Wiuuuu wiuuuuu wiuuuu wiuuuu.....
Gibran mempercepat laju motornya saat ia melihat sebuah ambulans yang melaju dari arah restoran xx menuju ke rumah sakit.
Pria itu mengabaikan keringatnya yang bercucuran di wajahnya setelah berkelahi dengan para pria yang tadi melakukan perampokan.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka tiba di UGD dan Gibran segera memarkirkan motor curiannya lalu pria itu pun berlari ke dalam UGD menyusul sang pria yang dibawa di atas brankar.
Pria tersebut diperiksa oleh dokter umum sebelum dilarikan ke dalam ruangan operasi lalu seorang perawat berkata, "di mana keluarga pasien?"
Tidak ada satupun orang yang menjawab, sehingga Gibran kemudian berkata, "saya yang akan bertanggung jawab terhadapnya."
Sang perawat langsung menyerahkan beberapa berkas padanya, "pergi ke ruang administrasi dan selesaikan semua ini!!!" Perintah perawat itu langsung membuat Gibran berlari ke arah ruangan administrasi lalu dia pun mengurus surat-surat untuk pria itu.
Setelah selesai mengurus surat-surat, Gibran pergi ke ruangan operasi sembari membawa tas yang ada di tangannya lalu dia duduk di sana sembari memandangi pintu ruangan operasi.
Beberapa saat kemudian seorang perawat keluar dari sana sembari membawa beberapa barang.
"Ini adalah barang-barang pria yang dioperasi, mungkin saja Anda membutuhkannya," kata perawat itu sembari menyerahkan dompet dan juga ponsel milik sang pria hingga Gibran kemudian menerimanya.
Setelah mengambil ponsel itu, Gibran langsung membukanya dan ternyata ponsel tersebut tidak terkunci sehingga dia dengan cepat membuka riwayat panggilan untuk melihat keluarga dari pria itu.
Namun dia mengerutkan keningnya saat menemukan bahwa semua yang ada di sana ialah nomor yang tak tersimpan di kontak.
"Ohh,, bagaimana ini," ucap Gibran akhirnya memutuskan untuk menekan salah satu nomor secara acak ketika tiba-tiba saja ada sebuah panggilan telepon yang masuk.
Drrriiingg.... Drrriiingg.... Drrriiingg....
Tanpa basa-basi, maka Gibran segera mengangkat panggilan telepon itu lalu mendekatkan ponselnya ke telinganya.
"Kau ada di mana?" Tanya seorang pria dari seberang telepon.
"Apakah Anda mengenal pemilik ponsel ini?" Tanya Gibran.
"Ya, namanya Tuan Lio, Tapi siapa ini?" Tanya sama pria dari seberang telepon.
Gibran langsung mencocokkan nama yang disebutkan pria dari seberang telepon dengan kartu identitas yang ada di tangannya sehingga pria itu pun berkata, "Tuan Lio mengalami kecelakaan dan sekarang dirawat di rumah sakit."
"Di mana rumah sakitnya?" Tanya sama pria dari seberang telepon dengan suara yang terburu-buru.
"Rumah sakit ABC," jawab Gibran.
"Baiklah, Saya segera ke sana," kata Sang pria dari seberang telepon lalu panggilan telepon itu pun diakhiri dengan Gibran yang akhirnya bernafas dengan lega karena seseorang akan datang untuk menggantikannya mengurus pria itu.
Maka pria itu pun membuka tas yang dari tadi ia bawa untuk menyimpan ponselnya ketika pria itu sangat terkejut mendapati bahwa yang ada di dalam tas itu sepenuhnya adalah tumpukan uang.
Gibran langsung menelan air liurnya karena seumur-umur itu pertama kalinya ia melihat uang sebanyak itu tepat di hadapan matanya.
Maka setelah menyimpan barang-barang tuan Lio ke dalam tas tersebut, Gibran kemudian memeluk erat-erat tas itu sebab dia takut mungkin akan ada orang-orang lain lagi yang dapat mengambil tas itu tanpa sepersetujuan darinya.
Jantung Gibran pun berdegup amat kencang, karena dia tahu bahaya apa yang sedang ia hadapi. Apalagi setelah dia melihat beberapa orang penjahat yang tadi hampir membunuh mereka.
'Aku tidak boleh melepaskan tas ini dari tanganku sampai pria yang dioperasi itu sendiri yang mengambilnya.' ucap Gibran dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments