Berada di Istana Tengah Hutan

Wanita ini sukar ditaksir usianya, rambutnya sudah berwarna dua itu di gelung rapih dan berkilat karena minyak. Sedangkan wajahnya tidak setua rambutnya, masih kemerahan dan halus kulitnya serta masih cantik.

Tatapan matanya tajam dan bengis, hidungnya mancung dengan memakai pakaian sutera hitam yang tipis sekali. Dan terlihatlah bentuk tubuh yang masih padat berisi.

Dialah Siau Bo, wanita yang menurut usianya sudah nenek-nenek. Tapi dia memiliki daya tarik dan daya rangsang yang cukup kuat untuk merobohkan hati seorang pria muda.

Para perompak buaya merah dan pendekar-pendekar aliran hitam lainnya serta merta menjatuhkan diri berlutut di depan wanita itu.

"Kami perompak buaya merah memenuhi perintah Tuan Siauw Hu untuk mengantarkan emas ini dan menghaturkannya kepada yang mulia Ratu." ucap salah satu perompak yang mewakili ketiga temannya.

"Hm, boleh aku tahu apa isinya?" tanya Siauw Bo yang penasaran.

"Dengan senang hati yang mulia Ratu!'

Setelah berkata demikian perompak buaya merah tertua itu kemudian memerintahkan teman-temannya untuk membuka peti hitam yang mereka bawa tadi.

Dan setelah dibuka, nampaklah uang emas berkilauan tertimpa sinar lampu yang menerangi ruangan itu.

Melihat peti hitam yang berisi penuh uang emas itu, bibir Siauw Bo mengulas senyumnya.

"Eh darimana Hu'er bisa mendapatkan semua ini? Tentunya semua ini tidak kurang dari seribu keping emas!" seru Siauw Bo yang terkesima dengan Kilauan emas dari dalam peti hitam itu.

"Tepat seribu keping emas tidak kurang sedikitpun, yang mulia." kata salah satu perompak buaya merah yang lalu menceritakan bagaimana si setan kipas merah mendapatkannya.

"Lantas kemana Hu'er sekarang?" tanya Siauw Bo yang penasaran.

"Tuan Siauw hu tadi bersama kami saat naik kapal akan tetapi menyuruh kami menghadap yang mulia lebih dulu untuk membawa peti ini, sedangkan tuan muda Siauw hu sendiri sedang bersenag-senag dengan seorang gadis di paviliunnya." jelas salah seorang perompak buaya merah itu.

"Ah, muridku itu benar benar terlalu berani dan gegabah. Untung ia tidak mengalami cedera dalam keributan itu dan hasilnya lumayan. Dan ia terlalu mengejar kesenangan!" seru Siauw Bo yang berhenti sebentar untuk menarik napas panjang dan menyambung seruannya.

"Ha ..ha..., begitulah kalau masih muda.......!"

Siauw Bo kemudian termenung dan teringat akan masa mudanya. Seperti juga adik yang juga muridnya itu, ia selalu menuruti dorongan nafsunya, tiada yang menghalangi tiada yang merintangi, berenang dalam lautan kesenangan. Sekarang ia masih tak dapat menghentikan kesenangan yang sudah mencandu di darah dagingnya, namun semangatnya sudah berkurang tidak sepenuh di masa mudanya.

Kembali Siauw Bo menarik napas panjang dan diam-diam ia mengiri kepada muridnya yang muda dan tampan sehingga tidak sukar mendapatkan gadis-gadis cantik yang akan datang dengan sukarela dan cinta kasih.

Diapun dapat menaklukan pria muda yang bagaimanapun, tapi untuk mendapatkan cinta kasih mereka tidak akan semudah ketika ia masih muda dahulu.

"Plok...plok....plok....!"

"Pelayan Sam...!"

Wanita itu bertepuk tangan dan memanggil pelayan setianya.

Muncullah pelayan kepala yang jenggotnya panjang putih itu. Agak janggal dan aneh melihat wanita yang masih cantik dan mada itu memanggil seorang kakek berjenggot panjang putih seperti itu.

Dia ini bernama Cun Sam, seorang ahli ilmu silat dan gulat dari barat. Di masa mudanya Cun Sam ini adalah seorang yang tampan dan gagah juga, maka pernah ia mendapat kehormatan dipilih oleh Siauw Bo sebagai kekasih untuk beberapa malam.

Dan mengingat akan hubungan yang pernah ada ini, juga mengingat ilmu kepandaian Cun Sam maka ketika Siauw Bo menjadi "ratu" di Istana Tengah hutan, memanggil mantan kekasih ini untuk menjadi pelayan kepala merangkap pengawal pribadi.

