Ternyata Agam mendengar kan pembicaraan Sky dan Dad nya. Dia harus turun tangan dan mencari mommy nya sendiri. Dia saat ini berada di ruangan kerja Dad nya berada di belakang sofa.
"Tadi saat ia ijin ke dalam kamar, tujuan nya tidak sesuai ucapan nya.
Ketika dia dan asisten Sky bertanya, Agam bisa mengetahui ada yang berbeda dari sikap dad nya.
Agam tetap bertahan berada di balik sofa dan berdiam diri di sana.
Sky dan Edgar mulai membahas tentang wanita cupu mommy Agam. Edgar belum yakin itu adalah wanita yang bersama nya malam itu karena wajah wanita cupu yang ada dalam foto tidak begitu jelas karena mengguna kan topi dan masker.
"Cari tau tujuan dari pesawat yang di naiki, dan cari tau ke mana tujuan nya!"
Edgar kembali melihat wanita cupu dalam Vidio, "Dia begitu lincah dan selalu tau di mana letak CCTV, tapi bagaimana dia tahu di mana letak semua CCTV?" batin Edgar.
Selama beberapa menit, akhir nya mereka keluar dari ruang kerja Edgar. Pria itu seperti melihat sesuatu di belakang sofa, tapi Edgar tidak terlalu mempeduli kan itu dan abai saja.
Tujuan Edgar saat ini adalah ke ruangan putra nya, dia ingin melihat sebentar putra nya. Dia merasa bersalah telah berbohong pada Agam tadi tentang foto itu, tapi apa boleh buat. Jika Agam mengetahui nya, anak itu tidak akan tinggal diam.
Edgar membuka pintu dengan pelan takut mengganggu putra nya yang sedang tidur.
Edgar mendekat ke arah tempat tidur dan melihat anak kecil yang tidur di sana.
Edgar menyibak kan selimut yang menutupi tempat tidur. Ternyata itu adalah sebuah bantal yang menutupi tempat tidur Agam
Tidak ada orang yang dia cari di sana.
Edgar hampir saja panik, tapi dia mengingat ada yang aneh di ruang kerja nya tadi. Dia segera pergi ke sana dan melihat yang janggal tadi.
Ternyata benar ada Agam di sana. Anak itu tertidur di lantai.
"CK, anak ini. Dia selalu tau bagaimana seseorang yang berbohong dan tidak," ucap Edgar mulai mengangkat anak nya dan membawa nya ke dalam kamar.
Dia harus menghadapi seribu pertanyaan dari anak nya itu. Perdebatan yang akan berujung mommy cupu nya dan dia yang berbohong tentang wanita cupu yang meninggal kan Agam.
Edgar meletak kan Agam ke arah tempat tidur.
"Aku akan berusaha untuk menemu kan mommy mu Son, dan jika kau mengingin kan dia bersama dengan mu, aku tidak akan menolak nya," batin Edgar sambil mengelus kepala Agam dengan penuh sayang.
Dia tidak boleh egois karena membenci wanita itu, dia tidak boleh berpatokan ke pada rasa benci nya hingga mengorban kan kebahagiaan putra nya.
Pagi hari nya, Edgar sudah bersiap-siap untuk bekerja.
Sesampai nya di lantai bawah, Edgar melihat Laura calon tunangan nya sedang bersama dengan Agam.
Dia melihat Agam selalu diam tanpa menjawab setiap ucapan Laura. Entah apa alasan Agam selalu saja menolak dekat dengan Laura. Jika di lihat dari sudut pandang kemanusiaan, Laura termasuk orang yang cantik, lembut, bersih, pintar. Entah apa yang membuat Agam tidak suka pada Laura.
"Kau di sini?" Suara Edgar mengisi keheningan antara dua orang manusia yang tidak berkomunikasi satu sama lain.
Laura melihat ke arah pria yang menyapa nya.
"Ah yah, aku datang ke sini pagi tadi. Aku mendengar kakek datang dan merusak suasana mansion," jelas Laura.
"Hmmm, bisa di kata kan begitu," ucap Edgar dengan santai.
"Tidak usah dengar kan ucapan kakek mertua," ucap Laura dengan penuh senyum mengelus lengan Edgar dengan lembut.
