Chapter 14

Ryan menjadi salah tingkah dan tidak bisa harus memulai darimana dia menjawab pertanyaan sang ibu. Sementara Rio yang melihat gelagat dari Ryan langsung berdehem sebelum akhirnya dia membuka kata.

"Ehem.. Ibu Besar! Sebenarnya ini adalah murni kesalahan kami! Kami adalah anggota geng motor sekaligus orang-orang dari Perguruan Beladiri Tengkorak Hitam. Kami sebelumnya datang kekampus untuk mencari anak yang bernama Ryan Aji Sena untuk menghabisinya karena dia telah menyinggung orang yang bernama Dodi!.."

"Bisa dikatakan kami adalah orang bayaran yang diutus oleh Dodi untuk menghajar Guru Besar Ryan! Karena Guru Besar Ryan tidak ada di kampus, kami berniat untuk pergi setelah merusak beberapa properti kampus dan kembali keesokan harinya untuk mencari Guru Besar!.."

"Namun tiba-tiba seorang wanita jal*ng yang tampaknya memiliki dendam dengan Guru Besar muncul dan memberitahukan tempat tinggal Guru Besar lalu akhirnya kami sampai disini, bertarung dan kami kalah dengan Guru Besar!.."

"Sebelum bertarung, Guru Besar Ryan memintaku untuk membuat kesepakatan yang menurutku sangat bodoh dan aku menyetujuinya begitu saja bahkan dengan mengucapkan sumpah!.."

"Setelah aku dikalahkan, maka aku dan semua anak buahku kini telah resmi menjadi bawahan dari Guru Besar Ryan! Begitulah cerita singkatnya Ibu Besar!" ujar Rio menjelaskan atau menceritakan dengan rinci kejadian dan keaslian masalah.

Lastri sedikit memelototkan matanya dan wajahnya berubah-ubah saat mendengar cerita dari Rio. Sementara Ryan dan John hanya diam dan ikut mendengarkan saja.

"Lalu wanita itu apakah si Novie? Bukankah dia pacarmu?" tanya Lastri kepada Ryan.

"Emm.. Anu bu.. Dia sudah jadi mantan! Dia memutuskanku setelah tahu kalau kita dari keluarga miskin!" jawab Ryan dengan jujur dan apa adanya.

"Oh.. Jadi begitu.. Syukurlah jika kamu putus! Ibu memang agak kurang suka dengannya yang seperti menatap hina kita saat dia mampir kerumah beberapa waktu lalu!" ujar Lastri tidak mempermasalahkannya sama sekali.

"Lalu siapa Dodi-dodi yang mengutusmu itu?" lanjut Lastri bertanya pada Rio.

"Itu.. Dia adalah ayah dari Brian! Anak yang Guru Besar Ryan lukai ibu besar!" jawab Rio dengan rasa tidak enak.

Lastri lalu menatap Ryan anaknya dengan pandangan membutuhkan penjelasan.

"Itu.. Brian itu orang yang suka membullyku saat di kampus bu! Dan saat itu dia hendak menusukku dengan pisau!" ujar Ryan.

"Apaa!" Lastri dan dua orang lainnya sangat terkejut dengan ucapan Ryan.

"Makanya aku tendang dengan sekuat tenagaku bagian telur perkututnya! Dan mungkin setelahnya telurnya pecah! Hehe.." jawab Ryan jujur namun sangat ambigu.

"Huh! Kamu hanya membuatnya seperti itu saja buat anak kurang ajar itu? Mengapa tidak kamu tarik saja burungnya sampai putus dan tidak bisa digunakan lagi?" ucap Lastri dengan kemarahan diwajahnya.

"Eh.. Anu.. Itu ibu.." Ryan tidak berdaya dengan kata-kata ibunya. Dia tidak mengira ibunya lebih kejam daripada yang dia kira.

"Besok-besok kalo ada yang berani membully kamu lagi, hajar sampai kapok dan bawa ke ibu! Biar ibu yang menyembelih burungnya dan menceplok telurnya!" ucap Lastri lagi yang membuat Ryan, Rio dan John bergidik ketakutan.

Hal itu sebenarnya sangatlah wajar! Ibu mana yang tidak marah mengetahui anaknya di bully dan dihina seperti itu. Jadi Lastri saat ini pun begitu marah saat Ryan dilakukan dengan seperti itu.

"S-siap bu! Akan Ryan laksanakan!" ujar Ryan dengan bulu kuduknya yang sudah berdiri semua.

Mereka berempat akhirnya mengobrol dengan santai kembali setelah ketegangan saat diintrogasi oleh Lastri. Rio dan John juga mengatakan dengan memaksa ingin meninggalkan satu atau dua orang yang terlatih dari anggota geng motornya untuk menjadi pengawal Lastri. Dan Ryan dengan berat hati menerimanya untuk tinggal dan menjaga sang ibu.

Setelah berbicara cukup banyak hal mengenai permasalahan yang ada selama hampir satu jam lamanya, Bos Rio dan John berniat untuk pamit undur diri.

"Baiklah Guru Besar dan Ibu Besar! Jika tidak ada yang dibicarakan lagi, kami hendak pamit undur diri dulu!" ucap Bos Rio yang berdiri dari tempat duduk dan memberikan sebuah kartu nama kepada Ryan.

"Jika Guru Besar atau Ibu Besar membutuhkan bantuan kami, maka hubungi saja nomor yang ada disini! Aku dan John serta semua anak buahku siap membantu Guru Besar dan Ibu Besar!" lanjutnya.

