Setan Kipas Merah

"Eh, apakah kalian semua ini sudah tidak mau hidup lagi?" tegur pemuda itu.

Sepuluh orang tukang pukul rumah judi mengepung pemuda itu, dan bersiap menunggu perintah dari majikan mereka.

"Serang pemuda itu!" seru mereka untuk menyerang pemuda itu secara bersama-sama.

Tapi tiba-tiba benda merah berkelebat disusul suara melengking tinggi, tubuh pemuda itu bergerak lalu sinar merah menyambar-nyambar dan terdengar suara nyaring di susul golok-golok terbang semua dan menebas leher empunya masing-masing.

"Aaaarghh...!"

Jerit mengerikan ketika tubuh belasan jagoan itu roboh susul menyusul dalam keadaan tidak bernyawa lagi.

Pemuda baju merah itu kini berdlri tegak, tangan kiri bertolak pinggang serta tangan kanan memegang sebuah kipas berwarna merah yang kemudian dia gerakkan untuk mengipasi dirinya sendiri.

Kedua mata pemuda itu menatap tajam Mao chow dan bibirnya tersenyum dengan sinis.

"Bagaimana apa kalian mau coba-coba lagi atau lekas bayar uang kemenanganku!" seru pemuda berbaju merah itu dengan geram.

Mao Chow hanya diam dan tak bergerak sedikit pun. Perasaannya kini campur aduk tak karuan.

Melihat lawannya tak ada pergerakan memberikan uang kemenangannya, tangan kanan pemuda itu menggerak kipas itu perlahan ke arah tubuhnya.

"Hah, itu kipas....! Tapi warnanya merah!" seru Xiao yu yang sejak tadi memperhatikan dan tak percaya dengan yang dia lihat.

"Kipas itu mengingatkanku pada seseorang?" gumam dalam hati Xiao Yu yang semakin penasaran untuk mengetahui siapakah pemuda itu.

"Siauw Fu, si Setan kipas merah...!" teriak salah seorang diantara para pembantu Mao Chow ketika melihat sikap pemuda baju merah itu, dan semua orang terkejut dan teringat pada kisah Pendekar Kipas Merah yang pada waktu dua tahun ini menggemparkan beberapa kota dengan tindakannya yang mengerikan itu.

Seorang pemuda tampan berbaju merah namun amat kejam sepak terjangnya. Entah berapa banyak jumlahnya orang yang telah dibunuhnya dan terutama wanita-wanita cantik yang dia temui, pasti akan menculik mereka dan kemudian dia akan bersenang-senang dengan wanita-wanita itu.

Setiap kali ia melihat wanita dan gadis muda lalu dipikat dan dibujuk menggunakan segala tipu muslihatnya dan dipaksa menjadi kekasihnya selama lima hari, dan kemudian gadis atau wanita itu pasti akan dia bunuh.

Dan Hal yang dia benci jika disebut sebagai Setan kipas Merah.

Mendengar ada yang mengetahui identitasnya, Si pendekar kipas Merah itu tangan kanannya yang masih mamegang kipas kemudian dia melemparkan kipas itu pada orang yang berani menyebut namanya tadi.

"Weeeet...!"

"Aaaarghh...!"

Sedetik kemudian kipas merah itu mengenai sasarannya, orang yang tadi menyebut identitasnya itu menjerit terus roboh seketika dan tak bernyawa lagi.

"Siapa lagi yang berani menyebutku Setan?" tanya pemuda yang bernama Siauw Fu itu yang menatap tajam pada semua orang yang ada dihadapannya.

Para tamu dan pegawai rumah judi itu menjadi pucat dan mundur karena ketakutan.

"Hei Mao Chow! tidak lekas mambayar uangku. Apakah aku harus memaksamu!" seru Siauw Fu dengan lantang.

Mao Chow berpikir sejenak, dan cepat-cepat tersenyum lebar dan maju selangkah dan memberi hormat dengan menundukkan kepalanya.

"Ah, kiranya Siauw Fu yang datang berkunjung. Maaf karena saya belum pernah jumpa biarpun sudah bertahun-tahun mendengar nama besar Siauw Fu, maka kami menyambut Anda dengan kurang hormat. Jika saja kalau saya tahu kalau anda adalah Siauw Fu, tentu tidak akan sampai terjadi kesalah-pahaman ini!" ucap Mao Chow yang tiba-tiba bersikap hormat dan merendah.

"Mao chow! tak perlu engkau memulas bibir dengan madu. Tak sudi aku berkenalan dan berhubungan dengan kau, dan juga orang-orangmu. Maka tak perlu banyak omong lagi, ayo lekas bayar uang kemenanganku seribu keping emas!" seru pemuda baju merah itu dengan geram.

