Bab 5 : Malam yang indah

Semua berjalan seperti semula, kini usaha milik Angkasa semakin berkembang pesat, sudah lama ia tak menampakkan diri di depan media sosial, ia benar benar hilang dari pandangan publik, sejak kejadian empat belas tahun silam. Angkasa memfokuskan diri untuk mengurus keluarga nya. Bahkan kini ia sudah memiliki seorang putra yang berumur sepuluh tahun. Walaupun kini hidupnya sudah semakin bahagia namun rasa kehilangan masih menyelimuti mereka, hati orang tua mana yang tidak sakit ketika kehilangan sang buah hati.

Hari itu langit tampak mendung, aku tak bisa berkata kata saat mendengar kabar yang menyayat hatiku. Saat tiba di rumah, aku terkejut halaman rumah di penuhi oleh banyak wartawan, mereka menyerang ku dengan banyak pertanyaan. Aku menangis tanpa henti saat tau kau telah tiada. Menyalahkan diri sendiri atas kejadian itu, aku bukan ayah yang baik layaknya seorang ayah di luar sana. Maafkan aku yang tidak dapat mendampingi mu saat melihat dunia, bahkan ketika kau menutup mata aku tak ada di samping mu untuk mengumandangkan azan. Wajah mu pun belum ku lihat sama sekali, jujur kesedihan itu masih berlanjut sampai saat ini, orang tua mana yang tidak sakit saat kehilangan sang buah hati, bukan tidak menerima takdir yang Allah berikan namun karena selayaknya manusia yang memang sangatlah lemah. Ayah yakin kau telah bahagia di sana nak. Andai kau masih hidup pasti sudah beranjak remaja seperti kakakmu Alda. Aku sangat mencintaimu nak, putriku.

Angkasa menulis di buku hariannya. Ia menatap kosong ke arah luar jendela, kejadian empat belas silam pun kembali berputar di pikirannya, seolah baru terjadi kemarin. Hal yang sangat menyakitkan baginya dan istrinya.

Dari sejak SD Angkasa sangat suka menceritakan kisahnya dalam sebuah tulisan atau diary. Ia menceritakan hal yang paling bahagia dalam hidupnya bahkan sampai hal yang paling sakit yang pernah ia rasakan.

"Tuan," panggilan itu pun membuyarkan lamunan Angkasa

"Ada apa?" tanya Angkasa saat melihat Randi yang kini sudah berada di dalam ruang kerjanya.

"Maaf tuan menganggu, saya hanya menyampaikan sampai saat ini Alex belum juga di temukan." Ucap Randi menunduk. Randi dan beberapa bodyguard belum juga menemukan Alex.

Alex menghilang lima bulan yang lalu, ia kabur membawa beberapa harta benda milik Angkasa. Awalnya Angkasa tidak percaya bahwa Alex melakukan hal itu namun dengan adanya beberapa barang bukti Angkasa pun percaya.

Angkasa tidak tau apa penyebab Alex pergi darinya bahkan mengambil beberapa harta milik Angkasa. Ia merasa selama ini cukup banyak untuk menggaji Alex.

"Tetap kalian lakukan pencarian, jangan lapor polisi dulu." Ucap Angkasa yang tidak mau melibatkan polisi.

"Baik tuan,"

___________________________

Matahari yang sebesar itu pun perlu bulan untuk bisa menerangi setiap sudut bumi. Saat malam tiba, bulan datang untuk menemani langit. Tapi bintang yang tak hadir disaat itu juga. Hampa jika langit hanya bersama bulan saja. Cahaya terang yang terpancar dari sang rembulan mampu membuat malam yang gelap, suram, dan sunyi menjadi indah.

Malam yang indah tanpa bintang itu sedang di nikmati oleh keluarga kecil yang kaya namun sederhana. Angin malam yang mulai menusuk ke sekujur tubuh tak membuat mereka untuk masuk ke dalam rumah.

Mereka tengah duduk bersama di samping kolam berenang di temani dengan cemilan dan minuman. Keluarga yang sederhana, malam itu mereka habiskan untuk bercerita dan bercanda tawa.

Angkasa sangat bahagia dengan kehidupannya saat ini di temani oleh istri tercinta dan kedua buah hati.

"Ayah aku ingin bercerita," setelah usai bercanda tawa, Alva ingin bercerita tentang suatu hal

"Ceritakan lah." Angkasa yang masih setia meminum kopi buatan sang istri yaitu Alifia.

