"Amithaba! Harap Sahabat Kwe jangan bicara tentang neraka. Mengerikan ! Akan tetapi pendapatmu itu benar. Saya juga pikir lebih baik mengundurkan diri dan memilih murid-murid yang baik untuk meneruskan kepandaian dan perjuangan kita, tentunya dalam membela kaum lemah dan juga keadilan bersama." ucap Biksu Ji, setelah dia memikirkan ucapan sahabatnya Si Bocah tua nakal.
Kembali ke masa setelah sepuluh tahun.
Xiao Yu yang tumbuh menjadi seorang gadis, dimana saat ini berusia dua puluh tahun itu, terus berlari dengan jurus meringankan tubuhnya. Mengejar keberadaan pemuda baju merah yang mempunyai kipas berwarna merah.
Tak terasa sampailah dia di sebuah pelabuhan, dan gadis itu menebarkan pandangannya ke sekitar pelabuhan tersebut, dimana banyak kapal besar dan kecil yang merapat.
Xiao Yu yang saat ini menyamar menjadi laki-laki dan memakai pakaian serba putih itu, melompat dari satu kapal ke kapal lainnya untuk mencari keberadaan pemuda yang dia cari.
Pandangan mata Xiao Yu tiba-tiba tertuju pada sebuah perahu berwarna hitam, gadis itu pun mengendap-endap dan mengintai orang-orang yang berada di dalam perahu bercat hitam.
Setelah yakin sasarannya ada di perahu tersebut, dimana di dalam perahu tersebut ada empat laki-laki yang dimana diantara mereka ada laki-laki berbaju merah yang sejak tadi dia kejar. Dan mereka mengelilingi satu peti uang emas, perhiasan dan lainnya.
"Hmm, sepertinya aku perlu harta itu! iya penduduk lebih membutuhkan harta itu." gumam dalam hati Xiao Yu yang terus berpikir untuk memisahkan Pemuda baju merah dengan ketiga orang yang bersama laki-laki berbaju merah itu.
Xiao Yu berusaha mengecoh pemuda baju merah itu dengan melompat dan membuat suara, untuk mencari perhatian si pemuda baju merah itu.
Dan dia berhasil mengecoh laki-laki baju merah itu yang pergi meninggalkan perahu hitam itu. Sementara itu Xiao Yu diam-diam mengikuti perahu yang bercat hitam dimana ketiga orang berpakaian seperti perompak perairan.
Xiao Yu segera masuk ke perahu bercat hitam itu, dan mulailah dia menggunakan kemampuannya untuk melumpuhkan ketiga orang itu. Dan tak berapa lama ketiga orang itu ambruk dan hilang kesadarannya.
Setelah ketiga lawannya benar-benar tak berdaya, Xiao Yu menghampiri peti hitam yang mereka kelilingi itu. Gadis itu membuka peti itu dan menemukan banyak sekali kepingan uang emas dan juga perhiasan. Kemudian dia memindahkan isinya ke buntalan kain yang selalu dia bawa.
Selesai menguras isi kotak peti hitam itu, Xiao Yu mengikat dan menyelempangkan kain buntalan itu ke pundaknya. Kemudian Xiao Yu keluar dari perahu dan kembali ke daratan.
Xiao Yu membagikan harta Karun yang dia ambil tadi pada para penduduk, terutama untuk kalangan menengah ke bawah..
Sementara itu di kota Ang Keng, yang hampir semua penduduk gelisah karena mendengar bahwa kota mereka kedatangan seorang tokoh mengerikan seperti Pria baju merah si kipas merah. Namun hal itu sama sekali tidak mengganggu kegembiraan di rumah dua keluarga, yaitu keluarga Bao dan keluarga Lung yang sedang merayakan hari pernikahan putera dan puteri mereka.
Pengantin pria dari keluarga Bao adalah seorang sasterawan muda yang tampan, pada hari itu menikah dengan gadis yang cantik rupawan dan kaya raya dari keluarga Lung.
Pengantin pria yang tidak kaya itu dipilih menantu oleh keluarga kaya Lung karena kepandaiannya dibidang sastra.
Dan pada malam hari itu para tamu memenuhi ruangan tamu rumah gedung keluarga Lung. Rombongan pemain musik meramaikan suasana dengan melodi merdu yang mengiringi nyanyian wanita-wanita cantik.
