Keduanya saling menatap satu sama lain. Ryan menyunggingkan senyuman anehnya kepada Bos preman Rio yang langsung membuatnya merasakan hawa tidak enak.
"Hyaaat!"
Ryan berteriak dan berinisiatif menyerang terlebih dahulu. Ayunan tangan yang sangat lincah dan jurus tendangan Ryan gunakan secara bersamaan yang membuat Rio akhirnya mengerti arti senyuman Ryan sebelumnya.
Buk! Buk!
Beberapa kali Rio terkena hantaman kaki Ryan yang membuat pertahanannya sedikit goyah.
"Ayo Tuan Guru Besar Rio! Apa hanya ini kemampuan yang kamu miliki!" ujar Ryan memprovokasi di sela-sela pertarungan.
"Haha.. Kau sungguh hebat Ryan! Aku tidak menyangka akan menemukan lawan yang membuatku bersemangat setelah beberapa tahun ini!" ucap Rio sama sekali tidak terprovokasi.
Rio kemudian menebaskan pedang katananya secara menyilang dan kakinya bergerak zig-zag. Ryan sedikit kebingungan melihat pola bertarung Rio yang tiba-tiba berubah.
Trank! Trank! Trank!
Meskipun bingung, Ryan tidak bisa kehilangan fokusnya. Dia terus memperhatikan setiap gerakan dari Rio yang meskipun sangat rumit.
"Haaa!"
Tiba-tiba Rio berteriak sangat kencang dan mengagetkan Ryan.
Sret!
"Ugh!"
Tap! Tap! Tap!
Ryan meringis kesakitan sambil memegangi pahanya dan langsung melangkah mundur untuk menjaga jarak. Ryan sedikit terkena tebasan pedang katana Rio. Untung saja dia dengan cepat bergerak mundur. Jika tidak, mungkin kaki kanannya sekarang sudah putus.
"Sial!" umpat Ryan.
Darah segar mengalir dengan deras menodai celananya dan menjadikannya berwarna merah.
"Hahaha.."
Rio tertawa senang melihat Ryan meringis kesakitan. Dia sangat puas dengan hasil yang dia peroleh. Hal ini Rio perkirakan sudah sepadan atau bahkan lebih untuk membalas pukulan tongkat bisbol Ryan yang sebelumnya beberapa kali mengenai tubuhnya.
Sementara di barisan para penonton yang tidak lain adalah anak buah sekaligus anggota Perguruan Beladiri Tengkorak Hitam tersenyum dengan wajah sangat puas. Mereka bisa melihat bahwa Ryan mungkin performa tempurnya tidak akan bisa lagi sebagus sebelumnya.
"Hahahaha.. Bos memang yang terbaik! Potong juga telinganya Bos! Balaskan dendamku!" seru salah satu anggota yang mana pada pertarungan melawan Ryan, saudaranya terluka dengan cukup parah. Dia tertawa sangat keras dan merasa sangat senang karena Ryan berhasil dilukai oleh Bos Rio.
Saking kerasnya teriakan orang itu, sampai sampai Bos Rio dibuat mengerutkan kening dan menatap anak buahnya itu.
"Apa kau sedang memerintah Bos? Apa kau ingin mati sekarang?" tanya tiba-tiba salah satu pria dibelakang orang yang berseru itu.
Nada bicara pria ini sangatlah dingin. Dia sangat tersinggung dengan ucapan orang yang berseru kepada Bosnya yang seolah-olah sedang menyuruh. Meskipun dia itu teman, tapi berbuat yang demikian adalah hal tabu bagi kelompoknya.
"Eh.. Tidak! Anu.. Bukan begitu maksudku mas John!" ujar pria yang berseru sebelumnya dengan nada kaku. Dia sungguh tidak berani melawan si John ini. Meskipun John bertubuh kurus dan hanya pas-pasan, tapi dia sangat terkenal dengan tinjuannya yang sangat mematikan.
"Jika tidak maksud maka diamlah! Suara teriakan burukmu itu justru bisa menghilangkan konsentrasi Bos Rio! Paham?" bentak si John.
"B-baik mas John! A-aku tidak akan mengulanginya lagi!" jawab orang itu dengan ketakutan.
"Bagus! Dan tonton saja pertarungan Bos Rio! Jangan berisik!" ujar si John.
"S-siap mas John!"
Didalam pertarungan, Ryan terus meringis kesakitan sambil memegangi pahanya yang terus mengalirkan darah.
"Sial! Sial! Sial!" teriak Ryan karena menahan rasa sakit sekaligus perih.
"Hahaha.. Nak! Kau akan kalah!" ucap Rio dengan sombong.
Rio terus melangkah maju secara perlahan, sementara Ryan harus kesusahan mundur untuk menjaga jarak. Ryan beberapa kali sudah menghubungi Sistem melalui fikirannya untuk suatu hal, tapi Sistem justru hanya diam dan tidak menjawab panggilannya sama sekali.
"Mengapa kau terus mundur bocah? Apa kau sekarang sudah takut mati? Dimana keberanianmu yang sebelumnya itu?" ucap Rio menghujani Ryan dengan tiga pertanyaan secara beruntun sekaligus menyiratkan ejekan mendalam kepada Ryan.