"Ayah, aku punya teman yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ia anak orang kaya, orang tuanya yang selalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tak pernah memperhatikan anaknya. Maka dari itu ia selalu mencari kebahagiaannya sendiri bahkan umur sepuluh tahun ia sudah berani untuk merokok, meminum minuman yang terlarang. Aku sangat kasian padanya, aku juga menasehatinya namun ia menangis saat mengatakan tidak ada yang peduli dengan perbuatannya itu. Terkadang aku sangat bersyukur lahir di keluarga ini walaupun pun ayah dan ibu sangat sibuk tapi masih bisa menyempatkan waktu untuk bercerita dengan kami." Alva memandangi wajah ayah dan ibunya yang terlihat sangat antusias mendengarkan ceritanya.

Angkasa sedikit termenung mendengar cerita dari putranya, sebenarnya Angkasa juga orang yang sangat gila akan pekerjaan. Namun, karena telah merasakan kehilangan seorang anak, ia tidak mau lagi menyia nyiakan kedua anaknya untuk saat ini.

"Aku harap kau tidak mengikuti jejak teman mu itu." Alda takut jika Alva akan terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya

"Tidak kak, aku memiliki orang tua yang hebat dalam mendidik pertumbuhan ku. Walaupun usia ku masih sepuluh tahun aku sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk," Alva memuji kedua orang tuanya dengan bangga.

"Ibu sangat berharap agar kamu menasehati teman mu itu, temanilah dia. Mungkin dia butuh teman untuk bercerita. Dan ibu harap alva tidak mengikuti kebiasaan buruknya," Alifia memberi saran kepada putranya

"Pasti buk, aku ingin menjadi manusia yang berguna untuk banyak orang," ucapnya dengan senyuman yang tulus.

"Bagus, ayah bangga dengan Alda dan Alva, tetaplah berbuat baik kepada semua orang, walaupun mereka memperlakukan kita dengan buruk jangan pernah membalas kejahatan yang mereka berikan kepada kita," angkasa pun langsung teringat akan sosok Alex yang telah menghilang dari pandangannya.

Angkasa masih sangat terkejut atas perbuatan Alex, ia tak pernah menyangka Alex akan mencuri harta miliknya, bahkan sampai saat ini Angkasa belum tau apa penyebab Alex kabur.

Seperti itulah keluarga kecil yang bahagia, mereka menghabiskan malam weekend bersama di pinggir kolam. Terlihat sederhana namun penuh dengan kebahagiaan.

Menutup malam yang indah mereka bernyanyi bersama di sana. Alva memiliki bakat di seni musik, ia sangat suka memainkan gitar sambil bernyanyi, begitu pun dengan Alda memiliki hobi menyanyi. Bakat tersebut pastinya turun dari Angkasa.

Angkasa memiliki banyak bakat hingga turun kepada kedua buah hatinya, namun ada satu bakat Angkasa yang tidak ada di anak anaknya yaitu menulis. Angkasa hobi menulis diary di setiap minggunya namun kedua anaknya tidak ada yang menyukai hobi menulis. Dulu Angkasa menulis diary setiap hari namun karena sudah bekerja ia menulis di diary seminggu sekali.

Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗

jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴

_happy reading_

Episodes
1 Bab 1 : Rapuh
2 Bab 2 : Kekhawatiran terjadi
3 Bab 3 : Maafkan aku alifia
4 Bab 4: Tentang Aku
5 Bab 5 : Malam yang indah
6 Bab 6 : Kabar gembira
7 Bab 7 : Ternyata aku bukan anak kandung
8 Bab 8 : Sekolah baru
9 Bab 9 : Bisa tertawa lepas
10 Bab 10 : Pria asing
11 Bab 11 : Namanya Fatih
12 Bab 12: Menikmati senja di taman
13 Bab 13 : Menyejukkan hatiku
14 Bab 14 : Tentang alex
15 Bab 15: Aksana grass
16 Bab 16 : Bertemu Angga
17 Bab 17 : Gamon
18 Bab 18 : Pantai
19 Bab 19 : Perlombaan Menyanyi
20 Bab 20 : Si ketua basket
21 Bab 21 : Angkasa bertemu Azalea
22 Bab 22 : Larangan ustadz sam
23 Bab 23 : Titipan untuk Azalea
24 Bab 24 : Mengenai dekat tentang jaya
25 Bab 25: Mengenal dekat tentang jaya part 2
26 Bab 26 : Alva masuk pesantren
27 Bab 27 : Bertemu walau hanya sebentar
28 Bab 28 : Pilihan ustadz sam, Alaina?
29 Bab 29 : Hati yang kesepian
30 Bab 30 : Petir
31 Bab 31 : Hari yang sial
32 Bab 32 : Tentang Perasaan
33 Bab 33 : Balas dendam
34 Bab 34 : Mereka mengejek ku
35 Bab 35 : Alda marah padaku
36 Bab 36 : Aku menggigil
37 Bab 37 : Dia menjauhi ku?
38 Bab 38 : Fatih menunggu Azalea
39 Bab 39 : Aku bukan anak haram!!
40 Bab 40 : Dia datang di saat aku sedang hancur
41 Bab 41 : Mika memaafkan ku
42 Bab 42 : Menahan air mata
43 Bab 43 : Loncat loncat bahagia
44 Bab 44 : Fatih pamit kepada ayah jaya
45 Bab 45: Fatih pamit
46 Bab 46 : Alda meminta maaf
47 Bab 47 : Sahabat baru
48 Bab 48: Alifia bertemu Azalea
49 Bab 49 : Ibu Fatimah
50 Bab 50 : Sunrise di hari minggu
51 Bab 51 : Alex?
52 Bab 52 : Alex ke kampung Intan
53 Bab 53 : Malam yang mendung
54 Bab 54 : Terungkap
55 Bab 55 : Ayah
56 Bab 56 : Masih dengan nama yang sama
57 Bab 57 : Fatih kembali
58 Bab 58 : Kedatangan Alaina
59 Bab 59 : Penantian yang panjang
60 THE E N D
61 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Rapuh
2
Bab 2 : Kekhawatiran terjadi
3
Bab 3 : Maafkan aku alifia
4
Bab 4: Tentang Aku
5
Bab 5 : Malam yang indah
6
Bab 6 : Kabar gembira
7
Bab 7 : Ternyata aku bukan anak kandung
8
Bab 8 : Sekolah baru
9
Bab 9 : Bisa tertawa lepas
10
Bab 10 : Pria asing
11
Bab 11 : Namanya Fatih
12
Bab 12: Menikmati senja di taman
13
Bab 13 : Menyejukkan hatiku
14
Bab 14 : Tentang alex
15
Bab 15: Aksana grass
16
Bab 16 : Bertemu Angga
17
Bab 17 : Gamon
18
Bab 18 : Pantai
19
Bab 19 : Perlombaan Menyanyi
20
Bab 20 : Si ketua basket
21
Bab 21 : Angkasa bertemu Azalea
22
Bab 22 : Larangan ustadz sam
23
Bab 23 : Titipan untuk Azalea
24
Bab 24 : Mengenai dekat tentang jaya
25
Bab 25: Mengenal dekat tentang jaya part 2
26
Bab 26 : Alva masuk pesantren
27
Bab 27 : Bertemu walau hanya sebentar
28
Bab 28 : Pilihan ustadz sam, Alaina?
29
Bab 29 : Hati yang kesepian
30
Bab 30 : Petir
31
Bab 31 : Hari yang sial
32
Bab 32 : Tentang Perasaan
33
Bab 33 : Balas dendam
34
Bab 34 : Mereka mengejek ku
35
Bab 35 : Alda marah padaku
36
Bab 36 : Aku menggigil
37
Bab 37 : Dia menjauhi ku?
38
Bab 38 : Fatih menunggu Azalea
39
Bab 39 : Aku bukan anak haram!!
40
Bab 40 : Dia datang di saat aku sedang hancur
41
Bab 41 : Mika memaafkan ku
42
Bab 42 : Menahan air mata
43
Bab 43 : Loncat loncat bahagia
44
Bab 44 : Fatih pamit kepada ayah jaya
45
Bab 45: Fatih pamit
46
Bab 46 : Alda meminta maaf
47
Bab 47 : Sahabat baru
48
Bab 48: Alifia bertemu Azalea
49
Bab 49 : Ibu Fatimah
50
Bab 50 : Sunrise di hari minggu
51
Bab 51 : Alex?
52
Bab 52 : Alex ke kampung Intan
53
Bab 53 : Malam yang mendung
54
Bab 54 : Terungkap
55
Bab 55 : Ayah
56
Bab 56 : Masih dengan nama yang sama
57
Bab 57 : Fatih kembali
58
Bab 58 : Kedatangan Alaina
59
Bab 59 : Penantian yang panjang
60
THE E N D
61
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!