Namun teriakan dua orang ini terlambat. Yang nampak hanyalah tibuh-tubuh yang tergeletak dan bersimbah darah.
Dan tubuh murid-murid perguruan Seribu pedang itu terlempar ke belakang lalu terbanting dalam keadaan tak bernyawa.
"Amitabha, kejarn sekali!" seru Biksu Ji.
"Celaka !" teriak Bocah tua nakal yang geram.
"Hi-hi hik! Memang kalian akan celaka. Salah kalian sendiri berada di dalam rumah celaka ini, yang sudah terkutuk akan kematian semua penghuninya!" seru wanita itu dengan genit.
"Ah, wanita sesat ! Betapapun besarnya dendam yang kau kandung, tidak semestinya kau melakukan pembunuhan keji seperti ini. Apakah kau tidak takut dosa?"' ucap biksu Ji dengan suara khasnya menegur dengan tongkatnya sudah melintang di dadanya.
"Biksu Gila kalau iblis ini betul seperti yang aku duga, kau percuma saja bicara tentang dosa dengan dia!" bisik Bocah tua nakal yang ada disamping sahabatnya itu.
"Hm...!" Biksu Ji sedang memikirkan apa yang dibisikkan sahabatnya Bocah tua nakal itu.
"Eh, iblis betina yang keji dan ganas !
Betulkah kamu ini berjuluk si Kipas Emas penebar Maut?" tanya Bocah tua nakal yang menatap Wanita itu dengan tajam.
Si Kipas Emas Penebar Maut mempunyai dendam kesumat dengan Kakek Xiao Yu, kala itu pendekar Pedang Naga bukanlah tandingan si pendekar kipas emas penebar maut yang bernama asli Siaw bo itu.
Siauw bo kemudian memperdalam ilmunya dan di dunia persilatan namanya terkenal sebagai Si Pendekar kipas Maut yang kejam.
Sudah bertahun-tahun si pendekar kipas emas penebar maut ini tidak menantang Xiao Chen. Karena sedang menggembleng diri untuk pembalasan dendam. Dan akhirnya ia mendengar kematian musuh besarnya.
Betapa kecewa hatinya mendengar hal itu. Segera Si pendekar kipas emas penebar maut itu mengunjungi Lembah Seribu pedang, dimana keluarga Xiao Chen berada di perguruan Seribu pedang itu. Kemudian Siaw bo mengambil keputusan untuk membasmi semua keluarga Xiao Chen.
'Hemm, bocah tua nakal ! Tahu dari manakah kau telah mengenalku?" bentak wanita yang berjuluk pendekar kipas emas penebar maut itu.
"Ha ..ha...ha..., nama buruk dan kotor itu siapakah yang tidak pernah mendengarnya.
Kau telah membunuh orang-orang yang tidak berdosa, hanya karena menuruti emosimu. Hayo sekarang kau coba bunuh kami berdua, Biksu Gila dan juga Bocah tua Nakal, dua orang sahabat baik Xiao Chen!" seru Bocah tua nakal dengan geramnya.
"Ha...ha...ha...! Kiranya kalian dua orang keledai yang sedikit terkenal namanya. Tidak usah kau minta, aku memang bermaksud akan membunuh kalian berdua!" balas si pendekar kipas emas penebar Maut dengan senyum sinisnya.
Mendadak nampaklah gulungan sinar hitam yang menyambar ke depan dan langsung menyerang ke arah ulu hati Biksu Gila dan tenggorokan si Bocah tua nakal.
Kedua sahabat kakek Xiao Yu yang berilmu tinggi ini sangat terkejut sekali. Serangan wanita ini sama sekali tidak menimbulkan angin, juga tidak mengeluarkan suara dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah mencapai jurus yang luar biasa tingginya.
Namun mereka bukan orang lemah, diserang sehebat dan secepat itu mereka masih dapat menggerakkan senjata masing-masing untuk melindungi tubuh mereka.
Pendekar kipas emas pendekar kipas emas maut itu secara langsung memutar dan telah menotok ke arah pusar si bocah tua nakal dan ke lambung Biksu Ji.
Kembali dua orang ini terkejut setengah mati, ia lalu melompat ke belakang untuk mengelak sambil memutar senjata.
Xiao Kai dan Xiao Fang juga ikut ambil bagian, keduanya menyerang sebisa mereka.
Xiao Yu sangat menghawatirkan nasib ibunya maka ia lari ke dalam mencari ibunya.
