Rio menggertakkan giginya hingga terdengar cukup keras namun dia juga begitu ketakutan. Dia tidak menyangka bahwa master beladiri sepertinya dapat dikalahkan oleh seorang pemuda yang masih berumur belum dua puluh lima tahun.
Terlebih dia telah berjanji akan menjadi pelayannya yang paling setia jika memang pemuda itu bisa mengalahkannya. Dan kenyataan pahit itu akhirnya diterima Rio. Bukan hanya kalah! Tapi bahkan senjata yang harusnya dia acungkan kepada musuh kini sedang mengacung tepat didepan wajahnya.
Dia belum bisa menerima semua ini! Tidak! Bukan hanya dia! Tapi semua anak buah atau para murid Perguruan Beladiri Tengkorak Hitam juga belum percaya dengan apa yang mereka lihat.
Mereka semua ingin menyerang Ryan, tapi mereka ingat dan dididik untuk selalu ikut dan berbakti kepada guru besar. Selain itu meski mereka adalah preman, tapi untuk masalah yang berkaitan dengan janji, maka mereka harus tetap menepatinya.
"Sial! Apa kita benar-benar akan menjadi anak buah dari pemuda itu?" tanya salah satu orang yang belum bisa menerima.
"Sepertinya begitu! Kita diharuskan untuk menuruti semua ucapan Bos Rio! Sementara Bos Rio sudah menjanjikan hal yang seperti itu! Kita hanya bisa menerimanya!" jawab satu temannya yang lain yang berada disebelah orang yang bertanya itu.
"Benar sekali! Tapi apakah peraturan yang sudah berlaku akan dirubah oleh pemuda itu?" tanya orang itu.
"Melihat dari karakter yang ditampilkan pemuda itu, aku rasa tidak! Pemuda itu hanya ingin kita menjadi bawahannya saja dan tidak akan ikut campur urusan dalam perguruan atau geng motor! Mungkin dia akan meminta bantuan kepada kita jika memang dia sangat membutuhkan! Itu saja!" kini giliran John yang memberikan jawaban.
"Yah.. Aku harap begitu!" kata orang itu sambil menatap Bos mereka yang masih terdiam dengan sebilah pedang katana yang mengacung didepan wajahnya.
Mereka semua terdiam setelah mendengar jawaban dari John. Jika apa yang dikatakan John itu benar, maka mereka tidak akan keberatan jika harus menjadi bawahan atau pelayan paling setia untuk pemuda tersebut.
Bagi mereka, jika tidak ikut campur masalah peraturan yang sudah ditetapkan perguruan atau geng motor, maka itu tidak masalah. Itu karena mereka telah menganggap peraturan itu adalah hal mutlak untuk kehidupan mereka. Dan karena peraturan itu pula mereka menjadi kelompok yang disegani di kota ini bahkan oleh aparatur pemerintahan itu sendiri.
Ryan menatap tajam Rio yang masih diam tidak menanggapi ucapannya. Dia mendekatkan pedang katana itu kewajah Rio yang langsung membuat Rio angkat bicara.
"Baik.. Baik! Sesuai dengan kesepakatan kita!" ujar Bos Rio lemah.
"Hm.. Bagus!" ucap Ryan.
[Ding! Selamat! Tuan telah menyelesaikan tugas sistem tingkat tinggi yaitu mengalahkan semua preman dan menjadikan mereka bawahan! Tuan mendapatkan 50 poin sistem, 5 poin kekuatan dan 10.000.000 uang tunai!]
Ryan tersenyum mendengar pemberitahuan dari Sistem. Kemudian dia membantu Bos Rio untuk berdiri lalu menepuk-nepuk pundaknya.
"Maaf aku terlalu kasar denganmu!" ucap Ryan tiba-tiba yang mengejutkan Bos Rio dan semua orang.
Maaf? Apakah mereka tidak salah dengar? Padahal merekalah yang membuat masalah dengan pemuda itu bahkan sampai melukai pahanya, lalu pemuda itu justru yang meminta maaf?
Bos Rio langsung berlutut dihadapan Ryan yang langsung diikuti semua orang dari Perguruan Beladiri Tengkorak Hitam. Bahkan satu wanita yang sedari tadi sudah terlupakan ikut berlutut. Dia tidak lain adalah Novie yang terlihat sangat ketakutan dan menyesali perbuatannya memberitahu para preman ini rumah Ryan.
Novie sangat tidak menyangka bahwa Ryan sebenarnya adalah master kungfu yang sangat hebat yang sengaja berpura-pura menjadi cupu atau lemah.
