Big Fans

Agam pergi ke ruang kerja ayahnya. "Kamu membuat wanita tadi sakit hati, padahal dia sudah membantu mu," ucap pria dewasa disana.

"Kalau begitu daddy saja yang mengucapkan terimakasih padanya," jawab anak kecil itu acuh. Memang sifat kedua pria dewasa dan kecil itu sama. Bagaimana tidak? Like father like Son bukan? Agam yang dingin dan selalu irit bicara adalah turunan dari daddynya. So, itu bukanlah pertanyaan lagi bukan?

Tok Tok Tok

Ketukan pintu menghentikan perdebatan kedua pria beda umur disana. "Permisi Tuan, bisa saya masuk," tanya wanita itu. dia melihat isi ruangan itu, dan yang dicarinya tepat sudah ada di sana.

"Ada apa?" tanya pria dewasa disana. Sedangkan anak kecil yang sedang sibuk disofa dengan iPad mininya abai saja mendengar suara wanita yang menolongnya tadi. Dia seperti sudah biasa di cari dan di jadikan rebutan oleh wanita-wanita yang dekat dengan daddynya.

"Tuan, saya ingin bicara sebentar dengan tuan muda kecil. Apakah boleh, sebentar saja," ucap wanita itu dengan nada memohon.

"Baiklah, aku akan meeting sebentar ditemani Sky saja," ucapnya berlalu pergi. Setelah melihat ayah biologis putranya pergi, langsung mendekat kearah anak kecil disofa.

Kayla memulai percakapan basa basi namun tidak pernah sekalipun di tanggapi oleh anak kecil itu. "Ck, apa sebegitu tidak menariknya aku untuk si kecil ini. Edgar sialan itu terlalu memaksa putra ku untuk belajar di masa kecilnya," batin Kayla.

"Sayang, ehh... maksudnya Tuan kecil," boleh saya duduk?" tanya Kayla dengan lembut setelah beberapa kali tidak ditanggapi. Namun tidak ada jawaban yang didapatkannya.

"Apa saya pernah menerima anda sebagai pacar saya. Jangan pernah memanggil sayang pada saya," jawab Agam. Baru kali ini seorang Agam kecil berbicara banyak pada orang asing. Entah kenapa Agam ingin menghindar dari wanita didepannya tapi hatinya selalu menolak. Dia juga ingin sekali melihat wajah wanita itu, namun entah mengapa hatinya mulai tergerak untuk menerima wanita itu.

Kayla yang mendengar itu membelalakkan matanya. "Pacar?" ucap Kayla dalam hatinya.

"Hahahaha, tuan kecil kamu sangat lucu. Mana mungkin umur 22 tahun berpacaran dengan anak 4 tahun?" Tawa Kayla pecah mendengar ocehan anak kecil didepannya.

Tujuan awalnya tidak sampai tujuan.

"Ck, meskipun aku sudah besar aku tidak akan pacaran dengan mu," jawab Agam dengan begitu tajam membuat wanita di sana merasa sangat rendah diri dan diam seketika.

Namun tidak sakit hati, karena yang saat ini bicara dengannya adalah putranya dan yang terpenting adalah turunan dari pria dingin tempatnya bekerja.

Kayla takut jika dia menceritakan siapa dirinya, putranya itu akan marah padanya karena dengan tega meninggalkan dia saat kecil.

Pria yang sudah sampai disana mengernyitkan alisnya. "Dari mana wanita itu tau umur anakku?" tanyanya dalam hati.

"Darimana kau tau umurku? tanya Agam. Kayla kembali gugup, k enapa mulutnya selalu lancar berbicara yang membuat nya mengahadapi masalah.

"Ehem, itu saya memang tau Tuan kecil. Bahkan saya tau kau lahir tanggal berapa. Nama lengkap juga. Saya adalah big fans anda." Otak Kayla bekerja dengan lancar. Tidak sia-sia dia menjadi siswi terbaik saat SMA.

"Cih, big fans? Ehem, apa aku terlihat tampan?" tanya Agam meletakkan iPad mininya. Kayla tersenyum, ternyata dibalik sifat dingin anaknya ada hati yang hangat.

"Ck, anak kecil itu, pertanyaan macam apa yang dia ajukan. Tampan? Aku lebih tampan darinya," seru Edgar merasa geli melihat tingkah anaknya.

"Yah benar, kamu sangat tampan," jawab Kayla menatap lekat kearah anak kecil yang sedang menatapnya balik.

Agam semakin serius saja. "Lebih tampan mana, aku atau daddy?" Anak kecil itu sudah melihat daddynya sejak tadi dipintu. Ia ingin mendengar jawaban jujur dari wanita dewasa didepannya.

