Keduanya akhirnya berhenti berdebat saat pintu kamar Ryan tiba-tiba diketuk.
Tok! Tok! Tok!
"Nak! Apa kamu sudah bangun?" tanya suara dari luar yang tidak lain adalah milik ibunya.
"Ah! Iya ibu.. Aku sudah bangun dari tadi!" jawab Ryan sambil beranjak dari tempat tidurnya.
"Boleh ibu masuk?" tanya Lastri.
"Tentu saja!" jawab Ryan sambil membuka pintu kamarnya. Tapi raut wajah Ryan seketika berubah saat melihat sesuatu yang dipakai oleh ibunya.
"Ibu mau kemana?" tanya Ryan aneh karena melihat pakaian ibunya yang begitu rapih.
Lastri tidak langsung menjawab. Dia masuk kamar Ryan dan menghadap cermin yang menempel pada lemari Ryan dan mulai sibuk sendiri. Ya, begitulah wanita! Dimana ada cermin, disitulah wanita mulai bertingkah! Sebagai seorang laki-laki Ryan sangat memaklumi tingkah ibunya.
Setelah selesai dengan kesibukannya, Lastri lalu membalik badan dan menatap anaknya dengan wajah cengengesan.
"Hehehe.. Bagaimana baju dan penampilan ibu? Bagus bukan?" tanya Lastri yang tidak menjawab pertanyaan anaknya itu.
"Iya-iya.. Bahkan sangat bagus! Tapi ibu mau kemana?" jawab Ryan lalu mengulang pertanyaannya.
"Tentu saja ibu mau berangkat kondangan ditempat pamanmu Tarjo! Masa kamu lupa! Ini hari rame-rame anaknya yang sunatan!" jawab ibunya.
"Maksud ibu si Kevin itu? Bukankah dia sudah besar dan sudah pernah sunat? Apanya lagi yang mau disunati?" tanya Ryan aneh.
"Hiihh.. Bukan Kevin! Tapi Dani adiknya! Gimana? Kamu mau ikut tidak?" ujar Lastri yang geregetan dengan pertanyaan Ryan anaknya.
"Eh? Ibu.. Tidak-tidak! Ryan tidak mau! Kondangan itu adalah sesuatu yang paling dihindari oleh cowok cool sepertiku ibu!" ucap Ryan dengan wajah bergerak-gerak tidak karuan.
Mana mungkin Ryan mau ikut kondangan dan membuntuti ibunya. Apalagi saat ibunya bertemu dengan saudara-saudara dari keluarganya yang jauh, maka reunian antar para ibu-ibu rempong tidak akan pernah bisa dihindari lagi. Dan Ryan tentu tidak ingin terjebak didalam suasana mengerikan seperti itu.
"Baiklah.. Jika kamu tidak mau ikut, ibu berangkat sekarang ya?" ujar Lastri.
"Baik bu! Minta Parman atau Prapto buat antar ibu kesana!" kata Ryan.
"Iya! Sebelumnya ibu juga sudah ngomong sama Parman!" ucap Lastri.
"Yaudah! Ibu berangkat!" lanjutnya.
"Iya bu! Hati-hati dijalan!" ujar Ryan lalu bersalaman mencium tangan sang ibu.
"Siap!" jawab Lastri lalu pergi meninggalkan kamar Ryan.
Ryan hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lembut melihat kepergian wanita paling dicintainya diseluruh alam semesta itu. Sikapnya yang cuek dan tidak banyak bicara saat diluar, tidak bisa Ryan perlihatkan didepan ibunya itu.
[Ding! Misi tingkat menengah terpacu! Selamatkan anak-anak yang akan tertabrak oleh mobil truck di Jalan Kenanga, dekat halte! Tuan akan mendapatkan 5 poin sistem, 1 poin pesona dan 5.000.000 uang tunai! Jika gagal Tuan akan disetrum tegangan rendah selama satu menit oleh Sistem!]
Tiba-tiba suara Sistem terdengar dikepala Ryan yang mengabari tugas sistem telah terpacu.
"Jalan kenanga? Bukankan itu cukup jauh?" ucap Ryan lirih lalu bergegas lari keluar dari kamarnya.
Ryan menemukan Suprapto bawahannya sedang duduk santai didepan rumahnya sambil meminum kopi dan membaca koran.
"Praptoo! Aku pinjam motormu!" ucap Ryan dengan terburu-buru dan sedikit berteriak.
Suprapto yang sedang asik menyeruput kopi langsung saja menyemburkannya karena terkejut.
"Ah! Guru Besar mengagetkanku saja!" ujar Suprapto.
"Mana kunci motormu! Aku pinjam sebentar!" ucap Ryan terburu-buru.
"Eh? Ada dikamar, Guru Besar!" jawab Suprapto dengan wajah polos dan tidak mengerti.
