Pagi harinya. Ryan yang sudah bangun tidur melakukan aktivitas rutinnya ditiap pagi yaitu berlarian bolak-balik jarak seratus meter dari rumahnya dan dia akan istirahat jika sudah merasakan kelelahan.
Rutinitas itu dia lakukan setiap pagi untuk menjaga vitalitas tubuhnya. Sementara luka yang ditorehkannya kemarin sore tidak menghalanginya untuk berolah raga.
Selesai olah raga pagi dan mendapatkan keringat yang cukup banyak, Ryan akhirnya kembali kerumah untuk membersihkan diri dan bersiap memulai harinya yang panjang ini di bengkel motor tempat kerjanya.
Satu jam kemudian, Ryan sudah siap dengan stelan baju kerjanya untuk berangkat ke bengkel. Sebagai anak yang berbakti, tidak lupa Ryan pamit dan meminta do'a restu kepada ibunya sebelum pergi alias tidak nylonong saja seperti anak zaman sekarang pada umumnya. Setelah itu barulah dia berangkat.
Bengkel tempatnya bekerja tidaklah terlalu jauh dari rumahnya. Hanya butuh waktu sepuluh menit bagi Ryan untuk sampai.
"Oi.. Yan! Sudah datang!" seru seorang pemuda dari dalam bengkel. Dia bernama Apri. Merupakan teman kerja Ryan di bengkel tersebut.
"Sudah Pri! Kamu tumben sekali datang awal?" tanya Ryan santai.
"Hahaha.. Tahu sendirilah Yan! Ini sudah akhir bulan! Sudah waktunya bekerja semangat untuk gaji tambahan!" jawab Apri sambil tertawa.
"Kamu ini!" Ryan tidak bisa berkata-kata lagi dengan tingkah teman kerjanya itu.
Apri bekerja full di bengkel tersebut. Bukan seperti Ryan yang hanya mengambil hari minggu atau hari libur kuliah saja.
"Oiya Yan! Gimana kabar si Novie-novie pacarmu itu? Sudah hampir setengah tahun atau empat lima bulanan aku tidak melihatnya! Kemana dia?" tanya Apri tiba-tiba.
Wajah Ryan yang sebelumnya tersenyum mendadak menjadi memerah dan tidak enak dipandang. Hal itu tentunya membuat Apri keheranan.
"Ada apa Yan?" tanya Apri.
"Aku sudah putus dengannya! Tidak! Lebih tepatnya diputuskan sepihak!" jawab Ryan sambil tersenyum getir.
"Apaa! Sejak kapan? Lalu kenapa?" tanya Apri sangat terkejut. Pasalnya dia sangat tahu akan Ryan dan Novie itu sangatlah mesra kala itu. Lalu tiba-tiba sekarang Ryan mengatakan sudah putus. Sungguh mengejutkan!
"Lima bulan lebih dua puluh satu hari yang lalu! Dan sebabnya pastilah kau juga sudah tahu!" jawab Ryan dengan lemas. Dia bahkan ingat dengan detail jumlah tanggal dimana hari itu adalah hari buruk bagi hatinya.
Ryan ingat waktu itu dia dan Novie sedang bermain disebuah taman yang berada tidak jauh dari rumah Ryan. Novie sangat senang dan selalu menyunggingkan senyum terindahnya untuk Ryan seorang.
Namun tiba-tiba awan dilangit berubah gelap dan tidak lama hujan pun turun dengan deras. Novie yang kala itu tidak membawa mobil terpaksa harus mengikuti Ryan kerumah kekasihnya itu. Tapi alangkah terkejutnya Novie saat melihat rumah yang mungkin bisa dikatakan gubuk reotlah yang menjadi tempat tinggal Ryan.
Sebelumnya Novie juga sudah menyelidiki tentang latar belakang Ryan itu. Dia sama sekali tidak percaya dengan hasilnya yang ternyata Ryan hanyalah anak orang miskin dengan tanpa ayah alias yatim. Novie terus mempertahankan hubungannya sebelum dia mengetahui dengan dirinya sendiri yang membuktikan akan status Ryan karena dirinya tidak pernah tahu dimana dan seperti apa kediaman Ryan.
Hingga tibalah saat dia mengetahui dengan mata kepalanya sendiri. Novie yang awalnya tersenyum dengan manis dan bahkan tertawa riang karena hujan-hujanan bersama Ryan spontan langsung menurunkan senyumannya.
Wajahnya menjadi datar dan semangat kebersamaan dengan Ryan langsung menghilang. Dia ingin pergi sejauh-jauhnya dari Ryan yang miskin itu.
