Tujuh belas tahun yang lalu lV

Kemudian mereka meloncat dan lenyap dalam kegelapan malam, meninggalkan kediaman keluarga Xiao.

Setelah mengobati luka-lukanya, Yu Kai dan Xiao Fang kemudian membetulkan penutup peti mati dengan memasang paku baru.

Situasi pun kembali dengan normal dan semua orang kembali mengikuti upacara berkabung itu.

Xiao Kai berlutut dan diikuti oleh keluarganya di depan Biksu Ji dan juga Kwe Cheng, untuk menghaturkan terima kasih.

"Maafkan kami bila penyambutan kami kurang hormat kiranya anda sekalian adalah dua orang penolong besar yang tidak saja sudah melindungi kehormatan keluarga kamib sekalian juga menolong keselamatan kami." ucap Xiao Kai dengan sopan.

"Amitabha...! tidak ada urusan tolong-menolong. Xiao Chen memang sudah meninggal dunia, Dia adalah sahabat baik kami, sehingga keluarganya sama dengan keluarga kami sendiri. Disamping itu perbuatan jahat memang harus dicegah. Kami hanya memenuhi kewajiban belaka," jawab ucap Biksu Ji yang segera mengangkat bangun tubuh Xiao Kai.

"Ha-ha-ha....! Xiao Cheng dahulu di waktu hidupnya terkenal suka sekali mencampuri urusan orang lain dengan membantu kaum lemah, sehingga musuh-musuhnya tidak terhitung banyaknya. Kami yakin Sahabat kami Xiao Chen di pihak yang benar, jadi kami tidak akan tinggal diam kalau ada orang yang berani mengganggu jenazahnya." ucap bocah tua nakal yang menjelaskan.

"Kami sekeluarga menghaturkan banyak terima kasih." ucap Xiao Kai yang mewakili keluarganya.

Biksu Ji dan juga Kwe Cheng menganggukkan kepala dan mereka mengulas senyum ramah pada Xiao Kai.

Setelah peti mati ditutup rapat, kembali mereka menjaga peti mati. Xiao Yu menambah dupa di perapian lalu terdengar suaranya berkata perlahan,

"Kakek, sayang sekali orang-orang jahat dapat datang setelah kakek pergi! Kalau kau masih hidup dan menghajar mereka, alangkah akan senangnya aku menonton." racau Xiao Yu.

"Heh-heh, gadis cilik! kau sepatutnya menjadi murid Biksu Ji. Sama-sama berhati lembut!" seru Kwe Cheng yang menghampiri Xiao Yu.

"Xiao Yu ini berbakti dan mengenal kasih sayang." ucap Biksu Ji yang sudah duduk kembali menghadapi meja, menyandarkan tongkatnya yang berat di pundaknya.

"Ayah, kalau kakek hidup lagi aku tidak akan menangis!" seru Xiao Yu yang kemudian meneteskan air matanya.

"Xiao Yu diamlah, yang sudah tiada tak akan kembali lagi. Kita doakan semoga kakek tenang dialam sana." ucap Xiao Kai dengan lembut pada putrinya.

Tiba-tiba terdengar suara melengking di udara, suara yang bernada tinggi. Seakan-akan ada sesuatu terbang di angkasa lalu perlahan-lahan turun dan mengitari tempat itu.

"Sreeeet......weeeeng.....!"

Xiao Kai dan Xiao Fang saling pandang, dan semuanya melihat sebuah benda berwarna emas melayang diatas mereka.

Keduanya melirik ke arah berdirinya sahabat ayah mereka, Biksu Ji dan Kwe Cheng yang keduanya sudah berhenti bercakap-cakap. Bahkan kini sudah duduk diam dan sedang mengawasi pergerakan benda berwarna emas diatas mereka,

"Celaka! Bawa anak-anak masuk!" teriak Xiao Kai. Dan saat itu beberapa anak telah roboh terguling, dan mendapati disetiap dada mereka terdapat bekas sayatan benda tajam. Bergelimanglah mayat-mayat disekitar tempat itu yang semuanya bersimbah darah.

"Amitabha ..!"

Biksu Ji memuji nama Buddha dan duduk bersila sambil memejamkan kedua mata dan mulutnya berkomat-kamit membaca doa.

Kwe Cheng atau si bocah tua nakal yang juga sedang duduk bersila dan mengatur pernapasan, serta terus mengawasi pergerakan benda emas yang terbang mengitari mereka.

"Brugh...!"

Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dan ternyata dua tubuh manusia dilempar dari luar menimpa meja sembahyang.

Ternyata kedua orang itu adalah si golok pembasmi Naga dan juga istrinya Souw Kwat si duri beracun, yang tubuhnya kini telah menjadi mayat.

Tak berapa lama terdengar sebuah suara dari kegelapan.

