Ujian akhir semester pun berlalu, kini Azalea sudah menyelesaikan sekolah menengah pertama. kini ia berada di perpustakaan membaca buku untuk terakhir kalinya, karena sebentar lagi ia bukan lagi siswi SMP.
"Azalea sudah daftar ke sekolah baru?" tanya ibu penjaga perpustakaan kepadaku
"Sudah buk," aku sambil tersenyum
"Bagus, ibu doakan Azalea lulus, ibu yakin Azalea adalah anak yang hebat," puji ibu itu
"Iya buka, terima kasih banyak," ucap ku sebelum keluar dari perpustakaan.
"Kamu Azalea kan?" tanya seorang siswa kepada ku saat aku keluar dari perpustakaan
"Iya ada apa?" tanya ku heran, karena biasa tidak ada orang yang mau berbicara padaku apalagi seorang siswa
"Pak Adi memanggil mu di ruang guru," ucapnya menyampaikan kepadaku
"Untuk apa?" tanya ku bingung
"Kurang tau juga, lebih baik kamu ke sana aja," ucap siswa itu
"Baik, terima kasih infonya," ucap ku sambil tersenyum, ia pun mengangguk dan pergi.
Pak Adi adalah wali kelas ku semenjak aku duduk di bangku kelas tujuh, dia guru favorit ku karena beliau tak pernah membedakan bedakan muridnya, ia selalu menyemangati ku untuk menjadi lebih baik. Aku sudah menganggap pak Adi adalah ayah ku karena sikapnya yang sangat lembut kepala semua siswa dan siswi di sekolah.
Aku sudah sampai di depan kantor, aku berjalan menuju tempat duduk pak Adi, kantor yang sangat sederhana memisahkan antara guru laki laki dan perempuan, di sebelah kanan di isi oleh guru perempuan, sedangkan di sebelah kiri di isi oleh guru laki laki, pembatas antara keduanya hanyalah jalan menuju ruang TU.
"Assalamualaikum pak, apakah bapak memanggil saya," ucap ku sopan saat melihat pak Adi yang tengah istirahat di meja kerjanya
"Waalaikumsalam. oh ya, Azalea silahkan duduk," ucap pak Adi mempersilahkan aku duduk. Aku duduk tepat di depan pak Adi.
"Ada sesuatu yang ingin bapak sampaikan," ucapnya sambil mencari sesuatu
"Apa ya pak? saya jadi penasaran," ucapku yang sangat penasaran. Pak Adi memberikan ku sebuah kertas lembar yang jelas aku belum tau apa isinya.
Lalu aku membaca dengan teliti, saat pertama membaca kertas itu aku tak percaya, namun aku ulang lagi untuk kedua kalinya.
"Apa ini benar pak?" tanya ku masih tak percaya
"Itu benar Azalea, kamu lulus di salah satu SMA di kota dan beasiswa. Semua telah di tanggung mulai dari uang sekolah, tempat tinggal, dan uang belanja per bulan," ucap pak Adi antusias. Aku meneteskan air mata antara senang dan sedih. Aku senang karena bisa mendapatkan beasiswa, di lain sisi aku sedih karena harus berpisah dengan nenek jika aku sekolah di kota.
"Terima kasih banyak pak, terima kasih atas semua bantuan bapak selama ini," ucap ku tak bisa lagi menahan air mata.
"Iya nak, itu memang sudah menjadi tugas bapak. Azalea adalah anak yang hebat, jangan pernah dengar perkataan buruk dari orang lain. Bapak yakin Azalea akan menjadi anak yang sukses suatu hari nanti," ucap pak Adi menyemangati ku
"Terima kasih pak,"
_______________________
Aku berjalan kaki pulang sekolah, jarak antara rumah ke sekolah membutuhkan waktu 15 menit, terkadang aku terlambat bangun, membuat ku harus berlari pagi menuju ke sekolah.
Aku berjalan sambil menatap ke arah langit, awan yang putih membuat langit sangat indah saat di pandang, di tambah angin yang sangat menyejukkan hati dan pikiran, namun saat ini hati sangat merasa kesepian, aku bukan orang yang beruntung di dunia ini, aku tak memiliki teman sungguh miris nasib ku ini. kau tau kawan? dulu aku pernah berpacaran dengan seorang siswa di sekolah sebelah. Aku sangat bersyukur memilikinya, karena dengan kehadirannya aku tak pernah lagi merasa kesepian.
Dia menerima ku apa adanya. Namun saat ini, aku sangat menyesal pernah mengenal cinta terlalu muda, aku masih anak SMP yang seharusnya menikmati masa kanak kanak di dunia permainan masa kecil.
Kini dia telah hilang, dia tak bersama ku lagi. Aku tak tau pasti apa alasannya untuk meninggalkan ku, tapi jujur saja aku masih merindukannya dan aku masih mengharapkannya untuk kembali lagi pada ku.
Tak terasa rumah ku sudah di depan mata, aku masuk lalu berganti pakaian. Nenek sedang berjualan di sekitaran kampung, nenek ku masih berusia 42 tahun, masih muda bukan? banyak yang mengatakan nenek ku masih sangat muda, belum pantas menjadi seorang nenek.
Aku mengeluarkan buku diary yang hampir setiap hari ku isi, aku Sangat suka menceritakan semua pengalaman ku pada sebuah buku, terkadang aku juga suka membuat cerpen singkat.
17 Mei 2022
Hai awan, tetaplah menjadi semu yang tak mungkin Ku gapai, tetap lah menjadi cantik saat ku pandang. Tetap lah menjadi kenangan yang semoga
Terlupakan. Senantiasa bawakan Ketenangan dan keheningan dengan sapuan angin yang melintas.
Aku sudah menunggunya selama satu tahun. Namun, ia tak pernah kembali lagi padaku, seharusnya aku ikhlas bukan menunggunya. Hati ini terkadang sudah mengikhlaskan namun pikiran memutar kembali kenangan indah bersamanya. Ku berharap semua kenangan ini bisa hilang di tiup oleh angin yang melintas.
Aku menutup buku diary ku, untuk hari ini aku tak banyak bercerita dengan buku itu, aku membersihkan rumah terlebih dahulu. Itu adalah tugas ku setiap harinya, ibu ku selalu mengajarkan ku agar tidak menjadi anak yang manja.
Saat ibu ku masih hidup, ia bekerja di ladang orang, hasilnya bagi dua. Aku sering membantu ibu di ladang itu, namun sekarang tidak lagi karena ladang itu sudah di kembalikan kepada si pemilik. Ibu ku orang yang pekerja keras, ia selalu bekerja agar semua kebutuhan ku bisa terpenuhi. Aku sangat bersyukur memiliki ibu seperti dia, begitu juga dengan nenek yang selalu memanjakan ku ketika ingin tidur, ia selalu mengelus rambut ku hingga aku tertidur. Ah, sungguh aku sangat bahagia memiliki mereka berdua.
Ibu meninggal secara tiba tiba, ia tidak memiliki riwayat penyakit, sebelum meninggal ia hanya mengeluh karena dadanya terasa sakit. Aku berpikir itu hanya sakit biasa karena bekerja di ladang, ibu dan nenek ku juga berpikir yang sedemikian. Namun keesokan harinya ibu ku meninggal dalam keadaan memakai kain sholat. Aku tak tau apakah dia sedang sholat atau tidak, yang jelas pagi itu aku dan nenek melihat ibu berbaring di atas kasur dengan pakaian sholatnya. Sungguh aku merindukan ibu ku.
Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗
jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴
_happy reading_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
MPit Mpit MPit
bab inih kok ada bawangnya yah
2024-07-06
0