Perubahan mimik wajah Novie tentu disadari betul oleh Ryan. Namun dia hanya mengira mungkin Novie kedinginan karena hujan-hujanan dan tidak terlalu mempermasalahkannya.
Namun keesokan harinya di kampus, Ryan yang masih duduk santai dikelas sambil membaca buku saat istirahat tiba-tiba didatangi Novie bersama seorang pemuda dan mengatakan ingin putus dengannya.
Novie juga mengatakan bahwa Ryan itu tidak selevel dengannya yang dari keluarga kaya. Tidak lupa wanita yang selalu dipujanya itu mengenalkan Dimas Kurniawan sebagai pacarnya yang baru.
Setelah mengatakan itu, Novie dan Dimas pergi begitu saja dengan bergandengan tangan meninggalkan Ryan yang shok dan tidak bisa berkata-kata.
Putusnya Ryan dengan Novie karena perbedaan level nyatanya diketahui oleh semua orang di kampusnya. Akhirnya dia terkenal dengan sebutan si miskin dan banyak sekali teman yang membullynya.
Kembali ke Ryan dan Apri di bengkel. Apri yang melihat senyuman pahit teman seperjuangannya itu hanya bisa menepuk-nepuk pundak Ryan untuk menenangkannya.
Namun bukannya tenang, wajah Ryan justru semakin memerah dan muram.
"Eh? Ada apa Yan?" tanya Apri dengan polos.
"Ada apa kepalamu! Tanganmu penuh dengan oli, kampret! Bajuku kotor semua!" seru Ryan dengan menggerutu.
Apri yang masih saja menepuk-nepuk pundak Ryan seketika tersadar akan kekhilafannya. Dia segera menarik tangannya yang kotor akan oli dari pundak Ryan.
"Eh? Ahahaha.. Maaf-maaf! Aku lupa ples khilaf sedikit!" ucap Apri sambil tertawa lantang.
"Haiih.. Kamu ini!" ucap Ryan menghela nafas panjangnya.
"Ngomong-ngomong, tanganmu sudah kotor begitu kamu sedang mengerjakan apa?" lanjut Ryan bertanya.
"Oh.. Ini.. Motornya Pak Sugeng! Mati karena kehabisan oli katanya! Dan tugas untukmu Yan! Itu!" jawab Apri sambil menunjuk satu motor yang tergeletak dengan bannya yang kempes.
"Bocor?" tanya Ryan.
"Betul sekali!" jawab Apri.
Mereka berdua akhirnya memulai pekerjaannya masing-masing di bengkel itu. Apri membongkar mesin motor milik Pak Sugeng yang kehabisan oli dan Ryan menambal ban motor yang sebelumnya ditunjuk oleh Apri.
Ryan mulai memeriksa bagian luar dari ban motor itu. Namun tidak lama, dia menggelengkan kepalanya karena melihat benda yang menancap seperti paku jamur atau paku payung namun memiliki empat sisi lancip dibagian payungnya dan benda itu terlihat bening.
'Paku apa ini?' tanyanya pada diri sendiri.
Ryan lalu berusaha mencabut benda itu dengan tangannya namun sangatlah susah sekali.
'Haiiss.. Susah sekali!' gerutunya didalam hati.
Dia terus berusaha mencabut paku payung aneh itu hingga tidak sengaja jari Ryan terkena salah satu dari sisi tajam benda tersebut.
"Aduh!" teriak Ryan yang mengejutkan Apri.
"Ada apa Yan?" tanya Apri dengan khawatir yang melihat Ryan sedikit meringis kesakitan.
"Eh.. Tidak Pri! Itu paku yang menancap susah sekali untuk dicabutnya!" jawab Ryan.
"Oh.. Begitu.. Kamu pakailah tang! Itu tangnya didalam sana!" ucap Apri sambil menunjuk kotak kayu yang berisikan peralatan perbengkelan didalam sebuah ruangan.
"Baik!" ujar Ryan lalu bergegas mengambil tang.
Disaat Ryan sudah beranjak, tanpa sepengetahuan darinya, seberkas darah Ryan yang keluar karen luka sebelumnya yang menempel pada benda aneh itu tiba-tiba diserapnya dan benda itu sedikit bersinar lalu menembakkan sinarnya ketubuh Ryan dan masuk kedalam tubuhnya.
Bhuss...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Listi
itu baru betul, mau kemana mana harus pamit sama orang tua
2025-02-06
0
Annisa
sekalian sandal jepit atau tidak cincin?/Drool//Drool/
2025-01-01
0
Harman Loke
seeeeemaaaaaaaaaangaaaaaaaaattt Ryan
2024-12-25
0