berjalan, tetapi saat itu matahari sudah sangat terik hingga membuatnya semakin kelelahan dan memilih duduk di bawah sebuah pohon yang cukup rindang.

"Hah,, Apakah nanti apa yang kulakukan hari ini akan tertulis lagi di buku ini?" Ucap Gibran sembari membuka buku yang ada di hadapannya, dan sejak terakhir kali terjadi perubahan kemarin malam, sampai saat ini belum ada lagi satupun perubahan pada buku tersebut.

Ketika dia tengah memperhatikan buku itu, tiba-tiba sebuah mobil mendekati arahnya sehingga pria itu langsung berdiri dengan langkah tertatih ia masuk ke tengah jalan untuk menyetop mobil tersebut.

Ciittt....!!!!!

Suara rem mendadak langsung membuat Gibran yg berjalan mendekati mobil yang tengah berhenti di hadapannya segera melambaikan tangannya pada pemilik Mobil.

"Tolong saya, tolong beri saya tunggangan untuk meninggalkan tempat ini," ucap Gibran pada sang supir yang ternyata ialah seorang perempuan dengan penampilan yang tomboy.

"Masuklah," kata perempuan itu dengan santai langsung membuat Gibran membuka pintu mobil lalu dia pun duduk di kursi penumpang depan sembari menatap perempuan yang duduk di sampingnya.

"Terima kasih, suatu saat aku pasti akan membalas kebaikanmu," ucap Gibran.

"Tentu, kau harus membalasnya!" Kata perempuan itu masih dengan suara yang begitu santai hingga membuat Gibran Mengapa perempuan itu dengan bingung Sebab Dia tidak mengerti mengapa perempuan itu terlihat begitu santai.

Tetapi ketika dia hendak menatap perempuan itu dalam, dia langsung menggelengkan kepalanya dan mengerjapkan matanya beberapa kali.

'Sial!! Aku hampir saja membuat masalah!' ucap Gibran dalam hati yang tidak bisa membayangkan ketika sebuah aliran petir keluar dari matanya menyambar perempuan cantik yang ada di hadapannya.

"Siapa namamu dan kenapa kau bisa ada di tempat itu?" Tiba-tiba suara Sang Perempuan langsung membuat Gibran kembali menoleh ke arah perempuan itu dan masih terlihat bahwa perempuan itu sangat sampai menghadapinya seperti tidak ada ketakutan Jika saja dia berniat macam-macam pada perempuan itu.

"Aku tersesat, dan namaku Gibran, Siapa namamu?" Tanya balik Gibran pada perempuan itu.

"Namaku Gisel," jawab Sang Perempuan.

"Ah, begitu, nama yang sangat bagus." Ucap Gibran sembari tersenyum memalingkan pandangannya dari perempuan itu dan beralih menatap ke arah jalan yang ada di hadapan mereka.

Tetapi pria itu langsung menoleh kembali ke arah sang perempuan saat ia kembali mendengar Gisel berkata, "tapi aku tidak menyukai Namaku. Oya, Kau mau turun di mana?"

Gibran langsung merasa tidak enak pada perempuan itu Sebab Dia tidak berpikir bahwa ternyata perempuan itu tidak menyukai namanya.

"Maaf, aku pikir kau menyukai namamu, kalau begitu aku akan turun saat kita tiba di tempat yang lebih ramai." Ucap Gibran.

"Kau terluka, Bagaimana kalau aku mengantarmu ke rumah sakit?" Tanya Gisel langsung membuat Gibran mengerutkan keningnya untuk berpikir.

Dia tidak mengetahui identitasnya di tempat itu, Bahkan dia tidak tahu di tubuh mana dia tergeletak dan bagaimana masa lalu dari tubuh tempat ia berada sehingga pria itu menjadi kebingungan harus pergi ke mana.

Melihat Gibran yang tampak berpikir dengan wajah yang bingung langsung membuat Gisel berkata, "Apa kau tidak punya tujuan?"

"Ahh," Gibran mengatup erat-erat giginya sembari berpikir beberapa detik sebelum pria itu berkata, "itu, aku mengalami sesuatu yang membuatku lupa akan beberapa hal tentang diriku, jadi sekarang aku hanya mau mendapatkan tempat untuk makan."

