Ryan berjalan dengan gontai keluar dari lorong-lorong sempit itu untuk mencari jalan besar. Dia tidak tahu saat ini sedang berada dimana sebab dia belum pernah memasukinya. Satu-satunya jalan adalah dengan mencari jalan besar untuk mengetahui arah.
Dia hanya terus melangkahkan kakinya. Kadang berbelok ke kanan dan beberapa kali belok kekiri. Ryan juga mencari orang yang mungkin ada ditempat itu untuk bertanya, namun kenyataan pahit harus sekali lagi Ryan rasakan. Tidak ada satu orang pun yang dia temui. Lorong itu tampak sangat sepi dan hanya dia satu-satunya orang yang ada ditempat itu.
'Sial!' batinnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
Hari semakin sore. Setelah sekitar setengah jam berputar-putar, Ryan akhirnya berhasil menemukan jalan besar dan dia bisa bernafas dengan lega.
'Haiih.. Akhirnya..' batinnya.
Dia pun berjalan dengan santai setelah mengetahui jalan besar mana tempat itu. Dia tidak terlalu terburu-buru karena memang tidak ada yang mengharuskan dirinya untuk terburu-buru.
Beberapa kali Ryan juga duduk dikursi yang ada di pinggir jalan tempat orang-orang menunggu angkot atau taksi datang untuk beristirahat. Lalu setelahnya dia kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah.
Lima belas menit berlalu. Disaat Ryan sedang melewati sebuah toko baju atau butik yang cukup mewah, dia melihat seseorang yang membuat hatinya sedikit bergetar.
Benar! Dia melihat seorang wanita cantik yang bernama Novie! Lebih lengkapnya adalah Novie Sanjaya Ningrum yang sedang berjalan berduaan dengan seorang pria yang dia kenal juga karena teman satu kampusnya. Namanya Dimas Kurniawan.
Novie bisa dibilang adalah mantan pacar Ryan. Namun setelah dia mengetahui latar belakang Ryan yang miskin dan tidak berpunya setengah tahun lalu, dia berpaling dari Ryan dan memilih Dimas yang meskipun sedikit cupu sebagai pacarnya. Sungguh tragis memang hidup Ryan ini. Miskin dan selalu mengalami hal-hal pahit dalam hidupnya.
Ryan terus menatap kedua sejoli itu dalam diam. Dia sebenarnya masih belum bisa menerima kenyataan ini. Meskipun dia sadar dan sedikit bersyukur bahwa Novie ini adalah cewek matre dan tidak baik untuknya.
Novie yang secara tidak sengaja melihat Ryan sang mantan pacarnya sedang melihatnya dengan tatapan nanar segera membuat ulah dengan memeluk tangan Dimas secara tiba-tiba.
"Eh? Ada apa?" tanya Dimas yang terkejut dengan sikap tiba-tiba pasangannya itu.
"Say.. Terima kasih atas belanjaannya hari ini! Ini semua baju-baju MAHAL semua loh! Kamu memang yang terbaik say!" ucap Novie sengaja mengeraskan suara dan menekankan kata mahal agar Ryan mendengarnya. Dia juga dengan bangganya menenteng barang bawaannya yang baru dibelikan oleh Dimas untuknya.
Dimas yang belum menyadari keberadaan Ryan hanya bisa menjawab ucapan wanitanya itu dengan jujur dan polos. Apalagi ada sedikit rasa-rasa kenyal yang menempel di lengan kirinya itu. Membuat jantung pria lugu ples cupu itu dag-dig-dug tidak karuan.
"Tenang saja! Buat gadisku, apapun akan aku berikan!" ujar Dimas dengan santainya.
"Aduuh say aku! Memang tiada tandingannya! Love-love say!" tutur Novie bermanja-manja sambil terus memeluk lengan Dimas.
Dimas sangat senang dengan hal itu. Terlebih sesuatu yang kenyal-kenyal dan panggilan 'say' dari Novie begitu khas dan khusus untuknya seorang. Hati Dimas dibuat suka seperti bunga yang bermekaran. Ya! Tapi bunga bangkai jika itu menurut Ryan.
Ryan yang melihat acting Novie hampir muntah dibuatnya. Dengan tekat yang pasti, dia melangkah kaki menghampiri kedua pasangan yang sedang bahagia itu.
"Eh Ryan! Apa kabarmu Yan? Mengapa kamu babak belur begitu?" tanya Dimas yang polos.
"Em.. Kurang baik Mas! Kamu bisa lihat sendiri lah! Oiya, aku cuma mau bilang. Jangan terlalu senang dipanggil 'say'! Karena 'say' itu memiliki dua kemungkinan! Yaitu sayang dan satunya lagi sayton! (setan)" ujar Ryan santai sambil menepuk-nepuk bahu Dimas kemudian berlalu begitu saja dari kedua pasangan tersebut.