"Xiao Chen, aku datang akan menagih hutang! Seluruh keluarga Xiao harus aku tumpas habis, semua pelayan dan tamu-tamunya tak satupun boleh lolos!" seru suara seorang wanita yang sangat merdu namun membuat bulu tengkuk berdiri.

Xiao Kai dan Xiao Fang sudah menyambar pedang dan melompat ke depan pintu untuk menyambut musuh yang mengerikan itu.

Musuh yang datang kali ini benar-benar luar biasa dan agaknya hendak membuktikan ancamannya, yaitu menumpas habis seluruh isi rumah keluarga Xiao.

Sebagai bukti Kim Jun dan Sauw Kwat yang baru saja keluar telah terbunuh dan mayatnya dilemparkan kembali masuk ke rumah keluarga Xiao.

Namun demi melindungi keluarganya, Xiao Kai dan Xiao Fang tidak merasa takut dan bersiap-siap untuk melawan dengan taruhan nyawa.

"Xiao Kai dan Xiao Fang berhati-hatilah!" seru Biksu Ji dan beberapa saat kemudian Biksu Ji dan juga Kwe Cheng itu telah berdiri di samping Xiao Kai dan juga Xiao Fang.

Tiba-tiba terdengar jeritan-jeritan ngeri dari dalam rumah. Dengan cepat mereka menengok dan saat itu dari pintu dalam muncul salah satu kerabat wanita keluarga Xiao yang yang menghampiri Xiao Kai dan juga Xiao Fang, dengan tubuhnya berlumuran darah.

"Tuan...tuaan....! celaka, semua.... semuanya dibunuh!" seru kerabat wanita keluarga Xiao itu, yang sampai di situ ia terguling dan menghembuskan napasnya untuk terakhir kalinya.

"Apa! Musuh menggunakan memancing harimau keluar dari sarang !" teriak Bocah tua nakal yang melihat kejadian yang ada dihadapannya.

Yang disebut siasat memancing harimau keluar dari sarang adalah siasat perang yang maksudnya memancing keluar penghuni atau pun penjaga kota, sehingga kotanya sendiri menjadi tidak terjaga dan mudah diserang dari lain jurusan.

Tidak hanya keluarga dan pelayan, tetapi bahkan segala macam binatang peliharaan seperti ayam, burung, anjing dan kucing yang berada di belakang rumah ini, semuanya dibunuh tanpa ampun lagi.

Mendengar teriakan Bocah tua nakal itu, beberapa murid perguruan beranjak ke belakang untuk melihat kejadian itu. Akan tetapi, mereka berhenti dan terbelalak memandang orang yang keluar dari pintu dalam.

Dia seorang wanita yang usianya kurang lebih lima puluh tahun. Wajahnya masih cantik dan kulit mukanya putih sekali sampai seperti tidak ada darahnya. Pakaiannya serba hitam dari sutera tipis.

Tangan kanannya memegang sebuah kipas berwarna emas Wanita ini berjalan keluar dari dalam rumah dengan langkahnya perlahan, namun langkah dan lenggang-lenggoknya seperti seorang wanita, yang genit sekali.

Para murid perguruan Pedang Naga itu, segera mengepung wanita itu.

Melihat para murid perguruan Seribu pedang yang datang dengan membawa pedang di tangan, wanita itu segera tertawa lebar.

"Ha....ha...., tua bangka Xiao Chen! Biarpun sudah menjadi mayat tetapi tentu arwahmu dapat melihat betapa malam ini aku berhasil membasmi seluruh isi rumahmu termasuk juga para tamu-tamum!" seru wanita itu.

Beberapa murid perguruan Pedang Naga kesal dan marah, mereka menerjang dan menyerang dengan senjatanya masing-masing.

"Jangan sembarangan!" seru Bocah tua nakal.

"Awas mundur kalian !" teriak Biksu Ji yang seperti khawatir akan keselamatan keluarga dan murid sahabatnya.

Namun teriakan dua orang ini terlambat. Yang nampak hanyalah tibuh-tubuh yang tergeletak dan bersimbah darah.

...~NR~...

