Gibran beristirahat di bar teman Gisel selama satu minggu sampai pria itu merasakan tubuhnya sepenuhnya pulih.
Maka pada hari di mana dia bangun pagi-pagi sekali karena sudah pulih, pria itu langsung keluar dari bar dan pemandangan matanya seperti hari-hari biasanya langsung disambut oleh orang-orang yang bermesraan tanpa tahu tempat.
Gibran pun mengabaikan orang-orang itu, dan dia hanya melangkahkan kakinya sampai langkahnya harus terhenti ketika dia menatap seorang pria yang kini menatapnya juga.
Pria itu mengerutkan keningnya mendekati Gibran, "Gibran, heh!! Pecundang hebat ini, kau masih hidup juga?!!" Tanya pria itu sembari memperlihatkan wajah mencemoohnya.
Sementara gibran yang melihat pria di depannya, dia langsung teringat bahwa pria itu adalah salah satu pria yang memukulinya dengan brutal sebelum melemparkannya ke dalam sumur hingga hal itu membuatnya sangat marah, sebab kesakitan yang ia tanggung akibat apa yang telah dilakukan pria itu membuatnya benar-benar merasa seperti dalam neraka.
Dia benar-benar ingin memberi pelajaran pada pria di depannya, tetapi mengingat bahwa ia sedang menumpang di tempat seseorang, maka Gibran hanya bisa menahan diri.
"Senang bertemu denganmu lagi, tapi aku harus pergi," ucap Gibran yang saat itu hendak pergi ke toilet.
Tetapi sang pria yang bernama arang tidak mengizinkan pria itu langsung pergi ke rumah sehingga dia mengulurkan tangannya menahan lengan Gibran.
"Hei,, jangan buru-buru pergi, bukankah kita masih seorang teman?" Ucap arang benar-benar membuat Gibran dan rasa kesal dengan pria itu, tetapi dia terus menahan dirinya supaya tidak membuat kekacauan di tempat itu.
"Ya, kita teman, aku akan menemuimu lagi nanti," ucap Gibran sembari mengulurkan tangannya untuk melepaskan tangan arang yang mencekal salah satu lengannya, tetapi ternyata bukannya melepaskan lengannya, arang malah memperkuat cekalannya.
"Heh,, Aku tidak ingin nanti, aku ingin sekarang," kata arang sembari menarik kuat lengan Gibran lalu melemparkan pria itu ke dinding.
TuBuh Gibran yang membentur dinding tidak sengaja juga mengenai sebuah vas bunga yang diletakkan di dinding tersebut sehingga membuat vas tersebut terjatuh dan membuat suara keributan.
Hal tersebut membuat semua orang yang sedang asyik menikmati pesta mereka di pagi hari itu menoleh ke arah Gibran dan arang sehingga membuat arang semakin menjadi-jadi untuk menunjukkan dirinya pada semua orang yang ada di sana.
Oleh sebab itu, dengan sebuah senyum menghina di wajahnya arang mengeluarkan tangannya mencekik leher Gibran.
"Pecandu sialan, sekarang kau terlihat lebih baik dari sebelumnya. Apakah kau mendapat mangsa baru untuk ditipu? Sepertinya urat malumu sudah putus, lihat dirimu, bahkan di situasi seperti ini kau masih tampak tenang saja, sangat menjijikan untuk seorang pecandu!!!" Kata arang sembari meludah ke arah wajah Gibran membuat Gibran benar-benar kesal terhadap pria di depannya.
Tetapi dia baru hendak memberi pelajaran pada pria itu ketika teman Gisel pemilik tempat tersebut tiba-tiba saja datang dan menghentikan mereka.
"Hei,, ada keributan apa ini?" Ucap pria bernama Faisal segera memisahkan kedua pria itu hingga membuat arang tersenyum mengejek pada Faisal.
"Kau tidak seharusnya membelanya, dia itu pria pecandu, Dia akan membuatmu mendapat masalah kalau kau berani membelanya." Ucap arang sembari melototi Gibran yang saat itu sudah menyeka air liur arang di wajahnya.
Faisal yang mendengarkan itu langsung mengulurkan tangannya menepuk pelan bahu arang sembari berkata, "Hei bro, dia dititipkan temanku di sini, jadi tidak usah memperdulikannya dan bagaimana kalau hari ini Aku memberikanmu layanan gratis di tempatku?"
Arang yang mendengarkan itu langsung menepis tangan Faisal, "Kau pikir aku tidak mampu membayar tempat ini sehingga kau menawarkanku sebuah traktiran demi membela pria itu?? Sepertinya kau tidak tahu kalau dia adalah pria yang terakhir kali hendak dibunuh oleh Bos geng motor. Dia punya banyak hutang pada bos geng motor karena kecanduannya memakai narkoba.
"Jadi kalau kau berani membelanya, maka saat ini juga kau berurusan dengan bos geng motor!!!" Tegas Faisal sembari menatap merenda pria di depannya, sebab milik pria itu bukanlah apa-apa jika dibandingkan milik bos geng motor yang jauh lebih besar dari tempat itu.
Dia hanya sedang dalam perjalanan dan mampir ke tempat itu untuk bersenang-senang tapi Siapa yang menyangka dia akan menemukan seorang pria yang seharusnya telah mati tenggelam dalam sumur!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments