"Dia punya banyak hutang pada bos geng motor karena kecanduannya memakai narkoba, Jadi kalau kau berani membelanya, maka saat ini juga kau berurusan dengan bos geng motor!!!" Tegas Faisal
💦💦💦
"Aku akan pergi," ucap Gibran ketika dia melihat bahwa pria bernama Faisal sudah tidak bisa lagi berkata apa-apa, dan tentunya dia juga tidak mau memberatkan pria itu hingga harus berurusan dengan seorang yang jauh lebih kuat darinya.
Arang yang melihat Gibran kini berjalan keluar langsung mengeluarkan tangannya menepuk bahu Faisal, lalu pria itu pun mengikuti Gibran.
Saat itu, dinginnya pagi hari masih membuat orang-orang merapatkan jaket mereka, namun Gibran yang tidak memiliki jaket terus berjalan dengan santai seolah-olah tidak peduli dengan dinginnya hari itu.
Arang pun berjalan mengikuti Gibran sampai mereka akhirnya tiba di sebuah tempat sepi baru lagi berani menghentikan langkahnya lalu dia berbalik menatap arang.
"Aku tidak menyangka kalau kita akan berjumpa secepat ini, sayang sekali ya,," ucap Gibran dengan nada menghina pada pria di depannya, Sebab Dia tidak ingin membuat pria itu terus mengganggunya sehingga dia berniat untuk memberinya pelajaran.
"Ha ha ha..." Arang tertawa keras, "Sepertinya kau sudah punya sedikit kesombongan, Memangnya kau pikir apa yang kau punya?? Hanya seorang sampah yang merupakan pecandu, derajatmu tidak lebih tinggi dari seekor tikus peliharaan bos geng motor!!!" Garam-erem sembari mendekati Gibran lalu dia mengulurkan tangannya untuk memukuli Gibran.
Tetapi, pria itu sangat terkejut ketika Gibran dengan cepat menghindari pukulan arang dan tangan pria itu terulur ke depan menarik tangan Arang lalu memutar pria itu hingga membelakangi Gibran.
Gibran lalu melepaskan pegangannya pada tubuh itu dan menajamkan tatapannya pada punggung pria itu sehingga sebuah kilatan petir dari matanya langsung menyambar punggung arang.
Duar!!!
Suara yang keras itu langsung membuat kulit arang hangus terbakar.
"Oh, sial!!!" Gibran sangat terkejut karena dia tidak menyangka bahwa tubuh pria itu langsung menjadi gosong, sehingga dia yang melihat sebuah ember berisi air tak jauh darinya langsung mengambilnya dan mengirim tubuh arang dengan seember air itu.
Byurr.....!!!
Setelah itu, Gibran mendekati tubuh arang dan melihat bahwa ternyata pria itu masih bernafas sehingga dia merasa lega.
"Hah,,, aku pikir aku sudah membunuh orang!!!" Ucap Gibran yang merasa lega sembari pria itu pun kemudian merokok ponsel arang yang terletak dalam satunya, tetapi ponsel itu juga telah rusak hingga tak dapat lagi digunakan.
"Sial!!!" Geram Gibran yang tidak mau membuat pria itu sampai terbunuh, sehingga dia kemudian menggertakkan giginya dan berlari dari tempat itu untuk meminjam ponsel seseorang.
Saat dia menemukan seseorang di jalan, dia langsung meminta ponsel tersebut, lalu dia pun menggunakan ponsel itu menghubungi 911 sebelum dia pergi meninggalkan tempat tersebut.
'Sekarang aku mau kemana?' kesal Gibran sembari melangkahkan kakinya setelah dia meninggalkan bar milik Faisal.
Pria itu sedang melangkah ketika tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di hadapannya yang mana ternyata itu adalah mobil yang dikendarai oleh Gisel.
"Masuk!" Ucap Gisel dari dalam mobil langsung membuat gibral akhirnya naiknya mobil tersebut lalu dia menatap perempuan yang sedang menyetir.
"Bagaimana kau tahu kalau aku di sini?" Tanya Gibran yang mana dia tidak memberitahu siapapun tentang kepergiannya.
"Aku punya banyak mata di semua tempat di sekitar sini, tapi aku dengar kau membuat kekacauan di bar milik Faisal dan kau bersinggungan dengan bos geng motor?" Tanya Gisel sembari terus mengendarai mobilnya.
"Ya, itulah yang terjadi," jawab Gibran.
"Kebetulan sekali, Bagaimana kalau kau ikut denganku?" Tanya Gisel langsung membuat Gibran mengerutkan keningnya menatap perempuan di depannya.
Melihat tatapan Gibran, maka Gisel mengukir sebuah senyuman di wajahnya sembari berkata, "aku akan mengenalkanmu pada sebuah geng, kau bisa bergabung dengan mereka dan mencari perlindungan di bawah geng tersebut. Meski mereka agak brutal, tetapi mereka adalah orang yang memiliki solidaritas tinggi, kau akan aman bersama-sama dengan mereka."
Gibran memikirkan ucapan Gisel, sebab tentunya dia tidak akan bisa bertahan hidup jika dia hanya sendirian saja sehingga pria itu pun menyetujui usulan Gisel dan membiarkan perempuan itu membawanya ke sebuah tempat yang belum diketahui oleh Gibran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments