Lintang hanya diam tidak menjawab. Dia tampaknya ingin merahasiakan perihal tentangnya pada Ryan. Ryan hanya mengangguk memahami alasan Lintang tidak mau menjawab.
"Baiklah jika kamu tidak ingin menjawabnya. Jika begitu aku pergi dulu!" ucap Ryan.
"T-terima kasih Tuan-.." ucap Lintang terhenti karena tidak mengetahui nama penolongnya.
"Namaku Ryan! Panggil saja aku saudara!" ujar Ryan.
"Baik! Terima kasih saudara Ryan karena telah menolongku dari pria bejat itu!" ujar Lintang sambil melihat kearah pria yang tergeletak tak sadarkan diri.
"Iya-iya.. Itu sudah kewajibanku untuk membantu! Kalau begitu aku pergi dulu! Jika kamu memerlukan teman, carilah aku nanti!" ujar Ryan kemudian berlalu dari Lintang.
"Baik saudara Ryan!" jawab Lintang yang sudah bisa tersenyum lagi.
Ryan pergi meninggalkan toilet wanita dengan terburu-buru. Dia tidak ingin ada orang yang melihat pria yang mengenaskan itu sementara dia masih ada ditempat.
Sebelum pergi, dia juga memberitahukan kepada Lintang untuk cepat menyusulnya agar dia juga tidak dicurigai. Lintang hanya mengangguk dan membereskan beberapa pakaiannya agar tidak berantakan lalu mengikuti Ryan keluar toilet.
***
Setelah keluar daei toilet wanita dengan aman dan tanpa dicurigai oleh siapapun, Ryan mendekati salah satu orang untuk bertanya sesuatu.
"Bro! Dimana tempat beli chip?" tanya Ryan sok akrab.
Dia pernah membaca novel-novel bahwa perjudian atau taruhan itu biasanya menggunakan sebuah barang berbentuk seperti koin yang dinamakan chip. Setelah menang, chip itu bisa dijual lagi ke pihak penyelenggara atau bandar menjadi uang tunai atau dimasukkan kedalam rekening. Maka dari itu, dia bertanya kepada orang itu dimanakah tempat membeli chip.
"Oh.. Siapa kau? Sepertinya kau anak baru!" ujar orang itu.
"Benar! Namaku Ryan! Aku suntuk dirumah terus! Aku ingin membuang sedikit uangku!" ucap Ryan mengada-ada.
"Ahaha.. Begitu! Kau datang ditempat yang benar kawan! Namaku Zayyien! Panggil saja Yeyen! Disana! Disana jika kau ingin membelinya!" ujar orang yang ingin dipanggil Yeyen itu sambil menunjuk kesebuah tempat yang seperti tempat kasir.
"Oho.. Terima kasih kawan! Aku tidak akan melupakanmu!" kata Ryan sambil menepuk pundak Yeyen lalu menuju tempat yang ditunjuknya.
Sesampainya ditempat, Ryan langsung menanyakan harga persatu chipnya.
"Anda mau yang jenis mana? Jenis perunggu 1 juta per-chip, jenis perak 5 juta dan jenis emas 10 juta!" tanya gadis yang menjadi pelayan.
Ryan cukup terkejut dengan harga chip itu. Dia tidak menyangka bahwa tiap satu chip akan dihargai cukup mahal. Ekspresi keterkejutan Ryan itu membuat wajah si gadis pelayan menjadi aneh. Dia menduga bahwa pemuda berpakaian lusuh ini hanyalah orang miskin yang tidak tahu diri yang masuk kedalam rumah kasino.
[Jangan terlalu terkejut seperti itu kali! Tuan benar-benar memalukan sekali!] ucap Sistem tiba-tiba dalam fikiran Ryan.
"Huh!" gerutu Ryan.
[Tuan beli saja yang jenis perunggu lima chip! Aku pastikan Tuan akan menang banyak!] ujar Sistem lagi.
"Tapi Sistem! Itu uangku yang baru saja-.."
[Mau menang banyak tidak?] potong Sistem bertanya.
"Tch! Baiklah-baiklah.. Bawel sekali kamu ini!" tutur Ryan tidak berdaya.
[Cih! Ini juga demi keuntungan Tuan!] decak Sistem.
Gadis pelayan itu terus melihat wajah Ryan yang terlihat sedang berfikir. Dia sudah sangat kesal karena itu. Beruntung dia saat ini sedang menjadi pelayan yang harus melayani pelanggan dengan sebaik mungkin. Jika tidak, maka dia pasti sudah mencaci-maki pemuda yang menyita waktunya itu.
"Tuan! Apakah Tuan jadi beli chip?" tanya gadis pelayan itu.
"Ah.. Tentu!" jawab Ryan sedikit terkejut.
"Aku beli lima yang jenis perunggu saja!" lanjut Ryan sambil membuat gerakan seolah sedang mengambil uangnya dari dalam saku. Padahal jelas saku itu sebelumnya kosong dan Ryan mengambil dari dalam brangkasnya.