"Cun Sam, kau bawa dan simpan peti hitam ini ke dalam kamar!" perintah Siauw Bo.

"Baik yang mulia!" jawab Cun Sam sambil mengangguk dan melangkah lebar menghampiri peti hitam, dengan sekali kakinya bergerak, peti hitam itu sudah berada ke atas dan tangan kirinya menerima peti itu dengan telapak tangan di atas, menyangga dengan sikap ringan sekali.

Diam-diam keempat perombak buaya merah itu kagum bukan main. Memang setiap orang diantara mereka berempat akan sanggup mengangkat peti hitam itu akan tetapi tidak secara yang dilakukan oleh Cun Sam. Jelas saja tenaga dalam yang dimiliki Cun Sam jauh lebih kuat daripada mereka.

Pada saat Cun Sam hendak melangkah keluar dari ruangan itu, tiba-tiba berkelebat bayangan merah muda telah berdiri di ambang pintu menghadang laki-laki bertubuh tegap itu.

Ternyata dia adalah Xiao Yu yang sedari tadi mengintai di sekitar istana tengah hutan itu.

"Sepertinya aku mengingat wanita itu! Iya dialah yang membunuh semua keluargaku tujuh belas tahun yang lalu!" seru dalam hati Xiao yu yang sepasang matanya menatap wajah Siauw Bo dengan berapi-api.

"Hei Iblis..! Masih ingatkah engkau kepadaku?" seru seorang gadis yang memakai pakaian merah muda itu dengan halus dan tergetar penuh keharuan melihat musuh besarnya. Yang ternyata masih hidup dan saat untuk pembalasan.

Pelayan Sam dan para perompak buaya merah yang mendengar itu, sangat terkejut dan marah sekali. Karena menganggap sikap gadis yang memakai pakaian merah muda itu kurang ajar dan tidak hormat kepada junjungan mereka.

Namun Siauw Bo sendiri tidak marah, melainkan tersenyum dan wajahnya menjadi makin muda kalau ia tersenyum lebar seperti itu. Sinar matanya lembut dan keningnya berkerut ketika ia mengingat ingat.

Sebagai seorang tokoh besar yang sudah banyak pengalaman dan berpandangan tajam, Siauw Bo dapat mengenal orang pandai.

Siauw Bo melihat gadis cantik ini biarpun masih muda, tapi memiliki sinar mata yang tajam, dan sikap yang begitu tenang seperti air telaga dalam. Gadis macam ini bukanlah gadis sembarangan.

"Anak muda, terlalu banyak orang yang kukenal dalam hidupku, maka maafkan kalau aku lupa lagi siapa engkau ini?" tanya Siauw Bibdenga rasa penasarannya.

"Pertanyaanmu tepat sekali dengan dugananku. Belasan tahun lewat dan kau tidak berubah. Hanya rambutmu yang sudah berubah putih akan tetapi hatimu makin hitam iblis betina, kau rabalah tengkukmu dan engkau akan teringat kepadaku!" seru Xiao yu yang mengingatkan kejadian tujuh belas tahun yang lalu.

"Kurang ajar lancang mulutmu !" bentak Cun Sam yang sudah tak dapat menahan kemarahannya lagi.

Siauw Bo adalah mantan kekasih nya yang masih dicintainya, juga majikan dan junjungannya yang dihormati dan dikagumi kepandaiannya. Dan sekarang gadis ini datang dengan mengeluarkan ucapan dan makian yang sangat menghina mantan kekasihnya itu.

Setelah mengeluarkan bentakkan itu, peti hitam yang masih tersimpan di tangan kirinya, ia lontarkan dengan tenaga sekuatnya ke arah tubuh gadis yang berpakaian warna merah muda itu.

...~NR~...