Wajah Mao chow menjadi pucat, dengan cepat dia menjura sampai jidatnya hampir menyentuh tanah, dan demikian pula dengan semua anak buahnya

''Tentu...tentu akan saya bayar lunas, nona. Tapi seribu keping emas bukan jumlah yang sedikit. Mana mungkin saya dapat membayarnya, karena sekarang ini tidak ada uang tunai sebanyak itu. Harap tuan sudi memberi waktu tiga hari, saya akan kumpulkan dan menukarkan benda berharga saya hingga berjumlah seribu keping emas. Harap nona mempertimbangkannya." ucap Mao Chow dengan nada yang serendah-rendahnya.

"Hem! kalau menurut peraturan yang kalian buat, setelah kalah berjudi dan tidak mampu bayar itu seharusnya dibunuh! Akan tetapi, biarlah kuberi waktu tiga hari, setelah itu aku akan datang untuk mengambil uang atau kepalamu!" seru Siauw Fu dengan nada penuh ancaman.

"Ba..baik tuan, saya tak akan ingkar janji!" ucap Mao Chow dengan gemetaran.

Pemuda itu kemudian mengambil uangnya yang dia pakai taruhan di atas meja, kemudian dia memasukkan uang tersebut ke dalam buntalan.

Setelah menggendong buntalannya, Siauw Fu dengan langkah tegap keluar dari rumah judi itu sambil mengibas-ibaskan kipas merahnya perlahan-lahan.

Semua orang mengikutinya dengan pandang mata terbelalak dan napas tertahan, dan belum berani bergerak sebelum pemuda itu hilang dari pandangan mereka.

Setelah pemuda baju merah itu hilang dari pandangan mereka, barulah tampak kesibukan luar biasa, para tamu-tamu cepat pergi meninggalkan ruangan dan para pelayan sibuk merawat taman-temannya yang tewas.

Sedangkan Mao Chow sendiri cepat mengumpulkan benda-benda berharganya, kemudian menyuruh sediakan salah satu pelayannya untuk menyiapkan kereta kuda.

Setelah kereta kuda sudah tersedia, Mao Chow membawa benda-benda berharga yang bisa dibawanya ke dalam kereta kuda itu. Dan tak lama kemudian tampak pemilik rumah judi ini sudah naik ke kereta kuda itu dan mengendalikannya keluar dari kota Ang Keng menuju ke barat.

Sementara itu Xiao Yu yang saat ini memakai pakaian serba putih itu, mengejar kepergian Siauw Fu yang sudah naik ke atas kudanya.

"Orang-orang di rumah judi sudah diberi pelajaran oleh pemuda itu, tapi aku sangat penasaran dengan kipas yang dibawa oleh pemuda itu. Hm..! apakah dia ada hubungannya dengan iblis kipas maut?" seru dalam hati Xiao Yu yang terus mengejar pemuda berbaju merah yang membawa kipas merah itu.

Xiao Yu terus berlari dengan jurus meringankan tubuhnya. Dan bayangan akan masa lalunya pun teringat kembali, dimana semua keluarganya dibantai oleh Siauw Bo si Iblis kipas maut.

Kejadian sepuluh tahun yang lalu.

Sejak jaman dulu, rakyat daratan Cina sudah mengenal kesadaran untuk bergotong-royong, karena itulah ada sebuah pepatah, yaitu :

"Tangis dan tawa lebih cepat terdengar oleh tetangga dekat daripada keluarga jauh."

Suatu hari di dalam tembok rumah kuno, yang terdapat di lembah Seribu Pedang. Terdengarlah suara raungan tangisan yang memanggil-manggil nama orang yang sudah meninggal itu.

...~NR~...

...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...Bersambung...

