"Celaka........ !" seru Bocah tua nakal yang tak keburu menangkap tubuh Xiao Yu.
Wanita iblis si pendekar kipas penebar maut itu kembali menyerang kedua sahabat Kakek Xiao Yu.
Bocah tua nakal berusaha mengelak dan biksu Ji berusaha menyelamatkan diri dengan sebuah loncatan ke samping.
Namun gerakan mereka tak dapat mengatasi kecepatan sambaran suling maut.
Bocah tua nakal yang merendahkan tubuh, terkena totokan pada pundaknya, sedangkan pada detik berikutnya, Biksu Ji yang meloncat ke samping telah tertotok pinggiran pinggulnya.
Memang totokan itu tidak mengenai sasaran yang tepat, namun kehebatannya cukup membuat dua orang jago tua itu seketika roboh dan pingsan.
Sementara itu tubuh Xiao Yu melayang dan tentu kepalanya bisa pecah karena ia meluncur dengan kepala di depan menuju ke pintu.
Di saat anak ini sudah memejamkan mata menanti maut, tiba-tiba sebuah lengan kurus terulur menangkap tubuh Xiao Yu, yang kemudian telah diturunkan dengan selamat ke atas tanah.
'Kau duduklah di sini dan lihat aku menghajar iblis itu!" seru seseorang Nenek yang berpakaian pengemis dan bertopi anyaman bambu.
Nenek pengemis itu melangkah dengan tongkatnya yang butut itu terseok-seok maju menghampiri si kipas emas penebar maut itu yang sibuk menggosok-golok tengkuknya
yang robek dan berdarah karena gigitan Xiao Yu.
"Bocah kurang ajar! awas kau! masih saja terlewat seorang cucu tua bangka Xiao yang ganas seperti monyet! Tua bangka Xiao, agaknya arwahmu yang menuntun cucumu itu untuk melawan dan menghinaku.
Tapi dia akan mampus dalam keadaan lebih mengerikan dari pada yang lain-lain!" gerutu Si kipas emas penebar maut dengan mengumpat karena kesal.
Siauw bo bersiap mengarahkan kipas emasnya ke arah Xiao Yu yang masih duduk bersila di sudut ruangan itu.
"Weeet...!"
Kipas emas itu melayang dan berkelebat ke arah Xiao Yu.Tapi tiba-tiba kipas emas itu berbelok ke kiri dan membentur dinding sebelah kiri kemudian jatuh tergeletak diatas tanah. Dalam sekejap kipas emas itu kembali ke pemiliknya.
Siauw Bo sangat terkejut karena serangannya ada yang menangkisnya, dan dia kemudian mengalihkan pandangannya kepada nenek pengemis yang hanya dengan dorongan tangannya berhasil membelokkan kipas emasnya.
Sebelumnya wanita kipas emas penebar maut itu, sempat melihat bocah yang sudah menggigitnya itu ditolong oleh si nenek pengemis tua ketika akan terbanting ke dinding.
Namun sama sekali dia tidak memandang mata kepada nenek itu, wanita suling maut itu mengira bahwa nenek itu menolong Xiao Yu itu bukan pendekar berilmu tinggi, akan tetapi dugaannya ternyata salah.
Dan perlahan dia tahu si tua bangka yang berjuluk gembel tua Bangka itu yang mematahkan serangannya.
"Hm, rupanya gembel tua bangka yang busuk! Untuk menyambung hidupmu, kau rela mengemis ke mana-mana. Setelah hidupmu tersambung mengapa sekarang menjadi bosan hidup dan mencari mampus! Tidak tahukah kau dengan siapa engkau berhadapan!" seru si kipas emas penebar maut itu dengan angkuh.
Nenek yang berjuluk gembel tua Bangka itu sama sekali tidak menghiraukan Siauw Bo, dia segera menghampiri Xiao Yu.
"Bocah tahukah kau siapa dia yang membasmi semua keluargamu ini?" tanya nenek gembel tua yang duduk berjongkok dihadapan Xiao Yu.
"Iya nek, dia Si kipas emas penebar maut Siauw Bo!" jawab Xiao yang mengangkat muka dan memandang kepada si kipas emas penebar maut itu dengan sinar mata menyala-nyala penuh kebencian.
