Part 18

Melihat jam di tangan nya sudah hampir pagi, Kay semakin panik karena diri nya akan sangat terlambat. Pada hal dia masih beberapa hari menjadi sekertaris baru. Belum lagi atasan nya yang begitu dingin dan menjengkel kan.

Dia pergi ke kamar mandi dan membersih kan wajah nya yang jerawatan. Setelah semua nya bersih dia kembali ke tempat duduk nya.

Dia melihat jam tangan nya, hanya tinggal tiga puluh menit lagi. Pesawat sebentar lagi akan landing. Kay sangat senang mendengar pengumuman itu. Dia dengan tidak sabar menunggu pesawat yang mengambil posisi antri.

Setelah semua urusan pesawat selesai, Kay langsung memesan taksi online dan memilih menitip kan motor kecil nya Karena tidak akan sempat jika harus mengendarai motor kecil nya.

Dia kembali melihat jam tangan nya, lima menit lagi.

"Oh sial, jangan kata kan aku di pecat sebelum menerima gaji. Sky juga belum menghubungi ku," ucap Kay. Dia berbicara pada diri nya sendiri membuat supir semakin takut.

Sejak masuk tadi, si supir selalu di paksa untuk cepat dan cepat. Si supir berpikir seperti nya Kay adalah buronan yang melari kan diri. Tapi dia tetap menjalan kan mobil nya Karena akan takut di ancam.

Sesampai nya di tujuan, Kay membayar ongkos lalu berlari ke arah apartemen.

"Sial, lift nya sudah tertutup," batin Kay. Dia memilih mengambil jalan pintas dan pergi ke tangga darurat, dia berlari sekuat tenaga demi meminimalis waktu.

Sampai di dalam apartemen pun kay tidak sempat untuk beristrihat. Dia langsung masuk ke kamar mandi dan segera keluar dalam lima belas menit, mengguna kan make up tipis saja dan kameja formal biasa.

Dia melihat ponsel nya sudah terlambat lima belas menit.

Dia juga melihat tidak ada panggilan masuk. Dia benar-benar takut kali ini jika benar-benar di pecat.

Bersamaan dengan Kay membuka pintu, cleaning servis yang ada di sana sangat salut melihat wanita cantik yang tetap bekerja di akhir pekan. Terlihat dari pakaian formal Kay.

Dia adalah seorang wanita paruh baya yang sudah lama bekerja di apartemen ini sebagai cleaning servis.

"Nona, saya sangat salut dengan ke mandirian anda. Di akhir pekan pun anda bekerja," ucap wanita paruh baya itu.

Kay hanya tersenyum saja menanggapi ucapan Wanita yang menyapa nya. Dia segera masuk ke dalam lift. Dia melihat lift itu kosong, tidak seperti biasa nya.

Ucapan wanita cleaning servis terngiang-ngiang di telinga Kay. Akhir pekan pun anda bekerja.

"****, jangan bilang?" Kay langsung mengecek ponsel nya dan melihat hari ini hari apa. Dia langsung menjatuh kan diri ke lantai lift.

"Bodoh, bodoh. Ini akhir pekan Kayla," ucap Kay menyebut kan nama nya sendiri.

Dia begitu ceroboh dan terlalu fokus pada kehidupan hingga lupa jika ini adalah akhir pekan. "Pantas saja sky tidak menghubungi ku sama sekali," ucap Kay.

Pintu lift terbuka dan orang-orang yang ingin masuk melalui lift sedikit kebingungan ketika melihat ada orang yang duduk di lift seperti orang yang pasrah akan kehidupan.

Seorang ibu-ibu masuk terlebih dahulu dan menepuk bahu Kay.

"Jangan terlalu memaksa kan diri nak," ucap Wanita itu menepuk-nepuk bahu Kayla.

Kayla berdiri dan menutupi wajah nya dengan tas yang ada di tangan nya. Dia sungguh malu saat ini.

***

Di ruangan kerja Edgar, pria itu duduk dan menutup mata sebentar, seperti ada pikiran yang sangat berat di kepala pria itu.

"Ada apa Tuan? Apa ada masalah besar?" tanya sky. Jarang-jarang Edgar memikir kan sesuatu sampai sedalam ini.

"Wanita yang kau tunjuk kan," Edgar buka suara.

"Apa dia mommy nya Agam?" tebak sky

Edgar tidak menjawab pertanyaan sky

"Di mana foto itu kau dapat kan?" tanya Edgar.

"Jawab dulu pertanyaan ku Edgar?" sky harus memasti kan tebakan nya dulu.

Edgar buka suara dan menatap intens ke arah sky