Episodes
1 Mengawali Perjalanan
2 Mengawasi Pria baju Merah
3 Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi
4 Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi ll
5 Setan Kipas Merah
6 Kembali ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu
7 Tujuh belas tahun yang lalu
8 Tujuh belas tahun yang lalu ll
9 Tujuh belas tahun yang lalu lll
10 Tujuh belas tahun yang lalu lV
11 Tujuh belas Tahun Yang Lalu V
12 Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vl
13 Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vll
14 Kembali ke Masa Setelah Sepuluh Tahun ; Hilangnya Pengantin Wanita
15 Kekejaman Setan Kipas Merah
16 Mendatangi Rumah Duka
17 Menuju Toko Pakaian
18 Mengejar Setan Kipas Merah
19 Mengejar Setan Kipas Merah ll
20 Berada di Istana Tengah Hutan
21 Melawan Empat Perompak Buaya Merah
22 Melawan kepala pelayan
23 Melawan musuh bebuyutan
24 Melawan Musuh bebuyutan ll
25 Berjuang melawan kabut asap beracun
26 Ling Ling yang melarikan diri
27 Ulah Setan Kipas Merah
28 Penyamaran yang mulus
29 Dua Murid Biksu Gila
30 Kekalahan murid Biksu Gila
31 Xiao Yu Siuman
32 Xiao Yu menyelamatkan murid Biksu Ji
33 Tiga pertempuran
34 Melawan musuh bebuyutan
35 Akhir dari Si Kipas emas penebar Maut
36 Membebaskan Setan Kipas Merah
37 Memulai Perjalanan
38 Xiao Yu Si Pendekar Tanpa Gelar
39 Pulang kampung ; Tikus Kuburan
40 Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut
41 Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut ll
42 DiInterograsi Si Bayangan Dewa
43 Menjadi Pelayan Si Bayangan Dewa
44 Perjalanan Pelayan dan Majikan
45 Menuju ke Sungai Huang Ho
46 Bertemu dengan Pengemis bersabuk sutra merah
47 Berseteru Dengan Pengemis Sabuk Sutra Merah Tingkat Tiga
48 Mengalahkan Pengemis sabuk sutra merah
49 Di Rumah Makan
50 Lagi-lagi melawan Pengemis sabuk Sutra Merah
51 Perjalanan menuju ke Pohai
52 Pelarian Setan Kipas Merah
53 Usaha Dua Biksu
54 Malam hari di atas perahu
55 Mendapat tantangan
56 Menuju ke markas para perompak
57 Situasi perjamuan
58 Sambutan dari tuan rumah
59 Peseteruan dengan Sumpit
60 Masih berseteru dengan Sumpit
61 Lawan Yang Tangguh
62 Lawan yang Tangguh ll
63 Memancing kemarahan Lawan
64 Kelihaian Lidah tak bertulang
65 Perlawanan si Pelayan
66 Hadiah dua ekor kuda
67 Perjalanan Murid Biksu Ji
68 Pertemuan murid biksu Ji dan murid si bocah tua nakal
69 Cinta tumbuh di saat perjuangan
70 Gejolak asmara dua pasang pendekar
71 Pilih dia atau kami
72 Beristirahat di tepi sungai
73 Menghadapi Raja Pengemis
74 Menghadapi Raja Pengemis ll
75 Menghadapi Raja Pengemis lll
76 Perjanjian Lama
77 Siok Lan yang tertangkap
78 Siok Lan yang tertangkap ll
79 Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya
80 Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya ll
81 Mengacau dan Mengecoh para prajurit
82 Kemunculan Setan Kipas Merah
83 Kemunculan Setan Kipas Merah ll
84 Majikan mencari pelayannya
85 Majikan yang mengikuti saran pelayannya
86 Pengintaian si setan kipas merah
87 Perlawanan Setan Kipas Merah
88 Perlawanan Setan Kipas Merah ll
89 Panglima pengganti di Markas An Bun
90 Siok Lan Mengintai Xiao Yu
91 Perseteruan Tiga gadis sakti
92 Usaha Setan Kipas Merah yang Mendamaikan Perseteruan 3 Gadis Sakti
93 Ungkapan hati setan kipas merah
94 Kembalinya Yu Tian
95 Mendadak Diserang
96 Melawan Panglima Thian Sung
97 Dulu Kawan sekarang Lawan
98 Satu persatu Tumbang
99 Tewasnya Biksu Gila dan Bocah tua Nakal
100 Membuka Jati Diri
101 Bersiap melawan si Cambuk Besi,
102 Tewasnya si Cambuk Besi
103 Xiao Yu melawan Thian Sung
104 Xiao Yu Melawan Thian Sung ll
105 Pengakuan kekalahan Thian Sung
106 Titik Terendah Siok Lan
107 Siok Lan terkena Tipu Daya
108 Siok Lan ditahan di ruang bawah tanah
109 Xiao Yu masuk perangkap
110 Jarum Lima Racun
111 Sama-sama terkena Racun
112 Mencoba Melarikan Diri
113 Ditolong Setan Kipas Merah
114 Pengorbanan Setan Kipas Merah
