Suasana rumah kuno dan besar itu porak poranda dan para kaum wanita dan anak-anak bersembunyi ke tempat yang mereka anggap aman, baru kali ini mereka melawan musuh yang datang menyerang.
Xiao Yu menyelinap keluar dan berlari ke ruangan depan. Melihat peti mati terbuka ia lari mendekati dan menjenguk ke dalam peti mati.
"Kakek...!" seru Xiao Yu sembari menangis. Kemudian ia melihat ke arah mereka yang berkelahi. Gadis cilik yang baru mempelajari dasar-dasar ilmu silat tidak tahu bagaimana keadaan ayah dan pamannya.
Melihat suaminya mengeluarkan golok pembasmi Naga, Souw Kwat tertawa dengan suara ketawanya yang khas.
"Eh-eh, untuk menghajar anak-anak ini perlukah menggunakan senjata?" goda Souw kwat. Dan Kim Jun mendengus kesal.
Tiba-tiba wanita ini meloncat ke samping. Souw Kwat mencoba menghindar dari serangan pedang yang gerakannya sangat cepat dan kuat ke arahnya. Dan serangan itu dari Jurus pedang Xiao Fang.
Kedua putera Xiao Chen baru mempelajari sepersepuluh bagian jurus Pedang Naga, karena jurus pedang Naga memang luar biasa.
Jurus pedang Naga yang mengangkat nama Xiao Chen ini mempunyai lima unsur yang saling menghidupkan dan saling mematikan.
Sifat inilah yang membuat jurus pedang naga sulit untuk dipelajari, dan hanya dapat dipelajari oleh orang yang sudah tinggi tenaga dalamnya.
Namun setelah mereka memegang pedang ternyata keampuhan jurus pedang Naga, sangatlah mengagumkan. Kedua pedang itu mengeluarkan angin yang cukup besar. Dan begitu dikeluarkan,ht suami isteri itu terhuyung ke belakang.
Setelah suami itu bertahan puluhan jurus, Xiao Kai dan Xiao Fang mulai terdesak dan terpukul mundur.
"Ha...ha...ha.. ! Begitu sajakah ilmu pedang anak-anaknya si Dewa Pedang Naga!" seru Kim Jun dengan tawanya.
"Bedebah!" seru Xiao Kai dengan geram.
Kemudian Kim Jun mulai menyerang kedua putera Xiao Chen itu sambil mengerahkan tenaganya dan membabat pedang Xiao Kai.
"Trang!"
Pedang Xiao Kai terlempar dan berbareng dengan itu pedang Xiao Fang terlempar oleh pedang Souw Kwat.
Tidak hanya di situ gerakan suami isteri ini, Golok pembasmi Naga dan pedang berkelebat dan Xiao Kai bersama adiknya roboh dengan pundak dan paha yang terluka tidak berat namun cukup membuat mereka bisa melawan lagi.
Xiao Kai menggigit bibir dan memutar pedang dengan cepat. Sedikitpun ia tidak mundur meskipun suami isteri itu bukan tandingannya.
Ketika pedangnya meluncur dengan lingkaran besar, dari kanan kini golok pembasmi Naga dan pedang lawannya mengurung kemudian menjepit.
Xiao Kai masih berusaha mengerahkan tenaga ke tangannya lalu menggetarkan pedang supaya ter]epas, tapi semua sia-sia bahkan terdengar suara,
"Krek!"
Tiba-tiba pedangnya patah menjadi dua. Ketika Xiao Kai meloncat mundur, pedang wanita itu telah menyambarnya. Sehingga pakaian dan kulit di pangkal lengan kirinya sedikit terbabat. Darah keluar dan tubuh Xiao Kai dan dia terhuyung-huyung ke belakang.
"Ayah!"
Sesosok bayangan kecil berkelebat dan itu adalah Xiao Yu. Yang sudah berdiri di depan orangtuanya dengan menantang suami isteri itu dan tidak ada rasa ketakutan dari raut wajah polos bocah cilik itu.
"Jangan bunuh ayahku! Ayo kalian lawan aku saja!" teriak Xiao Yu dengan lantang.
"Huh !" Kim Jun mendengus kesal.
"Aku tak butuh kepala kecilmu, yang aku butuhkan kepala Xiao Chen!" seru Kim Jun yang tidak memperdulikan ucapan Xiao Yu dan melangkah ke arah peti mati dengan golok pembasmi Naga di tangannya.
54 adalah untuk memenggal kepala jenazah Xiao chen dan hendak membawanya pergi.
"Jangan ganggu kakekku!" Xiao yu berteriak sambil maju, lalu memukul perut Kim Jun.
"Yu er mundur !" teriak Xiao Kai yang dengan sisa-sisa tenaganya.
Namun terlambat, karena tahu-tahu kaki bekas perampok ini menendang
tubuh Xiao Yu dan gadis cilik itu terlempar ke atas.
"Amitabha!"
Tiba-tiba terdengar suara menyebut nama Buddha dan sebatang tongkat bergerak menerima tubuh Xiao Yu, menahannya hingga tidak sampai terbanting keras di tanah.
Ternyata biksu Ji yang sedari tadi memperhatikan keributan itu, yang menolong Xiao Yu.
Adapun si Golok pembasmi Naga dengan beringas terus membacokkan goloknya ke arah leher jenazah Xiao Chen.
"Trang !"