...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

keren

2023-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Mengawali Perjalanan
2 Mengawasi Pria baju Merah
3 Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi
4 Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi ll
5 Setan Kipas Merah
6 Kembali ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu
7 Tujuh belas tahun yang lalu
8 Tujuh belas tahun yang lalu ll
9 Tujuh belas tahun yang lalu lll
10 Tujuh belas tahun yang lalu lV
11 Tujuh belas Tahun Yang Lalu V
12 Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vl
13 Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vll
14 Kembali ke Masa Setelah Sepuluh Tahun ; Hilangnya Pengantin Wanita
15 Kekejaman Setan Kipas Merah
16 Mendatangi Rumah Duka
17 Menuju Toko Pakaian
18 Mengejar Setan Kipas Merah
19 Mengejar Setan Kipas Merah ll
20 Berada di Istana Tengah Hutan
21 Melawan Empat Perompak Buaya Merah
22 Melawan kepala pelayan
23 Melawan musuh bebuyutan
24 Melawan Musuh bebuyutan ll
25 Berjuang melawan kabut asap beracun
26 Ling Ling yang melarikan diri
27 Ulah Setan Kipas Merah
28 Penyamaran yang mulus
29 Dua Murid Biksu Gila
30 Kekalahan murid Biksu Gila
31 Xiao Yu Siuman
32 Xiao Yu menyelamatkan murid Biksu Ji
33 Tiga pertempuran
34 Melawan musuh bebuyutan
35 Akhir dari Si Kipas emas penebar Maut
36 Membebaskan Setan Kipas Merah
37 Memulai Perjalanan
38 Xiao Yu Si Pendekar Tanpa Gelar
39 Pulang kampung ; Tikus Kuburan
40 Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut
41 Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut ll
42 DiInterograsi Si Bayangan Dewa
43 Menjadi Pelayan Si Bayangan Dewa
44 Perjalanan Pelayan dan Majikan
45 Menuju ke Sungai Huang Ho
46 Bertemu dengan Pengemis bersabuk sutra merah
47 Berseteru Dengan Pengemis Sabuk Sutra Merah Tingkat Tiga
48 Mengalahkan Pengemis sabuk sutra merah
49 Di Rumah Makan
50 Lagi-lagi melawan Pengemis sabuk Sutra Merah
51 Perjalanan menuju ke Pohai
52 Pelarian Setan Kipas Merah
53 Usaha Dua Biksu
54 Malam hari di atas perahu
55 Mendapat tantangan
56 Menuju ke markas para perompak
57 Situasi perjamuan
58 Sambutan dari tuan rumah
59 Peseteruan dengan Sumpit
60 Masih berseteru dengan Sumpit
61 Lawan Yang Tangguh
62 Lawan yang Tangguh ll
63 Memancing kemarahan Lawan
64 Kelihaian Lidah tak bertulang
65 Perlawanan si Pelayan
66 Hadiah dua ekor kuda
67 Perjalanan Murid Biksu Ji
68 Pertemuan murid biksu Ji dan murid si bocah tua nakal
69 Cinta tumbuh di saat perjuangan
70 Gejolak asmara dua pasang pendekar
71 Pilih dia atau kami
72 Beristirahat di tepi sungai
73 Menghadapi Raja Pengemis
74 Menghadapi Raja Pengemis ll
75 Menghadapi Raja Pengemis lll
76 Perjanjian Lama
77 Siok Lan yang tertangkap
78 Siok Lan yang tertangkap ll
79 Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya
80 Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya ll
81 Mengacau dan Mengecoh para prajurit
82 Kemunculan Setan Kipas Merah
83 Kemunculan Setan Kipas Merah ll
84 Majikan mencari pelayannya
85 Majikan yang mengikuti saran pelayannya
86 Pengintaian si setan kipas merah
87 Perlawanan Setan Kipas Merah
88 Perlawanan Setan Kipas Merah ll
89 Panglima pengganti di Markas An Bun
90 Siok Lan Mengintai Xiao Yu
91 Perseteruan Tiga gadis sakti
92 Usaha Setan Kipas Merah yang Mendamaikan Perseteruan 3 Gadis Sakti
93 Ungkapan hati setan kipas merah
94 Kembalinya Yu Tian
95 Mendadak Diserang
96 Melawan Panglima Thian Sung
97 Dulu Kawan sekarang Lawan
98 Satu persatu Tumbang
99 Tewasnya Biksu Gila dan Bocah tua Nakal
100 Membuka Jati Diri
101 Bersiap melawan si Cambuk Besi,
102 Tewasnya si Cambuk Besi
103 Xiao Yu melawan Thian Sung
104 Xiao Yu Melawan Thian Sung ll
105 Pengakuan kekalahan Thian Sung
106 Titik Terendah Siok Lan
107 Siok Lan terkena Tipu Daya
108 Siok Lan ditahan di ruang bawah tanah
109 Xiao Yu masuk perangkap
110 Jarum Lima Racun
111 Sama-sama terkena Racun
112 Mencoba Melarikan Diri
113 Ditolong Setan Kipas Merah
114 Pengorbanan Setan Kipas Merah
