Ryan tersenyum mendengar pemberitahuan dari Sistem. Dia tidak menyangka bahwa mengobati ibunya juga termasuk dalam tugas sistem dan bahkan itu tingkat menengah yang memiliki hadiah lumayan.
Dengan senang hati Ryan menerima tugas itu dan pasti akan dengan serius pula dirinya mengobati sang ibu.
"Sistem! Kamu memang yang terbaik!" ucap Ryan dalam hati.
[Ya! Aku memang begitu sejak awal!] jawab Sistem dengan nada bangga.
Ryan hanya menggelengkan kepalanya saja lalu berniat masuk kedalam rumah. Namun langkahnya terhenti saat seorang wanita yang paling dia cintai keluar setelah membukakan pintu sambil tersenyum lembut kepadanya.
Meskipun wajah ibunya sedikit pucat karena sedang sakit, senyuman sang ibu bagi Ryan adalah senyuman terbaik yang pernah Tuhan ciptakan untuknya.
"Ibu.. Ryan pulang!" ujar Ryan dengan lembut dan tersenyum menyalami sang ibu.
"Uhuk! Iya nak! Uhuk! Uhuk!" balas Lastri juga tersenyum lembut kepada Ryan.
Dengan penuh kasih, Lastri mengelus kepala anaknya itu. Meski Ryan sudah berumur dua puluh tiga tahun atau bisa dikatakan dewasa, namun bagi Lastri dia tetaplah bayi kecilnya yang sama seperti dulu.
Ryan yang melihat ibunya terbatuk-batuk hanya menghela nafas panjangnya.
"Ibu.." ucap Ryan.
"Masuk dulu! Uhuk! Uhuk! Tidak baik berbicara didepan pintu seperti ini!" ujar sang ibu.
"Baik ibu!" turut Ryan.
Keduanya lalu masuk kerumah dan Lastri menutup pintu dengan tenang. Setelah itu keduanya duduk dikursi yang ada diruang tamu dalam keadaan penuh keheningan.
Sang ibu tersenyum melihat putranya yang ragu untuk memulai pembicaraan.
"Ada apa nak? Uhuk!" tanya Lastri sambil terus terbatuk ringan.
"Ibu, Ryan ingin mengobati ibu!" ucap Ryan pelan.
"Maksudmu?" tanya Lastri mengerutkan kening.
"Ryan memiliki sedikit pengetahuan tentang pengobatan dengan cara pemijatan ibu! Apakah ibu percaya?" ujar Ryan kepada ibunya.
"Baiklah.. Sekarang ibu harus bagaimana? Uhuk! Uhuk! Apakah ibu harus tiduran dikamar atau sambil duduk disini saja kamu juga bisa?" tanya Lastri langsung percaya kepada putranya. Meskipun didalam fikirannya dia merasa sedikit aneh dengan ucapan Ryan. Tapi sebagai seorang ibu, dia tidak ingin membuat anaknya merasa kecewa dengan penolakannya.
Ryan tersenyum mendengar jawaban dari ibunya.
"Ibu cukup duduk disitu saja! Ryan akan memijit sekarang!" ujar Ryan sambil mendekati sang ibu.
Lastri mempersilahkan anaknya untuk memulai apa yang ingin dilakukannya. Sementara Ryan dengan pengetahuan tukang pijat super tingkat tinggi yang didapatkannya dari sistem pun memulai pengobatannya.
Ryan mulai memegang titik-titik syaraf yang berhubungan dengan sakit yang diderita ibunya lalu memberikan totokan-totokan ringan. Mulai dari syaraf dibagian leher, punggung, tangan dan bahkan telapak kaki.
Kemudian Ryan mengurutnya dengan pelan takut ibunya merasakan rasa sakit. Sang ibu merasakan rasa seperti kesemutan-kesemutan kecil yang menjalar dibagian-bagian tertentu ditubuhnya khususnya bagian dada.
Dia juga merasakan seperti ada sengatan listrik berdaya kecil disetiap urutan anaknya. Setelah sekitar setengah jam melakukan proses itu, Ryan menghentikan aktifitasnya dan beranjak dari tempatnya kebelakang untuk mengambil sesuatu.
Ryan muncul kembali dengan sebuah wadah di tangan kanannya dan segayung air bersih yang dia ambil dari kamar mandi. Ryan memberikan wadah itu kepada sang ibu dan meletakan gayung yang berisi air itu diatas meja.
"Ibu pegang dan dekatkan dengan mulut ibu! Dan maaf, mungkin yang ini akan sedikit sakit!" ucap Ryan tidak enak.