Ucapan pria di sampingnya langsung membuat Gisel menatap pria itu, lalu perempuan itu pun memelankan laju mobilnya dan mengulurkan tangannya ke belakang mengambil sesuatu.

"Makan ini," kata Gisel menyerahkan sebuah kantong berisi makanan pada Gibran hingga Gibran pun mengambil kantong tersebut dan melihat bahwa Ternyata isinya adalah hot dog.

"Terima kasih," ucap Gibran langsung mengambil hot dog tersebut dan dia memakannya dengan lahap karena dia memang sudah menahan laparnya selama belasan jam lamanya.

"Kalau kau tidak punya tempat tujuan, Bagaimana kalau aku mengantarmu ke suatu tempat? Aku memiliki seorang teman yang membuka sebuah bisnis, Dia sedang membutuhkan seseorang untuk bekerja dengannya kau bisa membantunya di sana," ucap Gisel langsung membuat Gibran menganggukkan kepalanya.

Dia tidak merasa curiga pada Gisel, Sebab Dia melihat bahwa perempuan itu tampak bersikap baik padanya, dan yang membuatnya tidak takut juga bahwa saat ini Dia memiliki kekuatan super yang akan membantunya jika mengalami bahaya.

Setelah mendapatkan jawaban dari Gibran, maka Gisel pun mengambil ponselnya lalu dia menghubungi temannya.

Drrtt.... Drrtt... Drrtt...

Drrtt.... Drrtt... Drrtt...

"Tumben sekali kau menelponku. Apakah ada sesuatu yang kau perlukan?" Suara seorang pria dari seberang telepon dapat didengar oleh Gibran, sebab saat itu Gisel memasukkan panggilan tersebut dalam mode speaker.

"Bantu aku merawat seseorang, sekarang aku dalam perjalanan untuk mengantarnya ke tempatmu," ucap Gisel pada pria di seberang telepon.

"Ahh, tentu saja, tapi kalau itu adalah perempuan, maka aku tidak bisa menjamin dia akan nyaman tinggal bersamaku, kau tau sendiri kan Bagaimana tempatku?" Jawab pria yang berteleponan dengan Gisel hingga membuat Gibran mengerutkan keningnya.

Memangnya seperti apa tempat orang itu sehingga perempuan tidak bisa tahan di sana?

"Jangan khawatir, Dia adalah seorang pria, tapi dia sedang terluka Jadi mungkin akan sedikit merepotkanmu," kata Gisel mengabaikan tatapan Gibran.

"Tidak masalah, antar saja dia kemari," ucap pria dari seberang telepon.

Maka setelah panggilan telepon itu, Gisel pun mengantar Gibran ke sebuah tempat dan saat tiba di sana, Gibran benar-benar terkejut bahwa tempat itu ialah sebuah bar kelas rendahan.

Meski begitu, Gibran tidak mengatakan apapun dan hanya mengikuti sang pria yang kemudian mengantarnya ke sebuah kamar.

"Ini adalah sebuah bar, jadi kalau kau mendengar suara-suara aneh, abaikan saja itu dan beristirahatlah. Ahh,, kalau kau persis satu, katakan saja pada pelayan yang ada di sini mereka akan membantumu," ucap seorang pria yang merupakan teman Gisel.

Gibran hanya mengganggukan kepalanya dengan tenang lalu dia pun berpisah dengan pria itu dan tanpa menunggu lebih lama, pria itu membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

Namun saat ia berbaring, tiba-tiba saja pria itu merasakan sakit kepala yang sangat luar biasa sehingga dia pun meringkuk meronta-ronta di atas tempat tidur namun tetap menjaga mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

Cukup lama pria itu menahan rasa sakitnya sampai ia menjadi tenang dan dia pun terbengong di tempatnya, sebab masa lalu tentang tubuh tempat ia berada kembali terputar dalam ingatannya.

"Sial!! Pria ini seorang pecandu narkoba," ucap Gibran sembari tertawa sini dan dia benar-benar merasa sosial memasuki tubuh tersebut sebab tubuh itu memiliki banyak masalah karena dia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan gula-gula.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!