"Baik!" ucap gadis pelayan itu cuek lalu meletakkan lima buah chip perunggu.
Setelah Ryan membayarnya dengan perasaan sedikit tidak rela, Ryan mengambil chip itu lalu pergi mencari tempat untuk memulai aksinya bersama Sistem.
"Permainan disini sangatlah banyak! Dari yang mana dulu kita akan mulai?" tanya Ryan pada Sistem.
[Mulai dari permainan kecil dulu lalu baru yang jumbo setelah Tuan menang! Buat mereka semua gulung tikar dari yang terkecil!] jawab Sistem.
[Tapi alangkah baiknya Tuan menelfon si Rio itu untuk jaga-jaga supaya Tuan tidak dirampok setelahnya!] lanjut Sistem.
"Sangat cerdas! Baik.. Aku akan menelfon Rio!" ucap Ryan lalu menggerayangi saku celananya mencari telfon android murahan miliknya.
"Kutu kupret! Aku lupa membawa telfon!" gerutu Ryan sambil menepuk jidatnya sendiri.
[Hahaha.. Dasar Tuan koplok!] ucap Sistem mengejek.
"Sialan! Kamu mengerjaiku!" ucap Ryan sangat kesal.
[Hahaha.. Tuan saja yang terlalu pintar! Jelas-jelas kalau tadi Tuan terburu-buru tanpa membawa telfon dulu!] ujar Sistem terus tertawa terbahak-bahak dalam fikiran Ryan.
Ryan sangat kesal dengan Sistem. Andai Sistem itu berbentuk manusia, maka dia pasti akan menjitaknya supaya kapok. Tapi dia lebih kesal pada dirinya sendiri yang begitu bodohnya menuruti ucapan Sistem.
"Cih!" Ryan hanya berdecak kesal.
[Oi.. Oi.. Tenanglah! Tidak usah cemberut begitu! Seperti pantat ayam saja! Orang yang akan membawakanmu telfon akan segera tiba!] ujar Sistem.
"Maksud-.."
"Hai Ryan!"
Belum sempat Ryan menyelesaikan ucapannya, sebuah suara lembut dari orang yang dikenal memanggil namanya. Ryan memalingkan wajahnya mencari sumber suara.
Setelah itu dia menemukan seorang gadis muda yang cukup cantik sedang melambaikan tangan kearahnya dengan senyuman termanis yang dia miliki. Gadis muda itu tidak lain adalah Lintang Aprilia.
"Hai Lintang!" ucap Ryan sambil membalas lambaian tangan Lintang.
Lintang berlari tergesa-gesa mendekati Ryan seperti seorang kekasih yang baru saja menemui orang yang dikasihinya setelah sekian lama berpisah. Entah tidak tahu mengapa hal seperti itu bisa terjadi. Diantara keduanya tidak ada yang bisa menjelaskannya.
"Hai Ryan! Kamu lagi ngapain?" tanya Lintang setelah sampai didepan Ryan.
Ryan tidak langsung menjawab. Wajahnya justru menjadi sedikit aneh seperti orang sedang bengong lalu berubah menjadi jengkel. Tentu saja demikian! Itu karena Sistemnya mengatakan sesuatu yang menurutnya sangat narsis.
"Yan! Ryan!" ucap Lintang sambil melambai-lambai tangan tepat didepan wajah Ryan.
"Ah.. Tadi apa kamu bilang?" tanya Ryan yang terkejut.
"Ish.. Mengapa kamu malah tiba-tiba melamun? Aneh sekali!" tanya Lintang dengan wajah sulit untuk dijelaskan.
"Ehm.. Itu bukan apa-apa! Aku hanya berfikir ternyata kamu cantik!" ucap Ryan asal ceplos sambil cengengesan tanpa memikirkan timbal balik atau apapun itu.
"Oh.. Benarkah?" tanya Lintang tersenyum bersemangat.
"Tentu!" jawab Ryan sambil membalas tersenyum.
"Oiya.. Apa kamu membawa Hp?" tanya Ryan pada urusan intinya.
"Emm.. Tentu saja! Kenapa kamu masih bertanya aku membawanya atau tidak? Padahal Hp, dompet dan kaca adalah tiga barang yang tidak bisa lepas dari kami para perempuan saat pergi dari rumah!" ujar Lintang menjelaskan.
"Kalau begitu, aku pinjamlah Hp mu! Aku ingin menelfon seseorang tapi aku lupa membawa Hp ku!" ucap Ryan lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Harman Loke
Ryan masih miskin
2024-12-25
0
Abbie Jard
sumpah tolol banget MC nya jadi gagal fokus sama cerita nya
2024-07-20
1
Minus Muhadi
novel yg membagongkan,cerita yg terlalu bnyk bacot dan bertele tele,kata kata yg tiada guna
2024-07-08
0