Mengawasi Pria baju Merah

Sapuan pandangan matanya tadi membuat ia tahu bahwa dirinya menjadi pusat perhatian semua orang, akan tetapi ia tidak

mengacuhkan hal ini dan bersikap seolah-olah di tempat itu tidak ada orang yang memandangnya.

Tak berapa lama datang seorang pelayan wanita yang dengan mengulas senyum, bertanya dengan ramah pada laki-laki tampan yang memakai pakaian serba merah itu.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya pelayan wanita itu.

"Keluarkan arak hangat yang paling baik lebih dulu." ucap laki-laki itu dengan nyaring.

"Baik tuan." ucap si pelayan wanita itu yang kemudian cepat pergi untuk melayani permintaan laki-laki yang ada dihadapannya itu.

Tak butuh waktu lama pelayan itu datang membawa arak hangat sesuai pesanan laki-laki itu.

"Araknya sudah datang tuan, silahkan!" ucap si pelayan wanita itu dengan ramah.

"Iya, letakkan di atas meja." ucap laki-laki tampan itu.

Kemudian laki-laki itu memesan beberapa masakan, dan pelayan itu segera pergi untuk mengambilkan makanan pesanan laki-laki muda itu.

Setelah pelayan pergi pemuda itu mulai minum arak dari guci arak. Secara berturut-turut ia minum tiga cawan arak penuh dan dari caranya minum, sudah dipastikan kalau hal itu membuktikan bahwa laki-laki itu memang kuat minum dan sudah terbiasa untuk minum arak.

Pakaiannya begitu mewah tampak seperti perantauan karena tak nampak membawa senjata. Satu-satunya benda yang dibawa adalah sebuah kipas, dan karena kedatangannya yang menunggang kuda dan caranya bicara seperti bukan kebiasaan warga Ang Keng.

Sementara Xiao Yu yang menyamar sebagai seorang laki-laki itu yang demi kelancarannya dalam berpetualang, terus memperhatikan gerak-gerik laki-laki yang memakai pakaian warna merah itu.

Melihat laki-laki asing yang memasuki restoran seorang diri itu, timbullah keisengan dari ketiga orang jagoan dari rumah judi yang terletak disamping restoran. Yang mana mereka sudah setengah mabok itu.

"Hei pemuda asing! tentunya harta kamu banyak ya!" seru salah satu dari ketiga tukang pukul rumah judi, yang nampaknya dia yang paling tua diantara yang lainnya.

"Kalau iya kenapa memangnya?" tanya pemuda itu yang tetap menikmati Araknya.

"Bagaimana kalau anda pertaruhkan ke rumah judi? saya yakin kalau uang anda bisa berlipat-lipat jumlahnya!" racau laki-laki yang berwajah tompel itu.

"Hm, meja judi ya?" tanya laki-laki itu yang kemudian dia seperti memikirkan sesuatu.

"Benar sekali! itu rumah judinya ada di sebelah restoran ini!" jawab laki-laki yang berwajah tompel itu masih dalam kondisi mabuk.

"Mungkin aku bisa merampok uang disana! iya disana pasti banyak uangnya!" gumam dalam hati laki-laki itu yang kemudian dia memanggil pelayan wanita yang tadi melayaninya.

"Pelayan!"

"I..iya tuan!" jawab pelayan wanita itu yang tergopoh-gopoh menghampiri pemuda berbaju merah itu.

"Brakk...!"

"Ini uang makan dan juga araknya! sisanya ambillah!" seraya meletakkan dua keping uang emas di atas meja.

"Wah, banyak sekali tuan!" seru pelayan wanita itu yang sangat terkejut dengan uang yang ada di tangannya saat ini.

"Hm, aku sedang baik hati! Antarkan aku ke rumah judi yang dimaksudkan oleh laki-laki itu!" seru pemuda berbaju merah itu seraya menunjuk ke arah laki-laki bertompel yang sudah tak bisa menyangga kepalanya itu.

"Ba...baik tuan!" seru pelayan wanita itu yang kemudian melangkahkan kaki dan diikuti oleh pemuda tampan itu.

Keduanya melangkah menuju pintu keluar restoran itu menuju ke rumah judi yang letaknya di sebelah restoran itu.

Sementara itu Xiao Yu yang sudah menghabiskan makanannya, segera membayar makananya itu dan kemudian melangkahkan kakinya mengikuti pemuda baju merah yang berjalan dengan pelayan restoran menuju ke rumah judi.

"Wah, sepertinya seru, baiklah aku akan mengikuti laki-laki itu!" gumam dalam hati Xiao Yu yang tiba-tiba ada rasa ketertarikannya untuk mengikuti laki-laki tampan itu.

Ruangan judi itu cukup lebar, di dalamnya terdapat lima buah meja judi yang masing-masing dijaga oleh seorang pengawal. Memang sepagi itu belum banyak tamu, hanya ada belasan orang.

Semua orang memandang dengan heran ketika melihat pemuda yang masuk dengan diantarkan oleh pelayan wanita dari restoran sebelah.

"Ma'af tuan, saya bisa mengantarkan tuan sampai disini." ucap pelayan wanita itu dengan ramah.

"Hm, baik dan terimalah ini!" seru pemuda itu kembali memberikan satu keping uang emas pada pelayan wanita itu. Raut wajah pelayan wanita itu mendadak menjadi ceria dan mengulas senyumnya.

"Terima kasih tuan....terima kasih!" seru pelayan wanita itu yang kemudian meninggalkan pemuda tampan berbaju warna merah itu sendirian.

"Apakah tuan mau berjudi?" tanya salah satu tukang pukul di rumah judi itu yang melangkahkan kaki, menghampiri laki-laki tampan itu.

"Tentu saja, dan aku akan mengalahkan kalian!"seru pemuda itu dengan yakinnya.

"Baiklah, silahkan tuan!" kata tukang pukul itu yang kemudian mengantarkan laki-laki itu pada seorang yang bertubuh kurus, yang tak lain menjadi bandar kepala di rumah judi itu.

Kemudian bandar judi kurus yang itu mempersilahkan pemuda dihadapannya untuk duduk di kursi yang didepannya ada meja untuk berjudi.

Pemuda itu itu tanpa bersuara menurut dan kemudian duduk di kursi yang ditunjukkan oleh bandar judi itu.

"Tuan hendak bermain apa?" tanya bandar judi itu yang penasaran.

Pemuda itu menebarkan pandangannya ke ruangan di dalam rumah judi itu dengan pandangan matanya yang tajam, kemudian menghampiri sebuah meja judi yang di atasnya terdapat sebuah mangkok dan dadu.

"Aku suka main dadu." jawab pemuda itu dengan yakin.

"Baiklah Tuan, biar saya sendiri yang melayani tuan." kata si bandar judi yang bertubuh kurus itu sambil memberi isyarat agar pegawai di belakang meja itu mundur.

Setelah itu si kurus mengambil dadu terus memasukannya ke dalam mangkok dan dengan gerakan seorang ahli ia memutar-mutar dadu di dalam mangkok itu secara cepat sekali.

Suara nyaring terdengar ketika dadu itu berputaran di dalam mangkok kemudian secepat kilat bandar itu menumpahkan mangkok ke atas meja dengan biji dadu terdapat di dalamnya.

Ketika menutupkan mangkok tadi kedua tangannya bergerak cepat sekali sehingga dadu itu tidak tampak sama sekali ketika mangkok dibalikkan. Ini semua membuktikan keahlian bandar judi yang sudah mahir.

"Silakan anda pilih genap apa ganjil tuan?" tanya bandar kurus itu sambil tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi yang kecil-kecil yang renggang.

Pemuda itupun tersenyum manis sambil melihat ke seputarnya.

Kemudian pemuda itu mengeluarkan kantungnya dan membuka tali kantung. Dengan tenang sekali ia mengeluarkan lima belas keping perak, menaruhnya di atas gambar tulisan "ganjil" di atas meja.

Semua orang yang melihatnya ikut tegang, sementara itu si bandar kurus itu mengulas senyumnya dengan sinis.

Dadu itu segi empat dan pada enam permukaan diberi angka satu sampai dengan angka enam. Angka ganjil adalah satu tiga lima. sedangkan angka dua empat enam adalah angka genap.

Apabila memasang ganjil atau genap, jika kena menerima jumlah pasangan. Tetapi apabila memasang pada sebuah angka tertentu apabila menang akan menerima jumlah empat kali lipat pasangan.

Melihat pemuda itu sudah memasang, sekali pasang lima belas keping perak. Para tamu yang lainnya ikut pasang pula. Ada yang pasang ganjil, pasang genap, ada pula yang memasang nomer-nomer tertentu.

...~NR~...

...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Cyrus Red🥀Bryan Kennedy🔱🎻

