Sedangkan pengantin wanita tidak nampak berada di dalam kamar itu. Jendela kamar masih tertutup rapat, akan tetapi langit-langit kamar itu robek lebar berikut gentengnya yang terbuka.
Perayaan pestapora berubah menjadi duka yang menyedihkan. Para tamu segera pulang tanpa pamit, nama Setan Kipas Merah dibisikkan oleh bibir dan hati mereka dengan penuh rasa takut.
Cerita sebelumnya di dalam kamar pengantin itu.
Dua orang muda dan mudi yang baru sekali itu mengalami tidur sekamar dengan seorang lawan jenis itu tentunya masih ada rasa malu.
Pengantin wanita duduk di atas pembaringan sambil menundukkan wajahnya, mengerlingkan mata saja ia tidak berani. Walaupun ia tahu bahwa ia kini mereka sudah sah untuk berduaan sekamar dengan calon suaminya.
Ia tahu betapa suaminya seorang pemuda yang halus dan tampan sekali dan sebetulnya ia merasa bahagia di dalam hati akan menjadi isteri pemuda itu.
Akan tetapi rasa malu membuat ia tidak berani berkutik. Hanya kedua telinganya saja yang pada saat itu hidup, mendengarkan penuh perhatian ke arah suaminya bergerak. Sampai suaminya itu duduk di atas pembaringan di sebelahnya, Ia tidak berani mengerling apalagi menengok.
Mungkin ada satu jam lebih kedua orang muda remaja yang usianya baru antara enam belas sampai delapan belas tahun ini sudah duduk bersanding tak bergerak sedikit pun seperti dua buah patung manusia.
Pengantin wanita duduk menunduk sampai punggungnya melengkung dan dagunya menyentuh dada, mata setengah terpejam dan mukanya tertutup untaian mutiara yang semacam kerudung.
Yang pria, masih dalam pakaian pengantin yang indah, mukanya yang tampan itu kemerahan, sepasang pipinya yang putih halus menjadi merah karena tadi ia dipaksa minum arak pengantin oleh para kerabat yang memberinya selamat, sepasang mata yang lebar bening itu berkilauan akan tetapi mulutnya tersenyum-senyum malu.
Beberapa kali ia mengerling ke kanan, beberapa kali ia menengok, beberapa kali bibirnya bergerak-gerak hendak mengeluarkan suara, Namun. semua itu sia-sia belaka, tak dapat ia mengeluarkan suara karena setiap kali jantungnya melonjak-lonjak seperti mau meloncat keluar dari mulut melalui kerongkongannya.
Ia sudah berusaha untuk menggerakkan tangan kanan buat menyentuh jari-jari tangan halus isterinya yang berada di atas pangkuan, namun tangannya gemetaran dan hilang tenaganya.
Tiba-tiba pengantin wanita menarik napas panjang dan terdengar isak tertahan satu kali. Ia sudah lelah menanti, hampir tak kuat menahan getaran jantungnya saking tegang, namun suaminya tetap diam saja. Hal ini benar-benar menjadi godaan yang tak dapat ditahan lagi hampir ia menangis. Ingin ia menjatuhkan diri terlungkup di atas pembaringan sambil menangis tersedu-sedu.
"Sa....yangku!"
Akhirnya suara yang dinanti-nantinya itu terdengar juga, suara suaminya yang menggetar-getar.
Suara yang menembus dadanya, terus menyentuh jantungnya, membuat ia sesak bernapas lalu menoleh sedikit, melirik kemudian tersenyum malu-malu membuang muka lagi melihat ke bawah.
Tangan pengantin pria itu tiba tiba berada di tangan pengantin wanita, sentuhan perlahan namun merupakan sentuhan pertama yang terasa sampai ke tulang sumsum membuat tangan pengantin wanita yang kecil itu menggigil seperti seekor burung kecil digenggam orang.
"Kenapa tanganmu dingin sekali, sayang?" tanya si pengantin pria.
"Ah, tidak apa-apa." jawab si pengantin wanita dengan mengulas senyumnya.