...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

yukai

2023-03-27

2

lihat semua
Episodes
1 Mengawali Perjalanan
2 Mengawasi Pria baju Merah
3 Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi
4 Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi ll
5 Setan Kipas Merah
6 Kembali ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu
7 Tujuh belas tahun yang lalu
8 Tujuh belas tahun yang lalu ll
9 Tujuh belas tahun yang lalu lll
10 Tujuh belas tahun yang lalu lV
11 Tujuh belas Tahun Yang Lalu V
12 Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vl
13 Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vll
14 Kembali ke Masa Setelah Sepuluh Tahun ; Hilangnya Pengantin Wanita
15 Kekejaman Setan Kipas Merah
16 Mendatangi Rumah Duka
17 Menuju Toko Pakaian
18 Mengejar Setan Kipas Merah
19 Mengejar Setan Kipas Merah ll
20 Berada di Istana Tengah Hutan
21 Melawan Empat Perompak Buaya Merah
22 Melawan kepala pelayan
23 Melawan musuh bebuyutan
24 Melawan Musuh bebuyutan ll
25 Berjuang melawan kabut asap beracun
26 Ling Ling yang melarikan diri
27 Ulah Setan Kipas Merah
28 Penyamaran yang mulus
29 Dua Murid Biksu Gila
30 Kekalahan murid Biksu Gila
31 Xiao Yu Siuman
32 Xiao Yu menyelamatkan murid Biksu Ji
33 Tiga pertempuran
34 Melawan musuh bebuyutan
35 Akhir dari Si Kipas emas penebar Maut
36 Membebaskan Setan Kipas Merah
37 Memulai Perjalanan
38 Xiao Yu Si Pendekar Tanpa Gelar
39 Pulang kampung ; Tikus Kuburan
40 Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut
41 Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut ll
42 DiInterograsi Si Bayangan Dewa
43 Menjadi Pelayan Si Bayangan Dewa
44 Perjalanan Pelayan dan Majikan
45 Menuju ke Sungai Huang Ho
46 Bertemu dengan Pengemis bersabuk sutra merah
47 Berseteru Dengan Pengemis Sabuk Sutra Merah Tingkat Tiga
48 Mengalahkan Pengemis sabuk sutra merah
49 Di Rumah Makan
50 Lagi-lagi melawan Pengemis sabuk Sutra Merah
51 Perjalanan menuju ke Pohai
52 Pelarian Setan Kipas Merah
53 Usaha Dua Biksu
54 Malam hari di atas perahu
55 Mendapat tantangan
56 Menuju ke markas para perompak
57 Situasi perjamuan
58 Sambutan dari tuan rumah
59 Peseteruan dengan Sumpit
60 Masih berseteru dengan Sumpit
61 Lawan Yang Tangguh
62 Lawan yang Tangguh ll
63 Memancing kemarahan Lawan
64 Kelihaian Lidah tak bertulang
65 Perlawanan si Pelayan
66 Hadiah dua ekor kuda
67 Perjalanan Murid Biksu Ji
68 Pertemuan murid biksu Ji dan murid si bocah tua nakal
69 Cinta tumbuh di saat perjuangan
70 Gejolak asmara dua pasang pendekar
71 Pilih dia atau kami
72 Beristirahat di tepi sungai
73 Menghadapi Raja Pengemis
74 Menghadapi Raja Pengemis ll
75 Menghadapi Raja Pengemis lll
76 Perjanjian Lama
77 Siok Lan yang tertangkap
78 Siok Lan yang tertangkap ll
79 Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya
80 Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya ll
81 Mengacau dan Mengecoh para prajurit
82 Kemunculan Setan Kipas Merah
83 Kemunculan Setan Kipas Merah ll
84 Majikan mencari pelayannya
85 Majikan yang mengikuti saran pelayannya
86 Pengintaian si setan kipas merah
87 Perlawanan Setan Kipas Merah
88 Perlawanan Setan Kipas Merah ll
89 Panglima pengganti di Markas An Bun
90 Siok Lan Mengintai Xiao Yu
91 Perseteruan Tiga gadis sakti
92 Usaha Setan Kipas Merah yang Mendamaikan Perseteruan 3 Gadis Sakti
93 Ungkapan hati setan kipas merah
94 Kembalinya Yu Tian
95 Mendadak Diserang
96 Melawan Panglima Thian Sung
97 Dulu Kawan sekarang Lawan
98 Satu persatu Tumbang
99 Tewasnya Biksu Gila dan Bocah tua Nakal
100 Membuka Jati Diri
101 Bersiap melawan si Cambuk Besi,
102 Tewasnya si Cambuk Besi
103 Xiao Yu melawan Thian Sung
104 Xiao Yu Melawan Thian Sung ll
105 Pengakuan kekalahan Thian Sung
106 Titik Terendah Siok Lan
107 Siok Lan terkena Tipu Daya
108 Siok Lan ditahan di ruang bawah tanah
109 Xiao Yu masuk perangkap
110 Jarum Lima Racun
111 Sama-sama terkena Racun
112 Mencoba Melarikan Diri
113 Ditolong Setan Kipas Merah
114 Pengorbanan Setan Kipas Merah
