Chapter 10

Untuk sementara saat para preman itu terdiam dan merasa gentar untuk menghadapi Ryan. Dari raut wajah yang diperlihatkan Ryan kepada mereka seolah mereka melihat aura hitam yang keluar dari tubuh Ryan yang membuat bulu kuduk preman-preman itu merinding hebat.

Namun hal itu tidak berlangsung lama saat teriakan dari si Bos bergema.

"Jangan takut! Dia hanya sendiri! Cepat serang!"

Kedelapan orang itu kembali mendapat keberaniannya kemudian bergerak menyerang Ryan secara bersamaan. Sementara Ryan yang melihat mereka bergerak lagi hanya memasang senyuman kecut. Padahal sebelumnya dia sangat berharap dalam hati mereka akan menyerah dengan hanya gertakannya saja. Tapi kenyataannya tidak semudah itu.

Sebuah celurit datang menghampiri wajah Ryan dengan sangat cepat dari ayunan tangan salah satu preman, tapi Ryan bisa menghalaunya dengan tongkat bisbol ditangannya.

Trank!

Suara benturan benda padat terdengar cukup nyaring. Tidak hanya menghalau saja, kaki kiri Ryan juga melayangkan serangan lainnya.

Bug!

"Ugh!"

Tendangan itu mengenai perut si penyerang dengan telak. Preman itu langsung dikirim mundur sepuluh langkah jauhnya dari Ryan dan merasakan sakit luar biasa. Setelah menendang orang itu, Ryan langsung bergerak menghindar karena ada serangan tongkat bisbol dari arah belakangnya dari preman lainnya.

Wush..

Serangan itu mengenai udara kosong. Belum lagi Ryan tenang dari keberhasilannya menghindar, serangan tusukan pisau sudah mendatanginya. Ryan ingin bergerak menghindar namun sepertinya itu tidak mungkin.

Ryan mundur satu langkah lalu melakukan gerakan seperti sedang menusuk dengan tongkat bisbolnya.

Bak!

Ujung tongkat bisbol mengenai salah satu mata dari penyerang yang menggunakan pisau itu. Alhasil, orang itu mundur dan menger*ng kesakitan sambil memegangi matanya yang berdarah.

Melihat dari arah lain ada serangan beruntun dari keenam lawannya yang menggunakan senjata golok dan celurit, Ryan memutar badannya sambil mengayunkan tongkat bisbol.

Trank! Trank! Trank!

Trank! Trank! Trank!

Keenam serangan itu berhasil Ryan tangkis yang membuat si penyerang kehilangan sedikit keseimbangannya. Melihat ada kesempatan, tanpa menunggu waktu lagi, Ryan bergerak sangat cepat sambil melayangkan serangan dadakan kepada keenamnya.

Buk! Bak! Buk!

Bak! Buk! Buk!

"Aaakkhh.."

Keenam orang itu berteriak sangat kencang setelah beberapa anggota tubuh mereka menerima hantaman tongkat bisbol. Mereka semua terjatuh sambil menger*ng kesakitan dan dua diantaranya langsung tidak sadarkan diri karena Ryan memukul bagian tengkuknya.

Si Bos dan empat puluh anak buahnya yang lain memelototkan matanya karena tidak percaya. Ryan dapat mengalahkan sembilan orang anggotanya hanya dalam waktu kurang dari lima menit! Bukankah pemuda itu terlalu hebat? Batin mereka.

"Hehehe.. Lumayan!" ucap Ryan yang membuat jantung mereka semakin ingin meloncat saja.

"Ayo! Kalian maju semua! Kalian tahu, olah raga seperti ini sangatlah aku sukai!" lanjutnya berkata dengan dingin.

Para preman yang tersisa itu sedikit gentar saan mendengar ucapan Ryan. Bahkan si Bos preman merasa tubuhnya sedikit bergetar karena rasa takut yang mulai mendatanginya.

Si Bos preman berusaha untuk menepis perasaan itu. Dia menekatkan dirinya bahwa pemuda didepannya itu juga seorang manusia biasa yang memiliki rasa capek dan tenaga terbatas.

Terlebih dengan empat puluh anak buahnya yang tersisa, si Bos yakin pemuda itu akan kalah dan tidak berdaya ditangannya nanti. Selain itu, dirinya juga seorang seniman bela diri yang cukup hebat. Dia tidak ingin menjadikan anak buahnya menjadi bahan pukulan dari Ryan.

"Kalian semua mundur! Biarkan aku sendiri yang mengurus bocah ingusan itu!" ucap si Bos kepada anak buahnya.

"Baik Bos!" jawab anak buahnya.

Si Bos preman itu berjalan mendekat kearah Ryan dengan sorot mata tajam dan penuh kebencian. Setelah berjarak empat meter, dia menghentikan langkahnya.

"Kau begitu sombong nak! Jangan terlalu bangga diri hanya dengan telah mengalahkan sembilan anak buahku!" ucap si Bos preman dengan geram.