Kalimat pertama ini membuka pintu
kecanggungan yang tadi memisahkan mereka tetapi tak lama kemudian, ketika dengan jari gemetar si pengantin pria membuka kerudung penutup muka pengantin wanita lalu terpesona oleh kecantikan wajah isterinya, wanita muda belia itu dengan malu-malu menahan ketawa lalu menyandarkan kepala di dada suaminya.
Dalam keadaan mesra itu, keduanya lalu saling menuturkan keadaan diri masing- masing.
Beberapa saat kemudian mereka dikejutkan oleh suara lengkingan yang terdengar di atas genteng kamar pengantin itu. Suara yang makin lama makin nyaring dan dekat, setelah itu terdengar suara genteng terbuka bersamaan pecahnya langit-langit kamar pengantin melayang turun sesosok tubuh manusia ke dalam kamar itu lalu seperti seekor burung bayangan itu telah berdiri di atas lantai kamar pengantin dengan mengulas senyumnya.
Sepasang pengantin itu terkejut bukan main, ketika melihat bahwa orang yang melayang turun dari atas ini ternyata adalah seorang laki-laki yang tampan sekali dan berpakaian serba merah.
Tentu saja sepasang pengantin ini belum mendengar tentang kipas Merah yang telah menyebar maut beberapa hari di rumah judi di kota mereka.
"Kau siapakah dan apa perlumu memasuki kamar kami seperti ini?" tanya pengantin pria.
Si Kipas merah hanya tersenyum, manis sekali dan sepasang matanya menatap wajah pengantin wanita lalu tertawa lebar dan menakutkan.
"Ah, benar.benar cantik si pengantin wanitanya! Sayang sekali perempuan secantik ini ditemani seorang pria yang lemah!" seru laki-laki baju merah itu yang kemudian melangkah maju dan jari-jari tangannya mengusap dagu dan pipi si pengantin wanita dengan gerakan mesra.
Karena terlampau kaget dan herannya, pengantin wanita itu membelalakkan mata tak mampu mengeluarkan suara dan mukanya yang putih menjadi amat merah.
Pengantin pria kesal dan geram saat melihat pengunjungnya kurang ajar dengan wanita yang baru dia nikahi itu.
"Dari mana datangnya laki-laki rendah dan gila ini!" gumam penganti pria itu dalam hati.
"Hai kau, cepat pergi dari sini!" seru pengantin pria dengan raut wajah yang menandakan kekesalannya.
Akan tetapi kata-katanya ini segera disusul gerakan tangan kiri Setan Kipas merah dengan jari-jari terbuka menusuk ke depan dan jari-jari yang kecil halus itu bagaikan ujung lima batang pedang yang telah amblas memasuki ulu hati si pengantin pria, menembus pakaian kulit dan daging.
"Seeet....!"
"Aaarrgh....!"
Si pengantin pria itu roboh di atas pembaringan dan darah mengucur keluar dari dadanya.
"Aaaah, suamiku!" jerit si pengantin wanita yang kemudian menutup mata dan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Tiba-tiba pengantin wanita itu menjadi lemas dan tak dapat bergerak lagi. Sampai dia tak merasakan tubuhnya direnggut dan dipanggul di atas pundak Setan Kipas Merah.
Sekali loncat setan Kipas merah yang memanggul pengantin wanita itu sudah melayang naik dan ke luar melalui langit-langit kamar yang sebelumnya dia jebol itu.
Si Setan Kipas merah terus membawa pengantin wanita itu menembus kegelapan malam, menuju ke sebuah rumah kosong dipinggir kota.
Malam ini pengantin wanita bukan berpengantin dengan suaminya di dalam kamar pengantin, melainkan berpengantin dengan Setan Kipas Merah. Seorang laki-laki yang penuh nafssunya.
Hasrat kotor si setan Kipas merah dengan memaksa pengantin wanita menelan dua butir racikan obat perangsang yang selalu dia bawa. Dimana dengan obat itu, bisa membuat pengantin wanita itu seperti mabok dan penuh hasrat.
Pengantin wanita berubah menjadi seperti setan kelaparan dan melayani hasrat si Setan Kipas Merah dengan nafssu yang sama besarnya.
...~NR~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Yukity
Terus...
2023-04-20
1