Bersama Sistem
(Novel ini adalah Juara Favorit Pembaca dalam lomba Super Sistem S2. Selamat membaca! Semoga terhibur!😁)
...****************...
"Itu dia! Ayo kejar dia!" seru salah satu orang dari kelompok pemuda berjumlah lima orang yang berhasil menemukan tempat persembunyian orang yang sedang mereka cari.
"Ayo! Kita tangkap dan habisi dia!" sahut temannya.
Mereka berlima terus mengejar seseorang yang terlihat lusuh dari baju ataupun celananya. Wajahnya juga tampak lebam akibat sebuah tonjokan yang dia terima sebelumnya.
Pemuda lusuh itu tidak lain adalah Ryan, yang memiliki nama lengkap Ryan Aji Sena. Ryan dikejar oleh sekelompok pemuda itu karena telah melakukan sesuatu yang sangat membuat siapapun akan linu jika mendengarnya saja.
(Flash back on...)
Ryan sedang berjalan dengan santai menuju rumah yang ditinggalinya bersama dengan sang ibu. Dia baru saja pulang dari kuliahnya. Karena hari ini dia sama sekali tidak punya uang untuk membayar angkot untuk pulang, dia pun terpaksa harus pulang dengan berjalan kaki.
Sebelumnya saat di kampus, dia juga hanya berdiam diri didalam kelas saat waktu istirahat. Ryan hanya bisa menelan ludah pahit disaat anak-anak lain semuanya pergi ke kantin dan membeli jajanan yang mereka inginkan.
Ryan terus melangkahkan kakinya dengan perlahan. Terkadang dia bersiul-siul riang untuk menghilangkan kejenuhannya. Namun saat ditengah perjalanan, Ryan dicegat oleh sekelompok anak muda berjumlah enam orang yang menggunakan tiga mobil mewah dan bermerk.
Brumm... Brumm...
Mobil-mobil mewah itu menepi dipinggir dan berjalan perlahan mendekati Ryan.
"Oi.. Miskin! Jalan kaki nih? Biasamya naik angkot! Kemana angkot butut langgananmu itu? Atau kamu sedang tidak punya uang untuk membayar biaya angkot?" teriak salah satu pemuda yang bernama Brian bertanya setelah membuka kaca mobilnya.
Brian ini adalah anak dari salah satu bos yang memiliki banyak perusahaan dan terkenal dimana-mana. Ayahnya juga memiliki saham sekitar tiga puluh persen di kampus tempat Ryan bersekolah. Kekayaan yang dimiliki keluarganya membuat diri Brian begitu angkuh dan bertindak semena-mena.
Brian juga memiliki geng yang kelompoknya terdiri dari anak-anak orang kaya dan selalu membawa mobil-mobil mewah kemana-mana.
Karena suatu alasan, Brian sangat membenci Ryan. Setelah menyelidiki latar belakang Ryan yang ternyata hanyalah anak dari kalangan bawah yang beruntung bisa mendapatkan beasiswa sehingga bisa kuliah ditempat yang begitu elite, dia menjadi orang yang paling sering membully dan menghina Ryan.
Ryan tidak tahu alasan mengapa dirinya selalu dibully dan dihina oleh Brian dan juga teman-temannya. Tapi dia tetap bersikap sabar dan menelan semua takdir itu meski pahit dirasa.
Ryan tidak menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Brian. Bahkan kali ini dia tidak menoleh sedikit pun kearah sumber suara seolah suara yang sebelumnya dia dengar adalah angin lalu.
Brian yang merasa diacuhkan oleh pemuda miskin seoerti Ryan menjadi kalap. Dia menghentikan mobilnya secara mendadak yang membuat teman atau lebih tepatnya anak buahnya terkejut.
"Mengapa berhenti bos?" tanya anak buah Brian yang bernama Leo.
"Leo, kau ajak yang lainnya menangkap Ryan sialan itu! Berani-beraninya dia mengacuhkanku sebelumnya! Kita harus memberinya pelajaran!" ucap Brian memberikan perintah.
"Baik bos!" ucap Leo mengangguk lalu turun dari mobil.
Leo mengatakan kepada lima temannya yang lain tentang Brian yang menyuruh mereka menangkap Ryan yang telah berani mengacuhkannya.
Keempat temannya langsung menyetujui dan turun dari mobil masing-masing.
"Jadi bocah miskin itu sudah berani mengacuhkan bos Brian? Bagus! Sangat bagus! Ayo tangkap dia!" ucap temannya yang lainnya.
"Ayo!"