Para tamu mendapat hidangan arak dan masakan lezat, membuat menjadi makin gembira sehingga larut malam. Suara ketawa para tamu makin bebas terlempar, tak peduli siang hari tadi terjadi pembunuhan belasan orang dan kekacauan di rumah judi di kota Ang Keng.
Karena larut dalam kebahagiaan itulah, mereka seolah tak mengingat akan kejadian beberapa hari yang lalu.
Hanya para tamu yang kadang-kadang terdengar membicarakan pemuda baju merah yang sangat tampan, tapi berhati kejam seperti setan.
Mereka bicara sambil tidak berani bicara karas-keras, apalagi menyebut nama si setan Kipas merah.
Menjelang tengah malam, sebagian besar para tamu sudah mulai mabok dan permain musik yang juga tidak sedikit minum arak, kini mainkan musik makin ramai penuh gairah. Suara suling mengalun merdu diseling suara yang-kim dan gitar, saling susul dalam paduan suara yang harmonis.
"Sreeeett.....!"
Tiba-tiba sebuah benda merah melayang mengitari pesta pernikahan itu, dan sempat memotong beberapa kali. yang digunakan untuk mendekorasi ruangan pesta itu.
"Hah, apa itu?" tanya salah satu tamu yang mendengar suara ganjil itu.
"Sreeet ......!"
Kembali benda merah yang berputar diatas kepala semua tamu itu memotong kain dekorasi pernikahan.
"Hah, benar! Suaranya datangnya dari atas!" seru beberapa orang yang kemudian mendongak ke atas dan melihat seorang laki-laki berpakaian serba merah, yang turun dari atas langit-langit rumah besar itu.Dan kemudian melesat naik ke atap kamar pengantin.
"Si Setan Kipas Merah....... !"
Entah siapa orangnya yang berteriak menyebut nama itu. Agaknya ia tadi terpengaruh oleh percakapan mengenai tanpa disadarinya ia menyebut nama Setan kipas Merah.
Para tamu yang lain menjadi panik, ada yang cepat-cepat menyelinap keluar dari ruangan itu terus melarikan diri.
Tiba-tiba terdengar jerit mengerikan dari dalam kamar pengantin.
"Aaaarghh....!"
Mendengar jeritan ini, para tamu yang sembunyi di bawah meja menggigil seluruh tubuhnya, bahkan yang terlalu penakut sampai terkencing-kencing, membasahi celananya dan lantai.
Yang sudah berlari keluar terus mempercepat larinya sampai ada yang tersandung dan terjerembab jatuh ke tanah dan berusaha untuk bangun dan berlari lagi untuk menjauh.
Keluarga Lung dan Bao yang mendengar jerit mengerikan dari kamar pengantin, menjadi gelisah dan panik sekali. Mereka teringat nasib kedua mempelai, kemudian mereka memberanikan diri serta mengajak beberapa orang pengawal untuk menggedor pintu kamar pangantin.
"Dogh....dogh....dogh...!"
"Yi'er, Wong'er...!" seru mereka yang memanggil-manggil kedua mempelai.
Dan hanya suara jeritan dan tangisan dari seorang perempuan yang mereka kenal, yaitu si pengantin wanita.
"Yi'er ..!"
Tuan Lung tak dapat menahan
kegelisahannya lebih lama lagi. Lalu mereka menyuruh para pengawal untuk mendobrak saja pintu kamar pengantin itu.
"Pengawal! dobrak saja pintu itu!" seru salah satu dari keluarga Lung.
"Baik tuan!" jawab dua orang pengawal secara serempak.
"Dugh ...dugh....dugh....!"
"Brakk...!"
Begitu daun pintu terbuka, Tuan Lung dengan setengah berlari memasuki kamar pengantin yang dihias indah dan berbau harum sekali.
Sepantasnya pada saat seperti itu sepasang pengantin tentu setidaknya sedang berpelukan mesra. Akan tetapi ketika mereka memandang ke atas pembaringan tampak darah berlepotan dan tubuh pengantin pria dengan pakaian masih lengkap rebah terlentang sudah tak bernyawa lagi.
Pengantin pria yang rupawan itu tewas di atas ranjang pengantin dengan menggeletak bergelimangan darahnya sendiri.
Sedangkan pengantin wanita tidak nampak berada di dalam kamar itu. Jendela kamar masih tertutup rapat, akan tetapi langit-langit kamar itu robek lebar berikut gentengnya yang terbuka.
...~NR~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Yukity
semangat
2023-04-20
0
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
🅚🅔🅡🅔🅝
2023-04-04
3