"Baik! Terima kasih saudara Rio!" ujar Ryan sambil menerima kartu nama itu.

Bos Rio sebenarnya tidak terlalu enak dengan panggilan saudara yang disematkan untuknya dari Ryan. Namun dia tidak bisa berkomentar ataupun menolak jika tidak ingin menyinggung monster beladiri seperti Ryan dan berakhir babak belur.

"Baiklah.. Kami pergi dulu!" ucap Rio.

Setelah bersalaman dengan Ryan, Bos Rio dan John bersama anak buahnya pergi meninggalkan kediamannya yang sangat sederhana itu. Ryan mengantarkan mereka sampai kedepan pintu karena itu memang tata krama yang selalu diajarkan oleh ibunya.

Mereka meninggalkan dua orang pria yang terlihat sangat gagah dan sedikit sangar.

"Kalian berdua, kemarilah! Ayo masuk dulu kerumah!" ucap Ryan memanggil keduanya untuk masuk kediaman sederhana itu.

"Baik Bos Besar!" jawab keduanya mendekati Ryan.

Setelah mereka bertiga masuk, mereka melihat Lastri masih duduk dengan tenang dikursi tamu. Setelah itu Ryan juga ikut duduk disampingnya.

"Kalian duduklah!" ucap Lastri.

"Baik Ibu Besar!" angguk keduanya lalu duduk didepan Ryan dan ibunya dengan wajah menunduk.

"Jadi, siapa nama kalian?" tanya Lastri dengan lembut.

"Namaku Parman Ibu Besar! Dan ini adikku Suprapto!" jawab pria itu dengan hati-hati.

"Eh? Bukankah itu seperti nama yang tidak asing?" tanya Ryan dengan aneh. Dia seperti pernah mendengar nama Parman dan Suprapto, tapi dimana dan entah siapa orang itu dia lupa.

Parman dan Suprapto tidak menjawabnya karena malu jika mengungkapkan pemilik nama asli dari nama yang tersematkan kepada mereka. Jelas, bahwa nama keduanya adalah nama yang sangat agung dan dibanggakan di negara ini.

"Oiya, itu kamar kosong untuk kalian berdua istirahat! Jaga ibuku jika nanti atau kapanpun ibu hendak bepergian!" ucap Ryan memberikan perintah pertamanya.

"Kami akan menjaga Ibu Besar meski dengan nyawa kami sebagai tameng!" jawab keduanya secara serentak dan tanpa ragu.

"Baiklah.. Kalau begitu aku akan mandi dulu! Kalian mengobrollah dengan ibu! Jangan terlalu sungkan! Anggap kita ini saudara!" ujar Ryan yang sudah bangkit dari tempat duduk.

"Baik Guru Besar!" jawab keduanya.

"Oiya, nanti tolong bawa masuk pedang katana milik Rio! Aku akan menyimpannya!" ucap Ryan lagi lalu beranjak pergi.

"Baik!"

Lastri hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya itu. Dia tidak menyangka bahwa situasinya akan berubah seperti ini berkat anaknya. Dia tentu senang, namun dia merasa sedikit aneh dengan perubahan Ryan yang begitu drastis itu. Meski begitu, Lastri hanya bisa mensyukuri dan tidak menanyakan kepada anaknya itu.

***

Ryan masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan diri dari keringat dan darah yang menempel pada pakaiannya. Hanya butuh sepuluh menit baginya untuk mandi serta membungkus lukanya dengan kain.

Ryan duduk diatas kasurnya dengan mata yang menerawang.

[Tuan!] panggil Sistem tiba-tiba yang mengagetkan Ryan.

"Ah! Sistem! Kamu mengagetkanku saja!" ujar Ryan.

[Apa yang Tuan lamunkan? Katakan saja kepadaku! Mungkin aku bisa memberikan sedikit masukan dan solusi!] ucap Sistem dengan perhatian layaknya seorang sahabat yang sangat pengertian.

"Tidak ada Sistem! Baiklah.. Mending cek saja statusku sekarang!" ucap Ryan mengelak.

[Baik Tuan! Cek Status:

Nama: Ryan Aji Sena

Umur: 23 tahun

Status: Jones alias jomblo ngenes

Pesona: 13/100

Poin: 218/1000

Keahlian: Tukang Pijat Super Level Tinggi, Ahli Kungfu Tingkat Menengah

Kekuatan: 30/100

Tugas: -

Tabungan di bank: 21.045.000

Toko Sistem: Belum Bisa Diakses

Brangkas: Uang Tunai 1.800.000

Versi Sistem: 1.0 (Naikkan..)]

Ryan tersenyum melihat statusnya saat ini. Dia juga merasakan tubuhnya bertambah kuat dengan bertambahnya poin kekuatannya. Meski begitu, dia masih tersenyum kecut melihat statusnya yang masih tertulis jones alias jomblo ngenes.

Terpopuler

Comments

Saipul Bahri

Saipul Bahri

tak perlu di ceritakan lagi cukup saja bilang"setelah menceritakan semua kejadian tanpa menyembunyikan apapun akhirnya si ibu mengerti apa yang telah terjadi".

2024-03-08

6

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

MANTAB,!..IBU BESAR..BESAR SEMUA NYA..HE..HE..

2024-02-12

1

wah soal burung perkutuk ibu nya lebih sangar

2024-02-09

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chaptet 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chaptet 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!