"Kamu betul. Dia ini si kipas emas penebar maut yang ganas dan keji, lagi pula pengecut dan hanya berani membunuh orang-orang yang bukan lawannya." ucap nenek dengan julukan gembel tua Bangka itu.
"Hei, Gembel tua bangka buruk ! kau buka mata lebar-Iebar! kau tidak melihat Biksu Gila dan bocah tua nakal itu, mereka adalah tokoh besar. Akan tetapi karena berani menentang kau lihat buktinya, mereka tak berdaya!" seru si kipas emas penebar maut itu dengan sombongnya.
Namun si neneki sama sekali tidak meladeninya melainkan terus memperhatikan Xiao Yu.
"Eh, bocah baik, siapakah namamu?" tanya nenek yang berjuluk Gembel tua Bangka itu.
"Saya Xiao Yu, nek." jawab Xiao Yu dengan lirih namun masih bisa didengarkan oleh si nenek itu.
"Kamu masih kecil sudah tahu aturan, itu bagus. Tidak seperti si kipas emas penebar maut itu ini yang kurang ajar, terhadap seorang nenek seperti aku!" seru nenek itu yang kemudian membuang ludah ke arah Siauw bo dan tepat jatuh ke atas lantai di depan kaki wanita itu.
Meledak rasa dada si Kipas emas penebar maut itu saking marahnya. Baru kali ini ia merasa dihina dan tidak dipandang sebelah mata secara keterlaluan sekali oleh seorang nenek.
"Gembel tua Bangka! aku akan membuat kau mati dengan tubuh hancur!" bentak si kipas emas penebar maut itu yang kemudian menerjang maju, dan kipasnya berkelebat menjadi sinar hitam dengan bepat mengarah ke arah nenek yang ada disamping Xiao Yu.
Nenek itu tetap dalam sikap tenang sekali menyambut terjangan dahsyat itu. Tubuhnya tak tampak bergeser dari tempatnya, hanya tangan kanannya yang memegang tongkat itu bergerak membuat lingkaran beberapa kali di depan tubuhnya dan kipas emas itu tidak dapat maju lagi.
Saat ini si kipas emas penebar maut berseru keras karena merasa seakan kipas emasnya seakan dikuasai gerakan lawan karena di luar kehendaknya, tangannya yang memegang kipas itu sudah ikut membuat lingkaran meniru gerakan nenek itu.
Siauw bo mengeluarkan pekik kaget sambil mengerahkan tenaga pada kipas emasnya, Kali ini ia berhasil menghendaki gerakannya yang otomatis itu, tapii sebelum ia sempat melompat mundur, dan terdengarlah suara yang amat keras.
"Plakk...!"
Pinggulnya yang besar telah kena dihajar oleh tongkat nenek itu sampai terasa pedas dan panas.
"Xiao yu kau lihat wanita iblis ini telah kena dihajar satu kali oleh Ilmu tongkat pemukul iblis!" seru si nenek itu dengan semangatnya.
"Bagus nek! Hajar lagi sampai dia mampus!" sorak Xiao Yu menyaksikan musuh besar ini pantatnya dipukul sampai mengeluarkan bunyi nyaring.
Kemarahan Siauw bo memuncak, namun ia berhati-hati Tongkat itu menghantam dari depan bagaimana bisa mengenai pantatnya yang berada di belakangnya.
Sambii berteriak menyeramkan ia menerjang lagi, kini kipas emasnya membuat gerakan aneh dan cepat sekali sehingga dalam sekali serangan itu ia telah melakukan totokan terhadap semua jalan darah di tubuh lawan.
Bukan sembarang totokan, melainkan totokan maut. Satu saja di antara totokan bertubi ini mengenai sasaran, berarti nyawa lawan tercabut.
"jurus yang keji dan rendah!" seru si nenek yang tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hanya tongkat bambunya yang kini menyambar-nyamhar ke depan dan terdengar suara....
"Tak... tok... tak... tok...!"
Dua belas kali dan semua totokan si kipas emas penebar maut yang amat lihai itu dapat ditangkis oleh si nenek.
...~NR~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Yukity
Lanjut.....
2023-04-20
1