115 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Mengawali Perjalanan
2
Mengawasi Pria baju Merah
3
Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi
4
Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi ll
5
Setan Kipas Merah
6
Kembali ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu
7
Tujuh belas tahun yang lalu
8
Tujuh belas tahun yang lalu ll
9
Tujuh belas tahun yang lalu lll
10
Tujuh belas tahun yang lalu lV
11
Tujuh belas Tahun Yang Lalu V
12
Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vl
13
Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vll
14
Kembali ke Masa Setelah Sepuluh Tahun ; Hilangnya Pengantin Wanita
15
Kekejaman Setan Kipas Merah
16
Mendatangi Rumah Duka
17
Menuju Toko Pakaian
18
Mengejar Setan Kipas Merah
19
Mengejar Setan Kipas Merah ll
20
Berada di Istana Tengah Hutan
21
Melawan Empat Perompak Buaya Merah
22
Melawan kepala pelayan
23
Melawan musuh bebuyutan
24
Melawan Musuh bebuyutan ll
25
Berjuang melawan kabut asap beracun
26
Ling Ling yang melarikan diri
27
Ulah Setan Kipas Merah
28
Penyamaran yang mulus
29
Dua Murid Biksu Gila
30
Kekalahan murid Biksu Gila
31
Xiao Yu Siuman
32
Xiao Yu menyelamatkan murid Biksu Ji
33
Tiga pertempuran
34
Melawan musuh bebuyutan
35
Akhir dari Si Kipas emas penebar Maut
36
Membebaskan Setan Kipas Merah
37
Memulai Perjalanan
38
Xiao Yu Si Pendekar Tanpa Gelar
39
Pulang kampung ; Tikus Kuburan
40
Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut
41
Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut ll
42
DiInterograsi Si Bayangan Dewa
43
Menjadi Pelayan Si Bayangan Dewa
44
Perjalanan Pelayan dan Majikan
45
Menuju ke Sungai Huang Ho
46
Bertemu dengan Pengemis bersabuk sutra merah
47
Berseteru Dengan Pengemis Sabuk Sutra Merah Tingkat Tiga
48
Mengalahkan Pengemis sabuk sutra merah
49
Di Rumah Makan
50
Lagi-lagi melawan Pengemis sabuk Sutra Merah
51
Perjalanan menuju ke Pohai
52
Pelarian Setan Kipas Merah
53
Usaha Dua Biksu
54
Malam hari di atas perahu
55
Mendapat tantangan
56
Menuju ke markas para perompak
57
Situasi perjamuan
58
Sambutan dari tuan rumah
59
Peseteruan dengan Sumpit
60
Masih berseteru dengan Sumpit
61
Lawan Yang Tangguh
62
Lawan yang Tangguh ll
63
Memancing kemarahan Lawan
64
Kelihaian Lidah tak bertulang
65
Perlawanan si Pelayan
66
Hadiah dua ekor kuda
67
Perjalanan Murid Biksu Ji
68
Pertemuan murid biksu Ji dan murid si bocah tua nakal
69
Cinta tumbuh di saat perjuangan
70
Gejolak asmara dua pasang pendekar
71
Pilih dia atau kami
72
Beristirahat di tepi sungai
73
Menghadapi Raja Pengemis
74
Menghadapi Raja Pengemis ll
75
Menghadapi Raja Pengemis lll
76
Perjanjian Lama
77
Siok Lan yang tertangkap
78
Siok Lan yang tertangkap ll
79
Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya
80
Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya ll
81
Mengacau dan Mengecoh para prajurit
82
Kemunculan Setan Kipas Merah
83
Kemunculan Setan Kipas Merah ll
84
Majikan mencari pelayannya
85
Majikan yang mengikuti saran pelayannya
86
Pengintaian si setan kipas merah
87
Perlawanan Setan Kipas Merah
88
Perlawanan Setan Kipas Merah ll
89
Panglima pengganti di Markas An Bun
90
Siok Lan Mengintai Xiao Yu
91
Perseteruan Tiga gadis sakti
92
Usaha Setan Kipas Merah yang Mendamaikan Perseteruan 3 Gadis Sakti
93
Ungkapan hati setan kipas merah
94
Kembalinya Yu Tian
95
Mendadak Diserang
96
Melawan Panglima Thian Sung
97
Dulu Kawan sekarang Lawan
98
Satu persatu Tumbang
99
Tewasnya Biksu Gila dan Bocah tua Nakal
100
Membuka Jati Diri
101
Bersiap melawan si Cambuk Besi,
102
Tewasnya si Cambuk Besi
103
Xiao Yu melawan Thian Sung
104
Xiao Yu Melawan Thian Sung ll
105
Pengakuan kekalahan Thian Sung
106
Titik Terendah Siok Lan
107
Siok Lan terkena Tipu Daya
108
Siok Lan ditahan di ruang bawah tanah
109
Xiao Yu masuk perangkap
110
Jarum Lima Racun
111
Sama-sama terkena Racun
112
Mencoba Melarikan Diri
113
Ditolong Setan Kipas Merah
114
Pengorbanan Setan Kipas Merah
115
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!