Si Golok pembasmi Naga terkejut sekali karena goloknya tertahan dan hampir saja terlepas dari pegangannya oleh sebuah tongkat.
"Hei siapakah kau? Berani menghalangiku!" seru Kim Jun dengan geram.
"Ha- ha- ha, bocah sombong sungguh tidak tahu diri. Dengan kepandaianmu yang cetek ini bagaimana kau berani menghina jasad Xiao Chen! Sedangkan tongkat bututku inipun belum dapat menandingi Dewa Pedang Naga. Apa lagi golokmu pemotong babi itu! Aku bocah tua nakal paling tidak suka melihat bocah sombong!"
"Hah, rupanya kau Bocah tua nakal!" seru Kim Jun yang kemudian memutar goloknya, rnenyerang Bocah tua nakal dengan dahsyat,
"Ha-ha ha..! manusia tidak tahu diri!"
bocah tua nakal itu tertawa dan tongkatnya berkelebat dan menangkis setiap kali golok itu mengarah padanya.
"Trang...! Trang...! Trang ..!"
"Aaarrgh...!"
Dan terdengar suara beradunya senjata, disusul seruan Kim Jun karena goloknya terlepas dari tangannya.
Melihat suaminya yang kewalahan, Souw Kwat segera meIoncat maju hendak membantu. Tapi sebatang tongkat telah meluncur ke depan dan menjegal kakinya. Wanita itu terhuyung-huyung hampir jatuh. Dengan cepat wanita itu menguasai kembali kesimbangan tubuhnya dan memutar tubuh sambil rnenyabetkan pedangnya.
Kiranya di belakangnya berdiri seorang biksu Ji yang tengah memandangnya. Biksu ini menghalanginya dengan tongkatnya. Kemudian menggeleng kepala, menarik napas panjang.
"Orang sudah mati masih dicari hendak diganggu. Sungguh merupakan dosa besar.
Sebelum terlambat mengapa tidak insaf dan pergi agar tidak menumpuk dosa?" ucap biksu Ji.
"Biksu gundul! Tugasmu hanya menyembayangkan orang mati agar rohnya dapat pengampunan di akherat. Sekarang mengapa kamu ikut campur urusan kami!" seru Sow Kwat dengan geram.
"Amitabha! Saya tidak mencampuri urusan kalian, hanya memberi nasehat kepada anda agar jangan tersesat. Orang berdosa yang insyaf akan dosanya kemudian bertobat, itulah jalan yang baik. Akan tetapi apa bila orang berdosa itu seakan-akan tidak tahu dosanya dan melanjutkan kesalahannya yang dikiranya benar, aduh sangat kasihan sekali orang semacam itu." ucap Biksu Ji yang mencoba menceramahi Sauw Kwat.
"Ha-ha-ha..! Biksu Gila, apa kau mau berceramah?" tanya bocah tua nakal yang tertawa dengan seenaknya.
Tanpa banyak cakap lagi pedang Sauw Kwat berkelebat menusuk ke arah tenggorokan biksu Gila itu.
Biksu Ji tidak mengelak, dan begitu pedang sudah dekat dengan lehernya, tongkatnya menotok ke depan dengan gerakan cepat sekali. Souw Kwat sangat terkejut.
Jika diteruskan serangannya, tongkat lawan tentu akan lebih dulu menghantam pangkal lengannya yang memegang pedang. Terpaksa ia mengelak sambil menarik lengannya dan dari samping ia membabatkan pedangnya ke arah pinggang lawan.
"Dari gerakan ini terbukti bahwa nyonya ini benar-benar memiliki kepandaian yang tinggi. Tidak heran kalau kedua putra saudara Xiao bukan lawan suami isteri ini. Karena sambaran pedang itu berbahaya." gumam dalam hati Biksu Ji.
Biksu Gila itu menekan tongkatnya ke tanah dan tubuhnya loncat ke atas, di belakang tongkat.
"Trang !"
Tongkat itu menghantam pedang dan membalik. Souw Kwat kaget, telapak tangannya serasa diiris pisau. Celakanya pada saat itu, tongkat lawan menyambar ke arah kepalanya.
Souw Kwat yang terkejut itu mengeluarkan keringat dingin, dan dengan terpaksa ia membuang diri ke atas lantai terus bergulingan. Tapi tongkat itu terus membayangi kepalanya, hanya terpisah satu kaki jauhnya.
Wanita itu menggigit bibir mengerahkan tenaga lain membabatkan pedang ke kepala tongkat. Setelah itu terdengar suara keras dan tubuhnya terlempar ke belakang, ternyata pedangnya patah menjadi dua.
"Ha...ha...ha....! Pergilah!" terdengar Bocah tua nakal yang tertawa lebar setelah mengerahkan tenaganya melempar Kim Jun.
Tubuh Kim Jun melayang dan hampir saja menimpa tubuh isterinya, laki-laki yang berjuluk Golok pembasmi Naga itu tak berdaya menghadapi lawannya. .
"Sudahlah, sebaiknya kita pergi istriku!" seru Kim Jun dengan rasa kecewa dan membanting kakinya.
"Baiklah suamiku, lagi pula percuma kita disini!" balas Souw Kwat yang juga kecewa.
"Hopp hiya...!"
Kemudian mereka meloncat dan lenyap dalam kegelapan malam, meninggalkan kediaman keluarga Xiao.
...~NR~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
semangat untuk xiao yu
2023-02-27
2