Bab 10 : Pria asing

Bel berbunyi, saatnya masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Pelajaran pertama hari ini adalah biologi, pelajaran yang sangat membosankan bagi ku, aku lebih suka matematika dan fisika karena banyak menghitung.

"Kita ke kantin yuk," ajak Mika saat istirahat tiba.

"Yuk," ucap ku. Mika adalah gadis yang manja dan cantik, ia berkulit putih, bermata coklat, rambut pendek sebahu berwarna hitam, tapi ia mengenakan jilbab, jadi orang tidak tau ia berambut pendek. Dia lebih tinggi dariku.

Dia gadis yang sangat berwibawa, tidak banyak bercakap dalam hal yang tidak penting, dia juga tidak berpacaran, karena baginya pacaran itu tidak penting. Mika juga sangat pintar, ia juga memiliki bakat di seni musik, banyak pria yang menyukainya, bahkan bulan lalu ada seorang pria yang menitipkan surat padaku. Aku memberikannya kepada Mika, tapi Mika membaca surat itu tanpa membalasnya.

"Hai Mika, Azalea." Sapa seorang pria gabung bersama kami saat duduk di kantin. Aku hanya tersenyum sedangkan Mika fokus pada makanannya.

Padahal pria yang bersama kami saat ini, aku tidak mengenalnya tapi dia tau aku dan Mika. Wajar saja kami sempat viral di sekolah ini, bukan karena aku, tapi karena Mika yang cantik, nama ku juga terseret viral karena berteman dengan Mika.

"Boleh gabung kan?" ucap pria itu ragu-ragu.

"Boleh kak," ucap ku sopan sambil tersenyum.

"Oh ya, kenalin aku Gibran. Kelas tiga IPA 1," ucap Gibran memperkenalkan diri.

"Oh jadi, kakak yang ketua OSIS itu?" tanya ku. Aku tau nama osis di sekolah itu. Namun, aku belum pernah bertemu dengannya, tanpa di duga hari ini kami bertemu dengan OSIS yang sangat si kagumi oleh kaum hawa di sekolah ini.

"Hehehehe iya, bagaimana menurut kalian sekolah di sini?" ucap Gibran basa basi, sedari tadi Gibran memperhatikan Mika, tapi Mika hanya diam saja, bahkan Mika tidak menatap Gibran sama sekali. Aku menyadari hal itu.

"Menyenangkan," ucap ku singkat, aku merasa kurang nyaman kerena Mika sedari tadi hanya diam saja.

"Bagus lah, kalian orang hebat di sekolah ini, kakak yakin kalian penerus kami. Oh ya, kakak pamit dulu ya," ucap Gibran yang mulai tak nyaman karena Mika hanya diam saja. Aku hanya tersenyum ke arah Gibran.

"Mika, kok kamu diam aja sih dari tadi," ucap ku protes saat Gibran sudah pergi.

"Lagian juga dia mau basa basi doang," ucap Mika tau maksud Gibran mendekati mereka.

"Ya udah yuk balik ke kelas," ucap Mika langsung berdiri, aku pun hanya mengikutinya saja.

Aku berjalan sendirian saat pulang sekolah, mataku menatap ke arah langit. Mendung, aku tersenyum jika hari ini hujan lagi. Ini hujan kedua yang akan aku rasakan selama di kota orang. Aku berniat untuk pulang mengganti pakaian, setelah itu aku akan ke lapangan yang luas itu untuk menunggu hujan turun.

Nisa belum pulang sekolah, karena Nisa sedang kerja kelompok di rumah temannya.

Aku duduk sendiri di tengah lapangan itu, hanya ada tumbuhan rumput dan angin yang menemaniku di sini. Aku sangat merindukan nenek, begitu pun ibu ku.

"Ibu," ucap ku lirih. Tak terasa air mataku telah membasahi pipiku, tiada hari tanpa menangis itulah yang selalu ku rasakan.

Aku anak yang cengeng, setiap hari menangis karena nasib ku yang tidak beruntung. Bukan aku tak bersyukur, tapi aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan takdir yang baik.

Lama menunggu, akhirnya hujan turun, aku menikmati hujan itu, aku duduk bersila di tengah lapangan yang di tumbuhi rumput.

"Hujan, terima kasih kau telah turun kembali." Ucapku lirih. Aku menikmati hujan sambil menutup mata.

Saat sedang menikmati hujan, aku merasa hujan tak membasahi ku lagi, aku langsung membuka mata. Aku terkejut saat ada payung yang melindungi ku dari hujan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya seorang pria yang tidak ku kenal. Dia membawa dua payung.

"Siapa kamu?" tanya ku langsung berdiri menghadap pria itu.

"Kamu tidak perlu tau siapa aku, pulang lah. Jangan menyakiti diri sendiri dengan cara mandi hujan," ucap pria itu memberikan satu payungnya untuk ku.

Aku hanya diam, tak berani menatap pria itu. Aku belum ingin pulang, masih ingin menikmati hujan.

"Pulang lah," ucap pria itu lagi. Saat melihat pria itu entah kenapa aku hanya menuruti apa yang ia katakan. Aku menerima payung darinya dan pulang menuju asrama.

"Kenapa aku menuruti apa yang pria itu katakan," ucapku heran saat sampai di asrama. Aku belum pernah melihat lelaki itu, sangat asing di mataku.

Aku memutuskan untuk mandi dan beristirahat.

_________________________

Malam telah tiba. Hujan telah berhenti, menyisakan air hujan di atas dedaunan dan rumput. Aku sudah selesai mengerjakan tugas, aku ingin ke kamar mandi, saat itu aku melihat Nisa yang sedang membuat teh hangat.

"Nisa jomblo!!" aku teriak untuk mengejutkan Nisa.

"Aaaaaaaaaa jomblo anak satu!!" Nisa teriak karena terkejut. Aku pun langsung tertawa lepas saat mendengar perkataan Nisa.

"Iiiiii kamu ini kebiasaan," ucap Nisa kesal.

"Ha. . . ha . . . ha. . ." aku masih tertawa lepas. Lagi lagi aku selalu menganggu Nisa dengan cara mengejutkannya.

"Sudah jangan tertawa lagi, apa kamu mau aku buatkan teh?" Nisa menawarkan.

"Boleh," ucap ku yang langsung ke kamar mandi.

"Apakah tadi kamu mandi hujan lagi?" tanya Nisa saat kami sudah berada di dalam kamar

"Iya," jawabku singkat.

"Kenapa kau suka bermain hujan?" tanya Nisa penasaran.

"Hujan adalah sahabat ku, kau tau sendiri dari kecil aku tidak ada teman, maka dari itu hujan adalah teman ku di saat aku sedih dan senang," ucap ku sambil menikmati secangkir teh yang di buatkan oleh Nisa.

"Aku jadi ingin bermain hujan bersama mu," Nisa sangat antusias ingin merasakan air hujan yang turun. Aku banyak cerita kepada Nisa tentang kehidupan ku di kampung. Aku bercerita mulai dari tentang nenek dan ibu, tapi aku tak pernah bercerita bahwa ibu Intan bukan ibu kandung ku. Nisa sangat prihatin dengan keadaan ku, aku juga bercerita bahwa aku tidak memiliki teman sama sekali.

"Boleh, kalau sakit nanti kita obati sama sama." Ucap ku membuat kami berdua tertawa lagi.

"Oh ya, minggu depan di masjid besar ada majelisan," ucap Nisa Sangat suka mengikuti kegiatan islami.

"Benarkah? aku ingin ikut," ucap ku yang antusias, aku juga ingin mengikuti jejak Nisa yang selalu mempelajari agama walaupun tidak duduk di bangku pesantren.

Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗

jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴

_happy reading_

Episodes
1 Bab 1 : Rapuh
2 Bab 2 : Kekhawatiran terjadi
3 Bab 3 : Maafkan aku alifia
4 Bab 4: Tentang Aku
5 Bab 5 : Malam yang indah
6 Bab 6 : Kabar gembira
7 Bab 7 : Ternyata aku bukan anak kandung
8 Bab 8 : Sekolah baru
9 Bab 9 : Bisa tertawa lepas
10 Bab 10 : Pria asing
11 Bab 11 : Namanya Fatih
12 Bab 12: Menikmati senja di taman
13 Bab 13 : Menyejukkan hatiku
14 Bab 14 : Tentang alex
15 Bab 15: Aksana grass
16 Bab 16 : Bertemu Angga
17 Bab 17 : Gamon
18 Bab 18 : Pantai
19 Bab 19 : Perlombaan Menyanyi
20 Bab 20 : Si ketua basket
21 Bab 21 : Angkasa bertemu Azalea
22 Bab 22 : Larangan ustadz sam
23 Bab 23 : Titipan untuk Azalea
24 Bab 24 : Mengenai dekat tentang jaya
25 Bab 25: Mengenal dekat tentang jaya part 2
26 Bab 26 : Alva masuk pesantren
27 Bab 27 : Bertemu walau hanya sebentar
28 Bab 28 : Pilihan ustadz sam, Alaina?
29 Bab 29 : Hati yang kesepian
30 Bab 30 : Petir
31 Bab 31 : Hari yang sial
32 Bab 32 : Tentang Perasaan
33 Bab 33 : Balas dendam
34 Bab 34 : Mereka mengejek ku
35 Bab 35 : Alda marah padaku
36 Bab 36 : Aku menggigil
37 Bab 37 : Dia menjauhi ku?
38 Bab 38 : Fatih menunggu Azalea
39 Bab 39 : Aku bukan anak haram!!
40 Bab 40 : Dia datang di saat aku sedang hancur
41 Bab 41 : Mika memaafkan ku
42 Bab 42 : Menahan air mata
43 Bab 43 : Loncat loncat bahagia
44 Bab 44 : Fatih pamit kepada ayah jaya
45 Bab 45: Fatih pamit
46 Bab 46 : Alda meminta maaf
47 Bab 47 : Sahabat baru
48 Bab 48: Alifia bertemu Azalea
49 Bab 49 : Ibu Fatimah
50 Bab 50 : Sunrise di hari minggu
51 Bab 51 : Alex?
52 Bab 52 : Alex ke kampung Intan
53 Bab 53 : Malam yang mendung
54 Bab 54 : Terungkap
55 Bab 55 : Ayah
56 Bab 56 : Masih dengan nama yang sama
57 Bab 57 : Fatih kembali
58 Bab 58 : Kedatangan Alaina
59 Bab 59 : Penantian yang panjang
60 THE E N D
61 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Rapuh
2
Bab 2 : Kekhawatiran terjadi
3
Bab 3 : Maafkan aku alifia
4
Bab 4: Tentang Aku
5
Bab 5 : Malam yang indah
6
Bab 6 : Kabar gembira
7
Bab 7 : Ternyata aku bukan anak kandung
8
Bab 8 : Sekolah baru
9
Bab 9 : Bisa tertawa lepas
10
Bab 10 : Pria asing
11
Bab 11 : Namanya Fatih
12
Bab 12: Menikmati senja di taman
13
Bab 13 : Menyejukkan hatiku
14
Bab 14 : Tentang alex
15
Bab 15: Aksana grass
16
Bab 16 : Bertemu Angga
17
Bab 17 : Gamon
18
Bab 18 : Pantai
19
Bab 19 : Perlombaan Menyanyi
20
Bab 20 : Si ketua basket
21
Bab 21 : Angkasa bertemu Azalea
22
Bab 22 : Larangan ustadz sam
23
Bab 23 : Titipan untuk Azalea
24
Bab 24 : Mengenai dekat tentang jaya
25
Bab 25: Mengenal dekat tentang jaya part 2
26
Bab 26 : Alva masuk pesantren
27
Bab 27 : Bertemu walau hanya sebentar
28
Bab 28 : Pilihan ustadz sam, Alaina?
29
Bab 29 : Hati yang kesepian
30
Bab 30 : Petir
31
Bab 31 : Hari yang sial
32
Bab 32 : Tentang Perasaan
33
Bab 33 : Balas dendam
34
Bab 34 : Mereka mengejek ku
35
Bab 35 : Alda marah padaku
36
Bab 36 : Aku menggigil
37
Bab 37 : Dia menjauhi ku?
38
Bab 38 : Fatih menunggu Azalea
39
Bab 39 : Aku bukan anak haram!!
40
Bab 40 : Dia datang di saat aku sedang hancur
41
Bab 41 : Mika memaafkan ku
42
Bab 42 : Menahan air mata
43
Bab 43 : Loncat loncat bahagia
44
Bab 44 : Fatih pamit kepada ayah jaya
45
Bab 45: Fatih pamit
46
Bab 46 : Alda meminta maaf
47
Bab 47 : Sahabat baru
48
Bab 48: Alifia bertemu Azalea
49
Bab 49 : Ibu Fatimah
50
Bab 50 : Sunrise di hari minggu
51
Bab 51 : Alex?
52
Bab 52 : Alex ke kampung Intan
53
Bab 53 : Malam yang mendung
54
Bab 54 : Terungkap
55
Bab 55 : Ayah
56
Bab 56 : Masih dengan nama yang sama
57
Bab 57 : Fatih kembali
58
Bab 58 : Kedatangan Alaina
59
Bab 59 : Penantian yang panjang
60
THE E N D
61
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!