Wajah Novie memerah karena marah, sementara Dimas si pria cupu lagi lugu menatap Novie dengan tatapan tajam.
"Sayang! Kamu memanggilku dari kata terusan yang mana? Sayang apa sayton?" tanya Dimas dengan wajah menyelidik.
Novie hanya bisa berteriak didalam hati dengan kepolosan lelakinya itu.
"T-tentu saja sayang dong sayangku! Mana mungkin aku memanggilmu begitu dengan niat memanggil sayton! Itu mustahil lah sayangku!" ujar Novie sambil memaksakan dirinya untuk tersenyum.
Dalam hati Novie, dia sangat dendam kepada Ryan yang telah mempermalukannya seperti ini dan dia tidak akan melupakan kejadian hari ini serta bertekat akan memberikan perhitungan kepada si miskin Ryan suatu hari nanti. Sungguh, wanita memanglah makhluk pendendam dan tidak mudah melupakan!
.
.
Ryan sampai dirumahnya tepat setelah matahari benar-benar telah terbenam.
"Ibu! Aku pulang!" ucapnya sambil membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci dan memasukinya.
"Kamu sudah pulang nak! Uhuk! Uhuk!" ucap suara serak seorang wanita dari dalam kamar sambil terbatuk-batuk.
Lalu Ryan melihat sosok wanita yang paling dia hormati diseluruh alam melebihi apapun keluar dari kamar yang tidak lain adalah ibunya.
Lastri Darmawanti adalah nama dari sosok itu. Lastri sudah beberapa hari ini sedang menderita sakit demam dan sakit tenggorokan yang membuatnya selalu batuk disetiap waktu.
Ryan sudah membelikan ibunya itu obat di apotik dari hasil kerjanya dihari minggu di sebuah bengkel motor. Namun karena takdir memang belum memberikan garisan sehat untuk sang ibu, maka ibunya itu masih saja sakit hingga saat ini.
Lastri keluar dari kamarnya dengan senyuman khas seorang ibu kepada anaknya untuk menyambut kepulangan sang anak. Namun senyuman indah itu seketika menghilang saat melihat wajah buah hatinya tampak lebam dan terluka.
"Nak! Kenapa dengan wajahmu?" ucapnya bertanya khawatir sambil buru-buru memeriksa wajah Ryan.
"Aw! Ibu.. Itu.. Tadi aku buru-buru ingin cepat pulang karena kesorean! Eh.. Tidak sengaja aku terpeleset dan jatuh! Kakiku juga sedikit terkilir tadi! Tapi sekarang sudah sembuh!" jawab Ryan berbohong.
Ryan terpaksa melakukannya agar ibunya tidak terlalu mengkhawatirkannya. Namun yang tidak Ryan ketahui adalah ibunya tentu tahu anaknya sedang berbohong. Jika memang itu terjatuh, mana mungkin akan lebam seperti itu.
Dan perlu diketahui juga bahwa orang yang paling mengenali sifat dan sikap seorang anak adalah ibunya. Jadi bagaimanapun Ryan berbohong maka Lastri ibunya tentu mengetahuinya.
Lastri hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ryan.
"Oiya ibu, bagaimana dengan obat yang kemarin Ryan berikan? Apakah ada evek yang membuat ibu baikan?" tanya Ryan.
"Belum nak! Uhuk! Ibu masih saja batuk seperti ini! Uhuk! Namun tenanglah.. Ibu tidak apa-apa! Lambat laun ibu pasti akan sembuh!" ucap Lastri dengan lembut.
"Baik ibu! Tapi besok Ryan akan dapat gajian lagi dari bengkel tempat Ryan kerja! Ryan akan membelikan obat yang lebih berkualitas untuk ibu!" ucap Ryan sambil tersenyum.
Hati Lastri melembut saat mendengar ucapan anaknya yang begitu perhatian kepadanya. Dia hanya mengangguk dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan karunia anak seperti Ryan.
"Baik nak! Sekarang kamu mandi dan gantilah bajumu!" ucap Lastri.
"Baik bu!" turut Ryan.
Ryan pun masuk kedalam kamar untuk meletakkan tas bawaannya lalu bersiap untuk membersihkan diri. Namun dalam hati Ryan, dia bertekat dalam hatinya jika Tuhan memberikan dia takdir yang bagus berupa kekuatan atau kekuasaan, maka dia akan menjaga dan membahagiakan ibunya sampai dia mati pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Harman Loke
lanjuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuttttttt
2024-12-25
0
wiwik dwi koriyanto
lanjut thoriq ...
2024-11-28
0
Leonell Soleh
Ryan sayang kepada ibunya 😍
2024-09-25
1