Cyrus Red🥀Bryan Kennedy🔱🎻

sukses thor

2023-02-28

3

lihat semua
Episodes
1 Mengawali Perjalanan
2 Mengawasi Pria baju Merah
3 Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi
4 Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi ll
5 Setan Kipas Merah
6 Kembali ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu
7 Tujuh belas tahun yang lalu
8 Tujuh belas tahun yang lalu ll
9 Tujuh belas tahun yang lalu lll
10 Tujuh belas tahun yang lalu lV
11 Tujuh belas Tahun Yang Lalu V
12 Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vl
13 Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vll
14 Kembali ke Masa Setelah Sepuluh Tahun ; Hilangnya Pengantin Wanita
15 Kekejaman Setan Kipas Merah
16 Mendatangi Rumah Duka
17 Menuju Toko Pakaian
18 Mengejar Setan Kipas Merah
19 Mengejar Setan Kipas Merah ll
20 Berada di Istana Tengah Hutan
21 Melawan Empat Perompak Buaya Merah
22 Melawan kepala pelayan
23 Melawan musuh bebuyutan
24 Melawan Musuh bebuyutan ll
25 Berjuang melawan kabut asap beracun
26 Ling Ling yang melarikan diri
27 Ulah Setan Kipas Merah
28 Penyamaran yang mulus
29 Dua Murid Biksu Gila
30 Kekalahan murid Biksu Gila
31 Xiao Yu Siuman
32 Xiao Yu menyelamatkan murid Biksu Ji
33 Tiga pertempuran
34 Melawan musuh bebuyutan
35 Akhir dari Si Kipas emas penebar Maut
36 Membebaskan Setan Kipas Merah
37 Memulai Perjalanan
38 Xiao Yu Si Pendekar Tanpa Gelar
39 Pulang kampung ; Tikus Kuburan
40 Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut
41 Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut ll
42 DiInterograsi Si Bayangan Dewa
43 Menjadi Pelayan Si Bayangan Dewa
44 Perjalanan Pelayan dan Majikan
45 Menuju ke Sungai Huang Ho
46 Bertemu dengan Pengemis bersabuk sutra merah
47 Berseteru Dengan Pengemis Sabuk Sutra Merah Tingkat Tiga
48 Mengalahkan Pengemis sabuk sutra merah
49 Di Rumah Makan
50 Lagi-lagi melawan Pengemis sabuk Sutra Merah
51 Perjalanan menuju ke Pohai
52 Pelarian Setan Kipas Merah
53 Usaha Dua Biksu
54 Malam hari di atas perahu
55 Mendapat tantangan
56 Menuju ke markas para perompak
57 Situasi perjamuan
58 Sambutan dari tuan rumah
59 Peseteruan dengan Sumpit
60 Masih berseteru dengan Sumpit
61 Lawan Yang Tangguh
62 Lawan yang Tangguh ll
63 Memancing kemarahan Lawan
64 Kelihaian Lidah tak bertulang
65 Perlawanan si Pelayan
66 Hadiah dua ekor kuda
67 Perjalanan Murid Biksu Ji
68 Pertemuan murid biksu Ji dan murid si bocah tua nakal
69 Cinta tumbuh di saat perjuangan
70 Gejolak asmara dua pasang pendekar
71 Pilih dia atau kami
72 Beristirahat di tepi sungai
73 Menghadapi Raja Pengemis
74 Menghadapi Raja Pengemis ll
75 Menghadapi Raja Pengemis lll
76 Perjanjian Lama
77 Siok Lan yang tertangkap
78 Siok Lan yang tertangkap ll
79 Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya
80 Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya ll
81 Mengacau dan Mengecoh para prajurit
82 Kemunculan Setan Kipas Merah
83 Kemunculan Setan Kipas Merah ll
84 Majikan mencari pelayannya
85 Majikan yang mengikuti saran pelayannya
86 Pengintaian si setan kipas merah
87 Perlawanan Setan Kipas Merah
88 Perlawanan Setan Kipas Merah ll
89 Panglima pengganti di Markas An Bun
90 Siok Lan Mengintai Xiao Yu
91 Perseteruan Tiga gadis sakti
92 Usaha Setan Kipas Merah yang Mendamaikan Perseteruan 3 Gadis Sakti
93 Ungkapan hati setan kipas merah
94 Kembalinya Yu Tian
95 Mendadak Diserang
96 Melawan Panglima Thian Sung
97 Dulu Kawan sekarang Lawan
98 Satu persatu Tumbang
99 Tewasnya Biksu Gila dan Bocah tua Nakal
100 Membuka Jati Diri
101 Bersiap melawan si Cambuk Besi,
102 Tewasnya si Cambuk Besi
103 Xiao Yu melawan Thian Sung
104 Xiao Yu Melawan Thian Sung ll
105 Pengakuan kekalahan Thian Sung
106 Titik Terendah Siok Lan
107 Siok Lan terkena Tipu Daya
108 Siok Lan ditahan di ruang bawah tanah
109 Xiao Yu masuk perangkap
110 Jarum Lima Racun
111 Sama-sama terkena Racun
112 Mencoba Melarikan Diri
113 Ditolong Setan Kipas Merah
114 Pengorbanan Setan Kipas Merah