Mereka berlima lalu berlari untuk menangkap Ryan. Sementara orang yang mereka tuju belum menyadari akan bahaya yang akan diterimanya karena dia hanya terus berjalan tanpa menghiraukan apapun.
Tap! Tap!
Dua buah cengkraman tangan yang sangat kuat memegang kedua bahu Ryan dan mengejutkannya.
"Kena kau miskin!" ucap Leo dengan tersenyum menyeringai.
"Leo! A-apa yang kau lakukan! Lepaskan aku!" ucap Ryan separuh berteriak sambil terus memberontak untuk melepaskan diri.
"Diam kau miskin!" ucap tiba-tiba salah satu dari kelima orang itu sambil meninju perut Ryan. Pemuda ini bernama Topan. Dia adalah orang paling ringan tangan alias paling suka memukul tanpa banyak berfikir dalam kelompok Brian.
Bug!
"Ughhh.."
Ryan menahan rasa sakit diperutnya yang diberi bogem oleh Topan.
"Haha.. Mampus kau! Dasar miskin tidak berguna!" ucap Topan sambil tertawa.
"Ughhh.." Ryan hanya bisa mengeluarkan suara itu, karena memang perutnya sangat sakit bahkan kali ini nafasnya sedikit terasa sesak.
"Hahaha.." tawa kelima pemuda itu dengan lantang. Mereka sangat senang melihat Ryan yang sedang menahan rasa sakit akibat tinjuan Topan.
Sementara disisi lain dari dalam mobilnya, Brian dapat melihat Ryan yang sudah tertangkap, dia segera turun dari mobilnya lalu berjalan mendekati Ryan dengan santai sambil memasukkan keempat jari tangan kedalam saku celana.
Setelah sampai, dia langsung tertawa melihat wajah Ryan yang memerah karena menahan sakit pada perutnya.
"Hajar dia! Buat dia menjadi babak belur untukku!" ucap Brian memberi perintah.
"Baik bos!" jawab kelimanya serentak. Mereka berlima dengan senang hati menghajar Ryan hingga babak belur.
Lima menit kemudian, Ryan kini terlihat sangat menyedihkan. Wajahnya penuh lebam, kepalanya benjol, matanya memerah, bahkan dari sudut bibirnya terlihat darah segar mengalir.
Dia dipaksa berdiri dengan dipegangi kanan dan kiri oleh Leo dan Topan. Sementara Brian hanya tertawa terbahak-bahak melihat Ryan yang begitu mengenaskan itu.
"Baiklah.. Sekarang giliranku!" ucap Brian meendekati Ryan sambil mengeluarkan pisau lipat dari dalam sakunya.
Ryan yang tidak sengaja melihat Brian mengeluarkan pisau sangat terkejut. Dia bertanya-tanya, apakah Brian akan mengakhiri hidupnya? Gila! Ini sungguh gila! Batin Ryan.
Ryan menarik nafasnya dalam-dalam sambil merencanakan sesuatu. Brian semakin mendekat kearah Ryan. Dia bersiap mengambil ancang-ancang menusukkan pisau pada perut Ryan.
"Lebih baik mati saja kau samp-.."
Bugggg!
"Aaaaakkkhhh.."
Sebuah tendangan sangat keras dari Ryan mendarat dengan tepat mengenai burung perkutut milik Brian, membuatnya berteriak sangat keras dan berguling-guling di tanah. Entah bagaimana nasib burung perkutut itu saat ini setelah menerima tendangan maut seperti itu. Bisa saja kepalanya langsung patah atau mungkin yang lainnya.
Melihat hal itu, kelima anak buahnya panik menghampiri Brian termasuk Leo dan Topan yang sedang memegangi tangan Ryan. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Ryan Langsung lari dengan tertatih-tatih untuk kabur atau mencari tempat bersembunyi.
Brian yang sedang berguling-guling tiba-tiba berhenti berteriak dan bergerak. Dia pingsan dan tampak dari bagian itu ada darah yang merembes melalui celananya.
"Oh tidak! Apakah telurnya pecah?" ceplos Topan merasakan linu sendiri.
"Sembarangan! Ayo kita bawa bos kedalam mobil terlebih dahulu! Dia hanya pingsan saja!Setelahnya kita kejar bajing*n itu lalu bunuh!" ucap Leo dengan kemarahan yang memuncak.
"Baik!" ucap semua pemuda.
Mereka kemudian membawa Brian kedalam mobil dengan cara menggotongnya lalu mulai mengejar Ryan setelahnya.
(Flash back off...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Hendi
Menarik
2024-10-17
1
Ahmad R Laros
napa gak mati aja briyan sekalian g bisa manggung burungnya
2024-09-03
0
Anonymous
k
2024-08-31
0