115 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Mengawali Perjalanan
2
Mengawasi Pria baju Merah
3
Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi
4
Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi ll
5
Setan Kipas Merah
6
Kembali ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu
7
Tujuh belas tahun yang lalu
8
Tujuh belas tahun yang lalu ll
9
Tujuh belas tahun yang lalu lll
10
Tujuh belas tahun yang lalu lV
11
Tujuh belas Tahun Yang Lalu V
12
Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vl
13
Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vll
14
Kembali ke Masa Setelah Sepuluh Tahun ; Hilangnya Pengantin Wanita
15
Kekejaman Setan Kipas Merah
16
Mendatangi Rumah Duka
17
Menuju Toko Pakaian
18
Mengejar Setan Kipas Merah
19
Mengejar Setan Kipas Merah ll
20
Berada di Istana Tengah Hutan
21
Melawan Empat Perompak Buaya Merah
22
Melawan kepala pelayan
23
Melawan musuh bebuyutan
24
Melawan Musuh bebuyutan ll
25
Berjuang melawan kabut asap beracun
26
Ling Ling yang melarikan diri
27
Ulah Setan Kipas Merah
28
Penyamaran yang mulus
29
Dua Murid Biksu Gila
30
Kekalahan murid Biksu Gila
31
Xiao Yu Siuman
32
Xiao Yu menyelamatkan murid Biksu Ji
33
Tiga pertempuran
34
Melawan musuh bebuyutan
35
Akhir dari Si Kipas emas penebar Maut
36
Membebaskan Setan Kipas Merah
37
Memulai Perjalanan
38
Xiao Yu Si Pendekar Tanpa Gelar
39
Pulang kampung ; Tikus Kuburan
40
Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut
41
Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut ll
42
DiInterograsi Si Bayangan Dewa
43
Menjadi Pelayan Si Bayangan Dewa
44
Perjalanan Pelayan dan Majikan
45
Menuju ke Sungai Huang Ho
46
Bertemu dengan Pengemis bersabuk sutra merah
47
Berseteru Dengan Pengemis Sabuk Sutra Merah Tingkat Tiga
48
Mengalahkan Pengemis sabuk sutra merah
49
Di Rumah Makan
50
Lagi-lagi melawan Pengemis sabuk Sutra Merah
51
Perjalanan menuju ke Pohai
52
Pelarian Setan Kipas Merah
53
Usaha Dua Biksu
54
Malam hari di atas perahu
55
Mendapat tantangan
56
Menuju ke markas para perompak
57
Situasi perjamuan
58
Sambutan dari tuan rumah
59
Peseteruan dengan Sumpit
60
Masih berseteru dengan Sumpit
61
Lawan Yang Tangguh
62
Lawan yang Tangguh ll
63
Memancing kemarahan Lawan
64
Kelihaian Lidah tak bertulang
65
Perlawanan si Pelayan
66
Hadiah dua ekor kuda
67
Perjalanan Murid Biksu Ji
68
Pertemuan murid biksu Ji dan murid si bocah tua nakal
69
Cinta tumbuh di saat perjuangan
70
Gejolak asmara dua pasang pendekar
71
Pilih dia atau kami
72
Beristirahat di tepi sungai
73
Menghadapi Raja Pengemis
74
Menghadapi Raja Pengemis ll
75
Menghadapi Raja Pengemis lll
76
Perjanjian Lama
77
Siok Lan yang tertangkap
78
Siok Lan yang tertangkap ll
79
Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya
80
Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya ll
81
Mengacau dan Mengecoh para prajurit
82
Kemunculan Setan Kipas Merah
83
Kemunculan Setan Kipas Merah ll
84
Majikan mencari pelayannya
85
Majikan yang mengikuti saran pelayannya
86
Pengintaian si setan kipas merah
87
Perlawanan Setan Kipas Merah
88
Perlawanan Setan Kipas Merah ll
89
Panglima pengganti di Markas An Bun
90
Siok Lan Mengintai Xiao Yu
91
Perseteruan Tiga gadis sakti
92
Usaha Setan Kipas Merah yang Mendamaikan Perseteruan 3 Gadis Sakti
93
Ungkapan hati setan kipas merah
94
Kembalinya Yu Tian
95
Mendadak Diserang
96
Melawan Panglima Thian Sung
97
Dulu Kawan sekarang Lawan
98
Satu persatu Tumbang
99
Tewasnya Biksu Gila dan Bocah tua Nakal
100
Membuka Jati Diri
101
Bersiap melawan si Cambuk Besi,
102
Tewasnya si Cambuk Besi
103
Xiao Yu melawan Thian Sung
104
Xiao Yu Melawan Thian Sung ll
105
Pengakuan kekalahan Thian Sung
106
Titik Terendah Siok Lan
107
Siok Lan terkena Tipu Daya
108
Siok Lan ditahan di ruang bawah tanah
109
Xiao Yu masuk perangkap
110
Jarum Lima Racun
111
Sama-sama terkena Racun
112
Mencoba Melarikan Diri
113
Ditolong Setan Kipas Merah
114
Pengorbanan Setan Kipas Merah
115
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!