Lastri hanya tersenyum lembut menatap anaknya sambil menganggukkan kepala. Dia lalu meletakkan wadah itu tepat dibawah dagunya.
Melihat sang ibu menuruti permintaannya. Ryan menarik nafasnya dalam-dalam lalu menotok bagian punggung kiri ibunya dengan cukup keras lalu dibagian depan pundaknya.
"Uhuk!"
Ibunya yang merasakan sakit luar biasa pada bagian dadanya dan terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ryan sampai terbatuk darah dan tumpah diwadah yang ada tepat dibawah dagunya.
Darah itu berwarna hitam dan bercampur dengan lendir kehijauan yang berbau sangat tidak sedap. Dengan cepat Ryan memberikan segayung air itu kepada ibunya.
"Ibu kumur-kumurlah!" ucap Ryan.
Lastri hanya mengangguk dan melakukan apa yang diminta oleh anaknya. Setelah itu dia membuang air bekasnya berkumur pada wadah yang kini sudah dipegang oleh tangan Ryan.
Melihat ibunya selesai membersihkan darah pada mulutnya, Ryan bergegas meninggalkan sang ibu untuk membuang sesuatu yang ada didalam wadah itu.
Di perjalanan Ryan membuang air bekas kumuran serta darah sang ibu, dia mendengar sebuah suara yang sangat dia kenali yang membuat dirinya tersenyum senang.
[Ding! Selamat! Tuan telah menyelesaikan tugas sistem tingkat menengah yaitu mengobati ibu Tuan sendiri! Tuan mendapatkan 10 poin sistem, 5 poin pesona dan 1.000.000 uang tunai!]
[Ding! Selamat! Tuan juga mendapatkan 1 Kotak Hadiah Kecil karena Sistem cukup terharu dengan kebaktian Tuan kepada orang tua!]
"Terima kasih Sistem!" ucap Ryan dengan senang. Dia tidak menyangka bahwa Sistem akan menambahkan satu hadiah lagi karena baktinya kepada sang ibu.
[Sama-sama Tuan! Teruslah berbuat baik kepada orang tua Tuan! Karena dengan begitu, nanti anak-anak Tuan juga akan berbakti kepada Tuan!]
Ryan tersenyum mendengar ucapan dari Sistem. Memang benar apa yang dikatakannya! Jika kita berbuat baik dan berbakti kepada orang tua, maka kelak anak-anak kita juga akan baik dan berbakti kepada kita.
Namun jika sebaliknya, maka jangan salahkan anak-anak kita jika nanti mereka membangkang kepada kita! Tapi salahkan diri sendiri mengapa kita tidak berbakti kepada orang tua.
[Oiya Tuan! Sebaiknya Tuan besok janganlah berangkat kuliah dulu! Karena Tuan harus beristirahat satu hari penuh setelah mengobati ibu Tuan dengan cara itu!] ucap Sistem memperingati.
Ryan menganggukkan kepala faham, dia tentu tahu efek samping dari mengobati ibunya dengan cara itu. Selain saat ini dia merasa sangat lelah, dia juga merasa tubuhnya sangat remuk dan perlulah baginya untuk beristirahat seharian penuh.
Setelah membuang kotoran atau darah penyakit itu, Ryan segera kembali kepada ibunya. Ryan melihat wajah sang ibu dengan tersenyum lembut. Tampak wajah Lastri kini lebih berseri dan tidak lagi pucat.
"Bagaimana kondisi ibu sekarang?" tanya Ryan.
"Nak! Ibu sudah baikkan sekarang!" jawab Lastri sambil tersenyum.
"Syukurlah jika ibu sudah baikkan!" ucap Ryan sambil membalas senyuman sang ibu.
"Oiya nak! Darimana kamu mendapatkan ilmu pengobatan seperti itu?" tanya Lastri tiba-tiba.
"Eh.. Itu.. Anu.." Ryan tergagap juga gugup dan bingung harus menjawab apa.
Ryan tidak mungkin memberitahukan keberadaan Sistem. Tapi dia juga tidak bisa berbohong lagi kepada ibunya. Jika dia terus berbohong, maka kebohongan-kebohongan lain pasti akan dilakukannya dan itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Bukankah tidak keren jika mempunyai suatu kebiasaan namun kebiasaan itu adalah kebiasaan berbohong?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Harman Loke
akhirnya Ryan berhasil mengobati ibunya
2024-12-25
0
Okto Mulya D.
Tidak usah berbohong Ryan, ceritakan saja pengalamanmu itu sampai kamu mendapatkan ilmu secara ghaib melalui sinar..
2024-08-25
0
Ambara Sugun
berbohong untuk kebaikan itu tidak salah ya
2024-07-13
0