"Cepat ambil! Aku pinjam motormu dulu! Ini penting! Menyangkut nyawa seseorang!" ujar Ryan sambil menarik tangan Suprapto untuk berdiri dan bergegas mengambilkan kunci motornya.
"B-baik Guru Besar!" ucap Suprapto kebingungan namun dia langsung berlari mengambilkan kunci motornya untuk dipinjamkan Ryan.
Dua puluh detik kemudian, Suprapto kembali dengan nafas yang terengah-engah dan ditangannya terpegang kunci.
"Ini Guru Besar!" ucap Suprapto sambil memberikan kunci motornya kepada Ryan.
"Bagus! Aku bawa dulu!" ujar Ryan mengambil kunci lalu berlari menuju motor ninja Suprapto yang terparkir didepan rumahnya.
Broommmm...
Ryan mengegas motor yang baru dihidupkan mesinnya itu dengan keras lalu melaju dengan sangat cepat. Motor Ryan menyalip banyak kendaraan lainnya. Ryan menggunakan motor Suprapto seperti halnya Valentino Rossi. Mungkin saja lebih karena saking ngebutnya.
Setelah lima menit melaju dengan kecepatan tinggi, Ryan akhirnya sampai juga di Jalan Kenanga dan berhenti didekat halte. Ryan mematikan motornya dipinggir jalan dan melihat-lihat dimanakan gerangan anak-anak yang harus diselamatkannya.
Tiba-tiba dari sebuah toko disebrang jalan keluarlah seorang ibu-ibu dengan dua bocah kecil atau bocil digandengan tangannya. Satu berumur kisaran delapan tahun dan satunya lagi empat atau lima tahun.
Sang ibu lalu menghentikan langkahnya dan memasang wajah seperti sedang mengingat-ingat sesuatu. Setelah itu dia mengatakan kepada anaknya untuk menunggunya ditempat dan jangan pergi karena dia lupa membeli sesuatu. Sang anak hanya mengangguk saja, lalu sang ibu pergi meninggalkannya masuk kembali kedalam toko.
Saat ibunya sudah pergi meninggalkan dua bocah itu, tiba-tiba si bocah yang berumur empat atau lima tahunan itu melihat seekor kucing yang sangat imut dari arah sebrang jalan.
Bocah itu sangat tertarik dengan kucing itu lalu dengan cepat dia berlari menuju tempat kucing yang mana harus menyebrang jalan besar.
Sang kakak terkejut dengan adiknya yang tiba-tiba berlari dengan kencang dan melepaskan diri dari genggaman tangannya. Dia memanggil nama adiknya dengan keras namun tidak sedikitpun beranjak dari tempatnya berdiri.
Ya! Begitulah anak-anak! Orang dewasa harus bisa memakluminya! Mungkin dalam fikiran anak itu dia tidak ingin melanggar larangan sang ibu atau mungkin karena hal lain.
Ryan yang melihat itu hanya tersenyum namun tiba-tiba senyumannya menghilang saat mengingat akan mengapa dirinya ada disini. Saat itu juga sebuah mobil truck berwarna kuning melaju dengan sangat cepat dari arah lain dan tidak memungkinkan baginya untuk di rem.
"Sial! Itu bocilnya!" ujar Ryan melompat dari motornya lalu berlari secepat yang dia bisa.
Thiiiinnnn...
"Awaaasss!"
Ryan berteriak kencang secara reflek sambil terus berlari menghampiri bocah lima tahunan itu. Dari teriakan Ryan itulah banyak orang-orang yang sedang berada dipinggir jalan sontak mengarahkan pandangannya kesatu arah dan ikut berteriak histeris.
Mendengar Ryan dan orang-orang berteriak serta sebuah klakson dari mobil yang bersamaan, bukannya pergi dan mempercepat larinya dan menghindar dari tertabrak, bocah lima tahunan itu justru menghentikan langkahnya tepat dijalur truck akan melewatinya. Dia melihat kearah Ryan dan bertanya-tanya mengapa ada orang yang berteriak-teriak sangat kencang seperti itu.
Sekali lagi Ryan harus dipaksa mengerti dan maklum dengan laku dari bocah yang baru seumur jagung itu. Ryan semakin mempercepat langkahnya lalu saat sudah dekat, dia meraih bagian ketiak si bocah dan membawanya menghindar dari tabrakan.
Thiiiiiiin...
Ryan dan bocah itu berhasil menghindar dan selamat dari kecelakaan mengerikan itu.
"Haahh.. Selamat!" ucap Ryan menghela nafas panjangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Harman Loke
masa Ryan tidak tahu apa tujuan ia datang
2024-12-25
1
Restu Apih
author sering ngelawak sendiri..
readers g diajakin..
jadinya garing
2025-02-26
0
Mas Uan
aih..keparatanyaa
2024-12-26
0