Ryan hanya menggertakkan giginya saat mendengar pertanyaan ejekan dari Rio. Andai saja dia menggunakan senjata yang sama, maka sudah dipastikan Rio sudah mati puluhan kali ditangannya.
"Hanya diam? Hahaha.." ejek Rio.
Ryan yang sebelumnya berjalan sambil terus memegangi lukanya untuk menjaga jarak kini tiba-tiba berhenti dan berdiri dengan tegak dan kuda-kuda kokoh. Dan Rio yang berusaha terus mempersempit jaraknya dengan Ryan dibuat sangat terkejut.
Bos preman sekaligus Guru Besar Perguruan Beladiri Tengkorak Hitam itu melihat jika luka menganga pada paha Ryan kini tidak lagi mengucurkan darah alias terhenti total. Hal yang tidak deketahui oleh Rio adalah Ryan sengaja memperlihatkan diri seolah sudah tidak berdaya supaya dia terus diejek dan mengulur waktu.
Disela-sela waktu yang sangat singkat itu, Ryan menggunakan keahliannya dalam hal urat dan syaraf untuk menghentikan pendarahan dan mengurangi rasa sakit pada lukanya. Alhasil, sekarang dia bisa berdiri lagi dengan kokoh seolah dia tidak pernah terluka. Sungguh strategi yang cukup cerdas!
Melihat wajah terkejut Bos Rio, Ryan hanya tersenyum kecil. Dia sudah menduga akan seperti itu pengekspresiannya.
"Baiklah.. Mari kita lanjutkan ronde kedua!" ucap Ryan lalu bersiap dengan ancang-ancang serangan tongkat bisbolnya.
Rio tersadar dari lamunannya saat Ryan mengatakan ronde kedua. Dia segera bersiap dengan pedang katananya dan mengacungkannya kepada Ryan.
"Hyaaat!"
Traaankkkk!
Keduanya berlari saling mendekat dan berteriak secara bersamaan. Setelah itu, mereka juga saling serang dan menahan serangan. Dan betapa mengejutkannya Ryan! Gerakannya kini bertambah tiga kali lipat lebih cepat dari sebelumnya.
Buk! Buk!
Trank! Tring! Tring!
Trank! Buk! Buk!
Rio terkena banyak sekali hantaman tongkat bisbol Ryan dan beberapa kali tonjokan serta tendangan. Entah itu bagian lengan, kaki, perut, dada, bahkan wajahnya juga ketinggalan.
Rio tampak sangat kewalahan dengan gerakan Ryan yang sangat cepat dan berubah-ubah yang membuat dirinya sama sekali tidak bisa ditebaknya. Rio kini sudah babak belur dan ada satu giginya dibagian depan yang patah. Sungguh sangat ngilu sekali!
Meski sudah dalam kondisi seperti itu, dia tidak pernah ingin mengalah dan anak buahnya yang lain termasuk John tidak berani mendekat untuk membantu karena takut serangan si Bos salah sasaran dan berakhir mereka yang terluka.
Gerakan kungfu yang diimbangi dengan permainan pedang super namun dilakukannya menggunakan tongkat bisbol Ryan nyatanya sangat indah dan mengagumkan jika dilihat.
Ryan menghetikan serangannya satu detik untuk mengecohkan konsentrasi Rio lalu setelahnya memukul dengan sangat keras tangan kanan Rio dari arah bawah.
Buak! Krak!
"Aakkhh.."
Serangan itu mengenai tepat sasaran yang membuat sebuah suara retakan keras terdengar oleh semua orang. Selain itu, serangan keras itu juga membuat pedang katana Rio terlepas dan terbang diudara.
Dengan sangat sigap Ryan menendang dada Rio agar menjauh lalu melemparkan tongkat bisbolnya pada wajah Rio.
Buak!
"Ugh!"
Setelah itu Ryan menangkap dengan sangat anggun pedang katana itu tepat sebelum menyentuh tanah. Tanpa menunggu waktu lagi, Ryan berlari menghampiri Rio yang sedang kehilangan keseimbangan dan akan jatuh terjengkang.
Ryan menendang bagian bawah kaki Bos preman sehingga membuat Rio terpaksa menekuk kedua kakinya.
Bruggg!
Rio terjatuh dengan terlentang menghadap kelangit dengan kaki yang menekuk. Setelah itu Ryan mengacungkan pedang katana kearah wajah Rio yang terlihat sangat memprihatinkan. Rio yang ingin berteriak langsung terdiam seribu bahasa karena ketakutan.
"Kau yang kalah Guru Besar Rio!" ucap Ryan sambil menyunggingkan senyum penuh makna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Harman Loke
pada akhirnya Ryan memenangkan
2024-12-25
0
sampah apa bagusnya. banyak cakap dari berantem. bahlul penulis. noveltoon bodoh.
2024-08-18
0
KadalKocak
ga serem tuh muka nya ketinggalan..?.cuma tengkorak doang?
2024-05-21
1