"Mau ke kantor?" tanya Laura lagi. Edgar hanya mengangguk saja.
"Agam, kita makan terlebih dahulu nak," ajak Laura ingin memegang tangan Agam namun tidak di terima oleh anak itu. Dia memilih berdiri dan berjalan mendahului Dad nya dan Laura.
"Agam, mengerti lah sedikit. Dia sudah berusaha untuk dekat dengan mu," Edgar nampak memperingat kan Agam.
Anak itu berhenti dan menatap tajam Dad nya.
Sesampai nya di meja makan, Agam memilih untuk diam, tidka berbicara sedikit pun. Dia tidak membahas kejadian semalam.
Laura dengan senang hati membantu para pelayan menyiap kan makanan.
Setelah semua makanan sudah tersedia di meja makan, Laura mulai menyiap kan makan, terlebih dahulu untuk Agam.
"Aku bisa sendiri!" ucap Agam menghenti kan tangan Laura yang sedang mengambil makanan untuk Agam.
Anak itu kemudian melihat ke arah pelayan yang berdiri di sana. Pelayan itu mengerti dan mengambil alih piring yang berada di tangan Laura.
Laura melihat Edgar yang akan siap meledak emosi nya, dia menggeleng kan kepala nya pelan memberi kan kode pada Edgar agar tidak marah dan merusak suasana makan.
Bagaimana Edgar tidak emosi jika anak itu selalu menolak kehadiran orang yang sedang berusaha dekat dengan nya. Edgar berpikir jarang ada orang seperti Laura yang selalu sabar menghadapi Agam yang selalu menolak nya. Apa salah nya memberi kan kesempatan pada Laura.
Acara sarapan pagi berlangsung dalam keheningan, tidak ada yang bicara lagi.
"Apa kau ikut ke kantor ku?" tanya Edgar pada anak nya.
"Ya," jawab Agam singkat.
Kemudian anak itu meninggal kan meja makan dan naik ke lantai atas tanpa permisi pada Laura.
Tiba-tiba Sky datang.
"Tuan, tuan besar mengada kan rapat pemegang saham, akan di mulai dalam waktu sepuluh menit lagi," beritahu sky.
"Kita ke sana!" Edgar langsung bangkit dari duduk nya.
"Aku ikut," Laura juga ikut andil dalam permasalahan itu.
Edgar, sky dan Laura segera bergegas ke perusahaan AG Company. Edgar dan Laura berada di belakang dan sky sebagai supir nya.
"Aku akan membujuk kakek Edgar. Ku harap kalian tidak akan perang dingin hanya karena masalah saham perusahaan," nasehat Laura.
Edgar hanya menatap Laura lalu beralih melihat ke arah depan.
"Mungkin itu pendapat mu sebagia seseorang yang tidak mengetahui rasa nya bersaing dengan darah sendiri Laura," ucap Edgar lalu menutup mata.
Sesampai nya di perusahaan AG Company, Edgar langsung keluar dari mobil nya di ikuti dengan Laura dan berjalan ke arah perusahaan. Semua karyawan yang melihat atasnya nya datang, mereka semua secara serempak menunduk dengan hormat.
Di lantai atas perusahaan, Edgar di sambut Kayla yang sudah menyiap kan data-data yang sudah di perintah kan oleh Sky.
"Apa semua nya sudah siap?" tanya Edgar kepada Kayla.
"Sudah Tuan," jawab Kau juga bersikap profesional. Tapi Laura di belakang sana merasa iri dengan Kayla yang bisa berguna di situasi darurat seperti ini untuk Edgar.
Rombongan Edgar pergi ke arah ruang meeting.
Wajah Edgar tak lagi bisa di bilang rama. Kau yang melihat itu langsung mengambil alih dan menghenti kan rapat itu.
"Tuan sekalian, jika anda masih ingin menjadi bagian dari perusahaan ini, silah kan duduk dan dengar kan penjelasan tuan Edgar," seru Kay dengan lantang.
Serempak semua terdiam dan menatap heran siapa yang berani berani menghenti kan acara sakral dan besar itu.
Edgar juga terdiam melihat keberanian Kay
Jangan lupa like nya 😊👍👍
Horas ✋✋✋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments