Kami pun memutuskan untuk makan, tak akan ku sia siakan makanan yang ada di hadapan ku, walaupun hati ku sedang kacau, aku usahakan untuk makan.
"Apakah sudah tenang?" tanya Mika setelah kami menghabiskan makanan. Aku pun mengangguk pelan.
"Bisa kah kamu ceritakan siapa laki laki tadi? bukan mau ikut campur masalah pribadi mu, tapi aku tak bisa melihat mu menangis seperti ini," ucap Mika yang benar benar kesal dengan sepasang kekasih tadi.
"Dia mantan ku," ucap ku spontan
"Dia Angga?" tanya Mika memastikan. Aku pun mengangguk pelan. Mika tau siapa Angga, aku pernah bercerita padanya tentang seorang lelaki yang pernah mewarnai hidup ku, bahkan aku pernah mengatakan selalu menunggu Angga kembali padaku.
Mika menarik nafas dalam, tak pernah ia pikirkan bahwa Angga Setega itu kepada Azalea.
"Apakah kamu masih mengharapkannya? lihat dia sudah memiliki pasangan, bahkan pasangannya sangat keterlaluan," ucap Mika yang masih kesal. Aku tak bisa menjawab apa pun, karena bagaimanapun pun nama Angga masih terukir indah dalam hatiku.
"Aku tau mungkin kamu belum move on, tapi aku berharap mulai sekarang lepaskan dia. Masih banyak lelaki yang baik di luar sana. Aku tak ingin kau di sakiti olehnya. Tolong dengarkan kata kata ku." Ucap Mika menatap ku serius. Aku pun langsung mengangguk.
"Pasti, terima kasih telah membela ku, terima kasih sudah mau menjadi sahabat ku." Ucap ku terharu. Mika pun langsung memeluk ku lagi, aku tersenyum ke arahnya begitu pun dengannya.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 6 sore, hari sudah mulai gelap. Aku baru teringat dengan Fatih. Seharusnya sepulang sekolah aku menemuinya di pondok kecil aksana grass, Fatih meminjam buku hijrah untuk ku. Saat pulang kami melewati aksana grass, tidak ada siapa pun di sana, wajar sana karena hari sudah mulai gelap.
Apa dia tadi menunggu ku, batin ku
Kini aku sudah sampai di asrama, aku tak mengizinkan Mika pulang, aku takut terjadi apa apa dengannya. Akhirnya ayah Mika bersedia menjemput Mika ke asrama. Mika pulang setelah shalat magrib, aku pun melambaikan tangan ku saat Mika pulang.
"Masuk yuk," ajak Nisa, aku pun langsung menggandeng tangan Nisa, tersenyum ke arah Nisa, seolah tak terjadi apa apa dengan ku.
Aku melihat nya kembali di versi yang berbeda, dulu dia sangat menyayangi ku, dia akan marah jika ada yang merendahkan ku, tapi kenapa sekarang malah dia yang membuat ku sakit hati. Aku terlalu berharap padanya, hingga aku sakit dengan harapan ku itu. Sungguh air mata ku tak bisa ku tahan lagi. Air mata ku pun mulai mengalir ke pipiku. Nisa sudah tertidur pulas, hanya ada aku di sini yang menangisi kebodohan sendiri.
Aku mulai menutup mataku, walaupun air mata ku belum berhenti. Aku ingin istirahat sejenak untuk menenangkan pikiranku.
____________________
Pikiran ku masih kacau, tapi aku berusaha untuk fokus belajar saat di kelas. Mika memperhatikan ku sedari tadi, dia masih mengkhawatirkan keadaan ku.
"Apa masih galau?" tanya Mika padaku. Aku hanya mengangguk pelan
"Kasian sahabat ku ini, bagaimana kalau besok kita ke pantai?" mika menawarkan
"Benar kah?" tanya ku antusias
"Benar, aku tak tega melihat sahabat ku trus trusan galau seperti ini. Aku akan mengajak mu untuk bermain di pantai," mika tersenyum ke arah ku. Sangking bahagianya aku langsung memeluk Mika, padahal guru sedang menulis di papan tulis.