Betapa terkejutnya Xiao Yu pada saat melihat Ibunya yang tewas bersimbah darah. Dia langsung memeluk ibunya, dan menjerit dan menangis sejadi-jadinya.
Kemudian Xiao Yu berdiri dan dengan langkah sempoyongan berjalan keluar sambil menangis.
"Wanita jahat, kau harus mengganti nyawa ibu dan keluargaku! uhuu........ uhu......!" seru Xiao Yu sambil berjalan terus sampai di ruangan depan.
"Brugh...!"
Dua tubuh laki-laki yang amat dicintai Xiao Yu tergeletak bersimbah darah dan tak bernyawa lagi.
"Ayah! Paman...!"
Panggil Xiao Yu yang berlari menghampiri jasad ayahnya dan memeluknya, tangisannya pun pecah kembali.
Pada saat itu pertandingan masih berjalan dengan seru dan tegang. Biksu Ji memutar tongkatnya sampai terdengar angin menderu-deru, sedangkan Si Bocah tua nakal juga bersiap dengan jurus tongkat pemukul Anjingnya.
Namun, mereka berdua yang memiliki ilmu kepandaian yang tinggi ini ternyata tidak mampu menahan desakan dan tindasan segulung sinar hitam yang melayang bergulung membuat lingkaran aneh itu.
"Weng...weng...!
Suara yang amat mengganggu kedua sahabat kakek Xiao Yu itu dan mengacaukan permainan senjata mereka.
Keduanya bergabung dan membentuk benteng pertahanan barulah sinar hitam dapat dibendung bahkan kini mereka mendapat kesempatan untuk
menggunakan waktu membalas satu dua kali serangan.
Kiranya letak rahasia kelihaian jurus Kipas Emas penebar maut itu adalah jika ia diserang, karena ia menghadapi setiap serangan lawan dengan balasan serangan yang lebih cepat sehingga ia mendahului lawan yang sudah terlanjur manyerang sehingga pertahanannya lemah.
Pendekar kipas emas penebar maut saat ini nampak kewalahan menghadapi benteng pertahanan Biksu Ji dan Kwe Cheng si bocah tua nakal itu.
Jika Biksu Ji menyerang dengan tongkatnya, sementara Kwe cheng dengan melakukan pertahanan.
Pada saat yang tak terduga, terdengar jerit kemarahan Xiao Yu dan tahu-tahu Xiao Yu sudah meloncat dan menubruk si pendekar kipas emas penebar maut itu dari belakang merangkul leher dan tengkuknya.
"Aduh...... ! Eh, bocah minta mampus ya!" seru pendekar kipas emas penebar maut itu dengan geram.
"He...he...he...! rasakanlah!" balas Xiao yu dengan tawa khas anak kecil itu.
Biksu Ji dan juga Bocah tua nakal yang melihat kenekatan Xiao Yu.
"Xiao Yu!" panggil kedua sahabat kakek Chen yang bersamaan.
Mereka berdua harus berusaha sedapat mungkin untuk menolong cucu sahabatnya itu. Yang dimana keturunan Xiao Chen hanya tinggal seorang, dan harus diselamatkan.
Setelah ayahnya Xiao Kai dan juga pamannya juga tewas di tangan wanita iblis berjuluk pendekar kipas emas penebar maut itu.
Mereka tahu bahwa sekali saja anak itu terkena hantaman tangan kiri atau suling iblis betina itu, tentu nyawanya takkan dapat tertolong lagi.
Oleh karena tanpa mempedulikan keselamatan sendiri, kedua orang sahabat kakek Xiao Yu itu melupakan pertahanan bersama. Kini melakukan serangan bersama dengan dahsyat sekali.
Perhatian Siauw Bo terpecah kepada anak yang menggigit tengkuknya sehingga serangan dua orang lawannya itu kini benar-benar amat berbahaya baginya.
Secepat kilat ia lalu membalikkan tubuhnya sehingga tubuh itu kini terlindung oleh tubuh Xiao Yu yang menempel di punggungnya itu.
Tentu saja Bocah tua nakal dan juga Biksu Ji sangat kaget sekali dan menarik senjata masing-masing agar jangan sampai mencelakakan Xiao Yu.
Kesempatan ini dipergunakan oleh Siauw bo untuk mengerahkan tenaga menggerakkan pinggulnya keras-keras dan tubuh mungil Xiao Yu mental terlempar cepat ke arah dinding dekat pintu depan.
"Celaka........ !" seru Bocah tua nakal yang tak keburu menangkap tubuh Xiao Yu.
...~NR~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
mantap
2023-03-27
2