115 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Mengawali Perjalanan
2
Mengawasi Pria baju Merah
3
Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi
4
Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi ll
5
Setan Kipas Merah
6
Kembali ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu
7
Tujuh belas tahun yang lalu
8
Tujuh belas tahun yang lalu ll
9
Tujuh belas tahun yang lalu lll
10
Tujuh belas tahun yang lalu lV
11
Tujuh belas Tahun Yang Lalu V
12
Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vl
13
Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vll
14
Kembali ke Masa Setelah Sepuluh Tahun ; Hilangnya Pengantin Wanita
15
Kekejaman Setan Kipas Merah
16
Mendatangi Rumah Duka
17
Menuju Toko Pakaian
18
Mengejar Setan Kipas Merah
19
Mengejar Setan Kipas Merah ll
20
Berada di Istana Tengah Hutan
21
Melawan Empat Perompak Buaya Merah
22
Melawan kepala pelayan
23
Melawan musuh bebuyutan
24
Melawan Musuh bebuyutan ll
25
Berjuang melawan kabut asap beracun
26
Ling Ling yang melarikan diri
27
Ulah Setan Kipas Merah
28
Penyamaran yang mulus
29
Dua Murid Biksu Gila
30
Kekalahan murid Biksu Gila
31
Xiao Yu Siuman
32
Xiao Yu menyelamatkan murid Biksu Ji
33
Tiga pertempuran
34
Melawan musuh bebuyutan
35
Akhir dari Si Kipas emas penebar Maut
36
Membebaskan Setan Kipas Merah
37
Memulai Perjalanan
38
Xiao Yu Si Pendekar Tanpa Gelar
39
Pulang kampung ; Tikus Kuburan
40
Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut
41
Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut ll
42
DiInterograsi Si Bayangan Dewa
43
Menjadi Pelayan Si Bayangan Dewa
44
Perjalanan Pelayan dan Majikan
45
Menuju ke Sungai Huang Ho
46
Bertemu dengan Pengemis bersabuk sutra merah
47
Berseteru Dengan Pengemis Sabuk Sutra Merah Tingkat Tiga
48
Mengalahkan Pengemis sabuk sutra merah
49
Di Rumah Makan
50
Lagi-lagi melawan Pengemis sabuk Sutra Merah
51
Perjalanan menuju ke Pohai
52
Pelarian Setan Kipas Merah
53
Usaha Dua Biksu
54
Malam hari di atas perahu
55
Mendapat tantangan
56
Menuju ke markas para perompak
57
Situasi perjamuan
58
Sambutan dari tuan rumah
59
Peseteruan dengan Sumpit
60
Masih berseteru dengan Sumpit
61
Lawan Yang Tangguh
62
Lawan yang Tangguh ll
63
Memancing kemarahan Lawan
64
Kelihaian Lidah tak bertulang
65
Perlawanan si Pelayan
66
Hadiah dua ekor kuda
67
Perjalanan Murid Biksu Ji
68
Pertemuan murid biksu Ji dan murid si bocah tua nakal
69
Cinta tumbuh di saat perjuangan
70
Gejolak asmara dua pasang pendekar
71
Pilih dia atau kami
72
Beristirahat di tepi sungai
73
Menghadapi Raja Pengemis
74
Menghadapi Raja Pengemis ll
75
Menghadapi Raja Pengemis lll
76
Perjanjian Lama
77
Siok Lan yang tertangkap
78
Siok Lan yang tertangkap ll
79
Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya
80
Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya ll
81
Mengacau dan Mengecoh para prajurit
82
Kemunculan Setan Kipas Merah
83
Kemunculan Setan Kipas Merah ll
84
Majikan mencari pelayannya
85
Majikan yang mengikuti saran pelayannya
86
Pengintaian si setan kipas merah
87
Perlawanan Setan Kipas Merah
88
Perlawanan Setan Kipas Merah ll
89
Panglima pengganti di Markas An Bun
90
Siok Lan Mengintai Xiao Yu
91
Perseteruan Tiga gadis sakti
92
Usaha Setan Kipas Merah yang Mendamaikan Perseteruan 3 Gadis Sakti
93
Ungkapan hati setan kipas merah
94
Kembalinya Yu Tian
95
Mendadak Diserang
96
Melawan Panglima Thian Sung
97
Dulu Kawan sekarang Lawan
98
Satu persatu Tumbang
99
Tewasnya Biksu Gila dan Bocah tua Nakal
100
Membuka Jati Diri
101
Bersiap melawan si Cambuk Besi,
102
Tewasnya si Cambuk Besi
103
Xiao Yu melawan Thian Sung
104
Xiao Yu Melawan Thian Sung ll
105
Pengakuan kekalahan Thian Sung
106
Titik Terendah Siok Lan
107
Siok Lan terkena Tipu Daya
108
Siok Lan ditahan di ruang bawah tanah
109
Xiao Yu masuk perangkap
110
Jarum Lima Racun
111
Sama-sama terkena Racun
112
Mencoba Melarikan Diri
113
Ditolong Setan Kipas Merah
114
Pengorbanan Setan Kipas Merah
115
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!