115 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Mengawali Perjalanan
2
Mengawasi Pria baju Merah
3
Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi
4
Perseteruan Pria baju Merah dengan Bandar Judi ll
5
Setan Kipas Merah
6
Kembali ke Tujuh Belas Tahun Yang Lalu
7
Tujuh belas tahun yang lalu
8
Tujuh belas tahun yang lalu ll
9
Tujuh belas tahun yang lalu lll
10
Tujuh belas tahun yang lalu lV
11
Tujuh belas Tahun Yang Lalu V
12
Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vl
13
Tujuh belas Tahun Yang Lalu Vll
14
Kembali ke Masa Setelah Sepuluh Tahun ; Hilangnya Pengantin Wanita
15
Kekejaman Setan Kipas Merah
16
Mendatangi Rumah Duka
17
Menuju Toko Pakaian
18
Mengejar Setan Kipas Merah
19
Mengejar Setan Kipas Merah ll
20
Berada di Istana Tengah Hutan
21
Melawan Empat Perompak Buaya Merah
22
Melawan kepala pelayan
23
Melawan musuh bebuyutan
24
Melawan Musuh bebuyutan ll
25
Berjuang melawan kabut asap beracun
26
Ling Ling yang melarikan diri
27
Ulah Setan Kipas Merah
28
Penyamaran yang mulus
29
Dua Murid Biksu Gila
30
Kekalahan murid Biksu Gila
31
Xiao Yu Siuman
32
Xiao Yu menyelamatkan murid Biksu Ji
33
Tiga pertempuran
34
Melawan musuh bebuyutan
35
Akhir dari Si Kipas emas penebar Maut
36
Membebaskan Setan Kipas Merah
37
Memulai Perjalanan
38
Xiao Yu Si Pendekar Tanpa Gelar
39
Pulang kampung ; Tikus Kuburan
40
Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut
41
Si Bayangan Dewa dan Delapan Raja Timur Laut ll
42
DiInterograsi Si Bayangan Dewa
43
Menjadi Pelayan Si Bayangan Dewa
44
Perjalanan Pelayan dan Majikan
45
Menuju ke Sungai Huang Ho
46
Bertemu dengan Pengemis bersabuk sutra merah
47
Berseteru Dengan Pengemis Sabuk Sutra Merah Tingkat Tiga
48
Mengalahkan Pengemis sabuk sutra merah
49
Di Rumah Makan
50
Lagi-lagi melawan Pengemis sabuk Sutra Merah
51
Perjalanan menuju ke Pohai
52
Pelarian Setan Kipas Merah
53
Usaha Dua Biksu
54
Malam hari di atas perahu
55
Mendapat tantangan
56
Menuju ke markas para perompak
57
Situasi perjamuan
58
Sambutan dari tuan rumah
59
Peseteruan dengan Sumpit
60
Masih berseteru dengan Sumpit
61
Lawan Yang Tangguh
62
Lawan yang Tangguh ll
63
Memancing kemarahan Lawan
64
Kelihaian Lidah tak bertulang
65
Perlawanan si Pelayan
66
Hadiah dua ekor kuda
67
Perjalanan Murid Biksu Ji
68
Pertemuan murid biksu Ji dan murid si bocah tua nakal
69
Cinta tumbuh di saat perjuangan
70
Gejolak asmara dua pasang pendekar
71
Pilih dia atau kami
72
Beristirahat di tepi sungai
73
Menghadapi Raja Pengemis
74
Menghadapi Raja Pengemis ll
75
Menghadapi Raja Pengemis lll
76
Perjanjian Lama
77
Siok Lan yang tertangkap
78
Siok Lan yang tertangkap ll
79
Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya
80
Usaha Yu Tian membebaskan Majikannya ll
81
Mengacau dan Mengecoh para prajurit
82
Kemunculan Setan Kipas Merah
83
Kemunculan Setan Kipas Merah ll
84
Majikan mencari pelayannya
85
Majikan yang mengikuti saran pelayannya
86
Pengintaian si setan kipas merah
87
Perlawanan Setan Kipas Merah
88
Perlawanan Setan Kipas Merah ll
89
Panglima pengganti di Markas An Bun
90
Siok Lan Mengintai Xiao Yu
91
Perseteruan Tiga gadis sakti
92
Usaha Setan Kipas Merah yang Mendamaikan Perseteruan 3 Gadis Sakti
93
Ungkapan hati setan kipas merah
94
Kembalinya Yu Tian
95
Mendadak Diserang
96
Melawan Panglima Thian Sung
97
Dulu Kawan sekarang Lawan
98
Satu persatu Tumbang
99
Tewasnya Biksu Gila dan Bocah tua Nakal
100
Membuka Jati Diri
101
Bersiap melawan si Cambuk Besi,
102
Tewasnya si Cambuk Besi
103
Xiao Yu melawan Thian Sung
104
Xiao Yu Melawan Thian Sung ll
105
Pengakuan kekalahan Thian Sung
106
Titik Terendah Siok Lan
107
Siok Lan terkena Tipu Daya
108
Siok Lan ditahan di ruang bawah tanah
109
Xiao Yu masuk perangkap
110
Jarum Lima Racun
111
Sama-sama terkena Racun
112
Mencoba Melarikan Diri
113
Ditolong Setan Kipas Merah
114
Pengorbanan Setan Kipas Merah
115
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!