Balas Dendam Sang Pendekar
Di sebuah pegunungan yang tinggi, hiduplah seorang pendekar wanita yang sudah berusia lanjut. Namanya Sa shuang, dimana dia membesarkan seorang anak gadis yang sejak berusia tiga tahun yang kini sudah menginjak usia dua puluh tahun. Gadis itu bernama Xiao Yu.
Xiao Yu adalah seorang gadis yang nasibnya sangatlah tragis, dimana seluruh keluarganya dibantai oleh seorang pendekar yang bergelar Kipas emas penebar Maut.
Tujuh belas tahun lamanya semenjak Xiao Yu berusia tiga tahun, dan Xiao Yu dirawat dan juga digembleng oleh nenek yang berjuluk Nenek si Tongkat Sakti.
Selama berlatih bermacam-macam jurus yang diajarkan oleh nenek Sa Shuang, Xiao Yu mengalami peningkatan yang amat pesat. Hal itu dikarenakan Xiao Yu adalah putri dari seorang pendekar hebat dimasanya dan bertulang baik serta bakatnya luar biasa sekali sehingga setelah berlatih siang malam selama sepuluh tahun, ia telah mewarisi semua ilmu kesaktian gurunya. Bahkan telah berhasil pula menguasai dari ilmu simpanan gurunya yang membuat nama nenek Sa Shuang ini menjulang tinggi diantara nama tokoh tokoh dunia persilatan yaitu jurus pukulan Tongkat pemukul anjing dan jurus Tongkat Pemukul Iblis, serta jurus terbarunya Tongkat sinar Sakti.
"Yu'er, sudah waktunya kamu menuntut balas atas kematian kedua orang tua kamu dan juga semua keluarga kamu." ucap Nenek Sa Shuang yang menatap putri dari Kakak seperguruannya, sekaligus laki-laki yang dulu pernah dia sukai.
"Maksud guru apa?" tanya Xiao Yu yang penasaran.
"Saya memerintahkan pada kamu untuk mencari pengalaman di luar perguruan, dan juga mencari Siauw bo. Dengan tujuan bukan hanya menuntut balas atas kematian seluruh keluarga kamu, tapi yang lebih utama adalah untuk membasmi Iblis ganas itu. Tentunya agar tidak melakukan kejahatan lagi di muka bumi ini!" seru nenek Sa Shuang yang penuh harap pada Xiao Yu.
"Murid mengerti dan bersumpah akan mentaati semua pesan guru." balas Xiao Yu yang menundukkan kepalanya.
"Nah, kalau begitu kau pergilah dan aku melarangmu naik ke puncak ini untuk mencariku lagi karena aku tidak mau lagi bertemu dengan manusia." ucap guru Sa Shuang.
"Tapi guru.....!" seru Xiao Yu yang memprotes dan tanpa disengaja kedua matanya mengucurkan air mata yang menitik-nitik turun melalui kedua pipinya.
Sa shuang yang duduk bersila di atas batu itu jadi menarik napas panjang dan memejamkan matanya.
"Kamu ini tahu saja cara membuat hati gurumu ini luluh! Baiklah kamu boleh naik ke puncak ini menghadapku pada saat engkau sudah bosan hidup, boleh kau datang ke sini. Pergilah!" seru Sa Shuang yang masih tetap dalam posisinya.
Xiao Yu yang juga masih bercucuran air mata kemudian berlutut sambil menyeka air matanya.
"Baik guru, mlurid pergi!" pamit Xiao Yu yang masih menatap gurunya dalam-dalam.
"Iya, pergi sana! cari pengalaman yang banyak! Oh iya, untuk memperlancar tugas kamu Nenek sarankan kamu menyamar sebagai seorang laki-laki" saran nenek Sa Shuang.
"Menyamar menjadi laki-laki?" tanya Xiao Yu yang penasaran.
"Iya, karena diluar sana kamu akan menemui banyakbri tangan jika kamu tetap dalam keadaan perempuan?" ucap nenek Sa Shuang.
"Baiklah guru. Murid mengerti." ucap Xiao yu sembari menangkupkan telapak tangannya di dadanya, dan sedikit menundukkan kepalanya.