Agam seketika berubah sifatnya. Sifat dingin, cuek, sok dewasa dimasa diumurnya yang masih sangat kecil, irit bicaranya tidak terlihat lagi.

"Jelas kamulah. Daddy mu itu udah dingin, wajah nya menyeramkan, tidak pernah tersenyum seperti banteng dan tentunya tidak menyenangkan seperti kamu," jawab Kayla jujur sambil tersenyum.

"Tante ini sepertinya tidak mengincar daddy. Biasanya tante-tante gatal yang dekat dengan dia akan mengincar daddynya. Ralat, harta daddynya."

"Ehem Agam, waktunya pulang. Sudah ada pengawal yang menunggu diluar. Dan anda Nona silakan lanjutkan pekerjaan anda."

Agam langsung turun dari sofa dan pergi tanpa pamitan dengan ayah dan Tante barunya.

Kayla yang akan ikut keluar tertahan ketika mendengar suara bosnya.

"Jangan terlalu dekat dengan putraku. Jangan hanya karna kau menolongnya tadi kau berharap lebih!" Tanda peringatan itu hanya diangguki oleh Kayla dan berlalu keluar.

Ketika keluar dari ruangan CEO, ada seorang wanita yang menuju ruangan itu. Terlihat wanita itu mengernyitkan alisnya. Namun sesaat kemudian tersenyum ramah.

"Hai, bukankah kamu wanita yang dibandara? Ponselmu rusak dibuat oleh calon tunangan ku," jelas wanita itu dengan senyum manisnya.

"Ya benar, selamat pagi Nona," jawab Kayla Wanita itu kemudian meneliti tubuh Kayla dari atas sampai bawah. "Apa anda bekerja disini?" tanya wanita itu kembali.

"Benar Nona. Saya bekerja sebagai sekertaris tuan Edgar, selaku CEO disini," jawab Kayla tersenyum.

"Ohh, pantas saja kau keluar dari ruangan calon tunangan saya. Perkenalkan nama saya Laura Nika Dirgantara. Calon tunangan dari Edgar Valarich," jelas wanita itu dengan sengaja mengulang kata calon tunangan dar pemilik perusahaan ini.

"Nama saya Kayla Wati Morena Nona," ucap Kayla memperkenalkan diri.

"Morene? Saya tidak pernah mendengar nama itu. "Ah, maksud saya. Tidak lupakan saja," ucap Laura seakan salah bicara.

"Wanita ini. Dia pikir aku akan merebut calon tunangan nya. Tapi masih calon tunangan saja, sombongnya sudah setinggi langit," batin Kayla. Dia tersenyum saja menanggapi ucapan tak berbobot wanita calon tunangan bosnya.

Kayla kembali dengan aktivitasnya sebagai sekertaris yang handal. Mereview semua pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Dia sudah sering berhadapan dengan setumpukan kertas seperti ini. Bukan mudah, tapi usahalah yang selalu dipegang teguh oleh Kayla hingga bisa menjadi seorang sekertaris kepercayaan orang ternama di Belanda.

Jam makan siang sudah tiba, Kayla bangun dari duduknya dan berjalan menuju kantin perusahaan. Setelah mendapatkan makanan Kayla melihat seorang wanita yang duduk sendirian. Angel menatap sebentar kearah wanita itu.

"Mirip seperti aku yang dulu. Duduk sendirian, tidak ada teman," Kayla ternyum simpul. Wanita itu gambaran Kayla yang dulu. Kacamata bulat, kepang dua, jerawatan.

Ditengah lamunannya, tiba-tiba ada seseorang yang mendorong Kayla hingga terjatuh kelantai. Makanan yang dipegangnya berserakan mengenai pakaiannya.

Karyawan yang ada disana tertawa melihat keadaan wanita yang terjatuh itu. Tidak ada yang berani menolongnya, mereka kenal betul sifat dari pelaku.

Diantara penguji perusahaan ini, orang itu sering masuk keruangan sang CEO. Entah melakukan apa, tapi pastinya orang itu lebih dekat dengan pemilik perusahaan ini.

Masih banyak typo

Jangan lupa like nya 😊👍👍

✋✋✋

Terpopuler

Comments

宣宣

宣宣

Edgar lagi di belakang mu Kayla ....awas km nanti dihukum karena sudah mengumpat nya .. 😅😅😅😅😅

2023-02-19

1

宣宣

宣宣

Agam....🤦🤦🤦🤦😂😂😂😂

2023-02-19

0

Triyani19

Triyani19

semangat ka❤

2023-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!