Sriiiing!

Pedang katana yang sebelumnya telah tersarung kini dia keluarkan kembali dan dia acungkan kearah wajah Ryan.

"Saat aku sudah mengeluarkan pedangku dari sarungnya, maka nasib nyawamu sudah tidak tertolong lagi!" ucap si Bos preman.

"Hohoo.. Itu belum tentu paman! Bisa jadi tongkat bisbolku ini juga dapat mematahkan pedang katanamu itu, lalu aku memukulimu sampai babak belur!" balas Ryan dengan gaya bicara sang provotator.

"Hahaha.. Jika kau dapat melakukannya, maka lakukanlah!" ujar si Bos preman sambil tertawa dengan lantang.

"Baik! Dengan senang hati nanti aku akan melakukannya! Oiya, jangan salahkan aku jika bertindak tidak sopan dan tidak segan kepada orang yang lebih tua! Hehehe.." tutur Ryan sambil tertawa renyah.

"Bocah ingusan yang baru lahir kemarin sore ingin mengalahkanku? Huh! Dalam mimpimu!" ucap si Bos preman dengan sengit.

"Ingat ucapanku ini! Jangan mengeluh jika kepalamu nanti benjol-benjol!" balas Ryan dengan sengit pula.

Keduanya lalu bersiap dengan kuda-kuda terkuatnya. Si Bos preman beberapa kali mengatur nafasnya sampai benar-benar stabil. Itu adalah hal yang biasa, karena dalam pertarungan bukan hanya gerakan gesit atau teknik bertarung yang hebat saja yang perlu dilakukan si petarung, tapi aliran nafas yang stabil juga sangat bahkan harus diperhatikan.

Sebab, seorang petarung yang bertarung dengan nafas yang tidak teratur akan gampang lelah dan bergerak tidak teratur. Selain itu, si petarung akan mudah terprovokasi dan cepat kalap.

Sementara jika seorang petarung bertarung dengan kemarahan, maka dapat dipastikan kekalahan sudah jelas menjadi hasil akhir untuk petarung tersebut.

Setelah nafasnya sudah teratabilkan seperti yang diinginkan, si Bos preman mulai bergerak untuk semakin mendekati Ryan dan bersiap menghabisinya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Ryan. Dia dapat melihat bahwa si Bos dari preman itu memiliki keahlian bertarung yang cukup lumayan. Dia tidak bisa sesantai sebelumnya seperti saat menghadapi sembilan orang dari anak buah si Bos.

"Sistem!" panggil Ryan kepada Sistem melalui fikiran.

[Hoahm.. Iya Tuan! Apakah Tuan sudah mengalahkan para preman itu dan menjadikannya sebagai bawahan?] ucap Sistem bertanya seolah dia sedang menguap dan baru bangun dari tidurnya.

Ryan hampir terjatuh dan goyah pada kuda-kudanya saat mendengar suara malas dari Sistem.

"Cih! Kau malah tidur?" tanya Ryan menggerutu.

[Ayolah Tuan! Aku juga sesekali ingin tidur seperti manusia!] jawab Sistem dengan malas.

"Sialan! Baru kali ini aku mendengar ada sistem suka tidur!" ucap Ryan mengeluh.

[Apa salahnya! Suka-suka dong Tuan!] balas Sistem dengan acuh dan bodo amat.

[Jadi Tuan belum mengalahkan para preman itu? Hadeeh.. Lama sekali!] ujar Sistem lagi sambil menghela nafas.

"Kamu kira mengalahkan lima puluh orang itu semudah membalikkan telapak tangan? Sialan!" teriak Ryan dalam fikirannya.

[Iya-iya.. Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?] tanya Sistem.

"Coba kamu pindai dia! Identifikasi tentang si Bos preman itu!" jawab Ryan.

[Baik!]

[Memindai dimulai..]

[5.. 4.. 3.. 2.. 1.. Selesai!]

[Nama: Rio Anjaryana

Umur: 45 Tahun

Status: Bos Geng Motor + Guru Besar Perguruan Silat Tengkorak Hitam

Kemampuan: Hebat Dalam Berpedang

Kekuatan: 10

Kemungkinan Tuan Menang: 80%]

Ryan tersenyum melihat tulisan pada layar hologram itu. Dia tidak menyangka bahwa si Bos preman ini juga merupakan Guru Besar di sebuah perguruan silat.

Jarak antara keduanya tinggal satu setengah meter, namun keduanya belum ada yang berinisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.

"Majulah paman! Aku ingin lihat seberapa hebat Guru Besar Perguruan Tengkorak Hitam itu!" ucao Ryan sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

ardi

ardi

jangan panggil aku anak kecil paman,namaku Ryan /Casual//Casual/

2024-05-04

1

ardi

ardi

sistem apa ni cok

2024-05-04

0

Deki Marsoni

Deki Marsoni

yg terakhir Bak! dong😅

2024-03-30

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chaptet 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chaptet 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!