Tujuh belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Nenek Sa Shuang dengan amat berat melepaskan Xiao Yu untuk berkelana.
Tak berapa lama Xiao Yu meninggalkan goa di puncak gunung Persik di mana dirinya dan juga gurunya hidup selama sepuluh tahun itu. Tangan kanannya memegang sebatang rotan yang biasa ia pakai berlatih, pedang pemberian gurunya terselip di pinggang dan buntalan pakaiannya menempel di punggung.
Dalam perjalanan Xiao Yu turun gunung, penuh dengan lika-liku. Dan sampailah di kota Ming An
Di pagi hari itu sudah banyak orang makan di dalam restoran tersebut. Karena belasan orang yang menjadi tamu restoran itu yang kesemuanya adalah laki-laki juga para pelayan dan pengurus semuanya laki.laki, riuh rendah suara pelanggan restoran tersebut.
0mongan-omongan kotor dan kasar diselingi gelak tawa mengotori hawa bersih yang masuk dari luar. Apalagi pada saat itu terdapat tiga orang jagoan atau tukang pukul rumah judi yang sedang dijamu oleh seorang tamu yang malam tadi berhasil mendapat kemenangan besar dalam bermain judi.
Mereka bertiga ini bicara riuh rendah tentang palacur-pelacur di kota Hopak, tidak seperti orang pada umumnya yang membicarakan kelezatan bermecam-macam masakan saja.
Tanpa ditutup-tutupi blak-blakan dan tidak ada rahasia sehingga para tamu lain yang mendengarkannya ikut-ikutan tersenyum. Telinga laki-laki memang paling suka mendengarkan percakapan semacam itu.
Sementara itu Xiao Yu yang menyamar menjadi laki-laki, duduk di bangku sudut restoran.
Derap kaki kuda yang berhenti di depan rumah makan tidak menarik perhatian mereka yang tengah bergurau.
Pada saat penunggangnya melompat turun dari atas kuda, menyerahkan kuda kepada penjaga di luar kemudian melangkah masuk ke dalam restoran, serentak semua percakapan berhenti dan semua mata, termasuk mata pelayan dan pengurus restoran, memandang ke arah orang yang baru masuk itu dengan pandang mata kagum dan penuh gairahh terutama pelayan wanita.
Penunggang itu adalah seorang pria yang masih muda, kiranya tidak lebih dari dua puluh lima tahun usianya. Pakaiannya serba merah hati, dengan rambutnya hitam panjang sepinggang, wajahnya berbentuk bulat telur dengan kulit wajah yang halus putih itu .
Sepasang matanya lebar amat tajam pandang matanya, hidung kecil mancung dan mulut yang selalu mengulum senyum.
Ada seorang pelayan muda agaknya lebih cepat sadar daripada teman-temannya yang masih bengong. Ia cepat lari menghampiri pria itu sambil membungkukkan badannya.
"Selamat pagi, tuan. Silakan duduk, di sebelah kiri itu masih banyak meja kosong, silakan!" ucap pelayan wanita tersebut.
Laki-laki tampan itu menganggukkan kepalanya dan kemudian pandangannya menyapu ke ruangan restoran dengan pandangan matanya yang tajam.
Dia kemudian mengebut-ngebut pakaiannya di bagian paha dan pinggang untuk membersihkan debu, dan mengikuti pelayan itu ke sudut ruangan sebelah kiri di mana terdapat beberapa meja yang masih kosong.
Sapuan pandangan matanya tadi membuat ia tahu bahwa dirinya menjadi pusat perhatian semua orang, akan tetapi ia tidak
mengacuhkan hal ini dan bersikap seolah-olah di tempat itu tidak ada orang yang memandangnya.
...~NR~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
@Intan.PS_Army🐨💜
ih ini novel dari 2023 tapi aku baru nemu
2024-03-08
0
Radiah Ayarin
sadis bgt thor
2023-02-28
4
Cyrus Red🥀Bryan Kennedy🔱🎻
sukses terus thor
2023-02-28
3