"G-guru Besar Ryan! K-kami seharusnya yang meminta maaf kepada Guru Besar!" ucap Bos Rio dengan terbata-bata.
"Benar!" seru keempat puluh sembilan orang lainnya.
Ryan sangat terkejut dengan reaksi mereka semua. Terlebih nama panggilan barunya yang telah tersemat pada diri Ryan. Ryan benar-benar dibuat terkejut sekaligus tidak berdaya.
"Apa yang kalian lakukan? Cepat berdiri!" ucap Ryan sambil berusaha membantu Bos Rio untuk berdiri.
Belum sempat Ryan berhasil membuat Bos Rio berdiri, sebuah suara lembut yang sangat Ryan kenal terdengar.
"Nak! Apa yang terjadi? Mengapa semua orang berlutut padamu? Dan kakimu? Siapa yang telah melukaimu?"
Benar! Dia adalah Lastri yang baru pulang dari belanja. Saat dia baru tiba, dia melihat Ryan anaknya sedang didepan para pria berpenampilan sangar sambil memegang pedang. Namun posisi para pria itu sedang berlutut memohon ampun kepada sang anak.
Lastri langsung melepaskan barang bawaannya lalu datang menghampiri Ryan dengan wajah sangat khawatir. Dia sangat takut anaknya terjadi sesuatu. Sementara Ryan hanya tersenyum lembut melihat sang ibu yang begitu mengkhawatirkannya.
"Ibu tenanglah! Ryan tidak apa-apa!" ucap Ryan sambil memeluk ibunya.
"Tidak apa-apa bagaimana? Kamu terluka nak!" ujar Lastri mengelak.
"Iya ibu! Tapi sungguh Ryan tidak apa-apa! Ini hanya luka kecil saja!" balas Ryan sambil terus memeluk ibunya yang mulai menangis.
Sambil memeluk ibunya, Ryan terus membujuknya untuk tenang dan tidak menangis. Hatinya sangat sakit jika melihat satu-satunya wanita ini menangis.
Setelah bebera saat, akhirnya sang ibu telah tenang. Ryan menatap semua orang yang terus berlutut itu dengan tatapan lembut.
"Berdirilah! Aku memaafkan kalian!" ucapnya.
"Terima kasih Guru Besar!" ucap semua orang termasuk Novie setelah kembali berdiri.
Ryan lalu menjatuhkan pedang katanya yang dipegangnya lalu melepaskan pelukan sang ibu.
"Oiya ibu, perkenalkan! Mereka semua adalah saudara-saudaraku!" ucapnya sambil memperkenalkan para preman itu.
Bos Rio, John dan semua preman kembali dibuat tertegun dengan ucapan Ryan yang memanggil mereka dengan sebutan saudara, bukan bawahan.
"Salam Ibu Besar! Namaku Rio, dan ini John. Lalu semua orang ini adalah anak buahku! Kami semua adalah bawahan dari Guru Besar Ryan!" ucap Bos Rio mengungkapkan identitas asli mereka terhadap Ryan.
Ryan hanya menggelengkan kepalanya melihat Rio mengungkapkannya. Sementara sang ibu sangat terkejut mendengarnya. Dia menatap anaknya dengan tatapan penuh pertanyaan dan menginginkan penjelasan.
Ryan hanya terus menggelengkan kepalanya merasa dengan wajah tidak berdaya.
"Ibu! Aku akan menjelaskannya nanti! Sekarang ayo kita masuk dulu!" ujar Ryan.
"Dan untukmu Novie! Kau kembalilah dengan satu orang dari mereka!" lanjut Ryan.
"Baik!" ucap Novie lirih.
Dia lalu dibawa oleh salah satu preman dan pergi meninggalkan kediaman Ryan. Sementara Ryan, Ibunya, Bos Rio dan John masuk kedalam rumah sederhana itu. Beberapa diantara mereka juga masuk membawa barang bawaan dari Lastri yang dia tinggalkan sebelumnya.
Tidak lupa Lastri membuatkan kopi untuk kedua tamu dan anaknya. Setelah itu dia ikut diduduk dan menatap ketiga orang itu dengan serius.
"Sekarang katakan semuanya kepada ibu!" ucap Lastri mengintrogasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Listi
mantapbek
2025-02-06
0
Harman Loke
mantaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaappppp
2024-12-25
0
Ahmad R Laros
manttaaaaap thooooor
2024-09-03
0