"Terima kasih." Aku berbisik, mika pun terus tersenyum padaku.
Seperti biasa aku pulang berjalan kaki, aku menyempatkan diri untuk mampir di pondok kecil aksana grass. Semenjak tau nama tempat itu aku tak pernah lagi menyebutnya dengan nama lapangan yang di tumbuhi rumput.
Aku terkejut saat mendapati Fatih yang tengah asik membaca buku di pondok kecil itu, Fatih pun menyadari kehadiran ku.
"Kemana saja kamu? aku sudah lama menunggu mu. Bahkan kemarin aku menunggu mu hingga sore," ucap Fatih yang masih tetap tak mau menatap ku.
"Maafkan aku, kemarin ada hal yang harus ku kerjakan. Maaf tidak sempat memberitahu mu," ucap ku merasa bersalah.
"Baiklah tidak masalah, ini bukunya," ucap Fatih memberikan bukunya untuk ku. Aku pun tersenyum padanya tapi ia malah memalingkan pandangannya.
Tapi hari ini aku masih tak selera membaca buku, buku yang di belikan Mika kemarin juga belum sempat ku baca. Pikiran ku masih kacau saat ini. Aku hanya memandangi langit yang cerah saat ini, sudah lama tak hujan, aku sangat merindukannya.
"Kenapa tidak membaca?" tanya Fatih padaku
"Aku tak selera membaca," ucap ku yang masih memandangi langit
"Kenapa? apa kamu sedang galau?" tebak Fatih
"Tidak," jawab ku singkat
"Tapi dari tingkah mu, sepertinya kamu sedang ada masalah. Kalau tak keberatan aku siap mendengarkan cerita mu," ucap Fatih merasa Azalea sedang di landa masalah.
"Kak Fatih, bagaimana menurut mu tentang lelaki yang kita cintai tapi kini dia telah memiliki pacar," ucap ku yang tiba tiba mulai bercerita.
"Itu adalah salah satu bentuk rasa sayang Allah terhadap mu," ucap Fatih yang juga memandangi langit. Aku mengerutkan kening ku, merasa heran dengan jawaban Fatih. Aku pun langsung melihat ke arah Fatih ingin meminta jawaban yang lebih detail.
"Di saat kita tengah memperbaiki diri, tiba tiba orang yang kita cintai sudah memiliki pasangan, itu adalah bentuk kasih sayang dari Allah, kenapa begitu? karena Allah tau dia bukan yang terbaik untuk mu, Allah tidak ingin kamu di sakiti oleh lelaki itu. Allah sengaja mematahkan hati mu agar kamu bisa kembali dekat dengan Allah," ucap Fatih melirik ku sekilas. Aku terpaku mendengar penjelasan dari Fatih, sungguh penjelasan itu membuat hati ku merasa bersalah, aku merasa bersalah karena telah berharap kepada manusia, seharusnya aku berharap kepada Allah.
"Benarkah itu kak?" tanya ku memastikan
"Benar, jangan larut dalam kesedihan hanya karena seorang lelaki, ingat masih ada Allah bersama kita. Memang terkadang takdir yang Allah berikan membuat kita menangis, tapi ingat lah takdir Allah lebih baik dari pada rencana yang kita buat," ucap Fatih yang masih menatap langit sambil tersenyum.
"Kalau pun sekarang Azalea sedang galau karena laki laki. Allah pasti cemburu terhadap mu, termasuk diriku." Ucap Fatih yang tersenyum ke arah langit.
"Apa?" tanya ku memastikan kalimat terakhir yang di katakan Fatih.
"Tidak ada, hanya bercanda." Ucap Fatih terkekeh.
Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗
Jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴
_Happy reading_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Martini Ayat
Hah...
Deg deg ser hatiku kak fatih
2023-03-26
0